xxi
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI 2010 Sistem Kesehatan Nasional.
http:www.depkes.go.idindeks
. Diakses pada tanggal 26 agustus 2015
Depkes, RI. 2012. Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
http:www.depkes.go.idindeks
. Diakses Pada Tanggal 17 Oktober
2011
Fizran. 2013. Tinjauan Perilaku Perawat Dalam Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMS Di Rumah Sakit Dr.
Achmad Muchtar Bukit Tinggi Tahun 1998. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan Di Puskesmas Rumah Sakit.
Rineka Cipta. Jakarta.
Kementerian Kesehatan. 2009. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Kemenkes. 2012. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
____________________. 2011. Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Bakti
Husada. Jakarta.
No 004 Tahun 2012. Tentang Peluang Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan perilaku. PT Rineka Cipta: Jakarta. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. PT Rineka Cipta:
Jakarta.
2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Andi offset.
Yogyakarta,
2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
Profil Rumah Sakit Umum Mitra Sejati, 2015
Universitas Sumatera Utara
xxii
Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan. UGM Press. Yogyakarta. Suryana, Sri. 2010. Pelaksanaan Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Di
RSUD Liwa Kabupaten Lampung Barat. Tesis Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. World Health Organization, 1998. Health Promotion Glossary. Geneva,
http:www.who.inthprnphdocs Diakses 8 Agustus 2015.
WHO. 2004. Standars for health promotion in hospitals : Development of
Indicators for Self Assesment Tool Report on 4rd WHO Workshop.
Ria,S.,2010. Analisis pelaksanaan program promosi kesehatan Rumah Sakit PKRS di RSUD Dr. pringadi kota medan tahun 2014. Skrip
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
www.scribd.comdoc122514804Promosi-Kesehatan-Rumah-Sakit. Hakim.
Tanggal akses 7 Agustus 2015.
http:jurnal.ugm.ac.idjmpkarticleview25032239
. Analisis kebutuhan Sumber Daya Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah solok, Sumatera
Barat. Alhamda. Tanggal akses 21 agustus 2015
Universitas Sumatera Utara
29
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Kebijakan Promosi Kesehatan Rumah Sakit PKRS di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015. Data yang dikumpulkan adalah data Primer. Data Primer diperoleh dari wawancara mendalam dari beberapa informan yang terkait
dengan pelaksanaan PKRS serta observasi langsung terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan yang ada dirumah sakit tersebut.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan. Peneliti tertarik melakukan penelitian di rumah sakit ini karena merupakan rumah
sakit besar yang terdapat di kota Medan dan juga merupakan salah satu rumah sakit dengan jumlah rujukan terbesar.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015.
3.3 Informan Penelitian
Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian dan asas kecukupan. Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian adalah informan yang memiliki
pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang dapat menggambarkan seluruh fenomena yang
Universitas Sumatera Utara
30
teerkait dengan topik penelitian. Para informan penelitian ini adalah : Kasubag Hukum dan Humas, Kepala Urusan Informasi, Kepala ruangan Kepala Perawat, dan
Petugas Rawat Inap.
3.4 Defenisi Istilah
10. Memiliki kebijakan tertulis tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
11. Membentuk unit kerja Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
12. Memiliki tenaga pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
13. Memiliki alokasi anggaran unutk pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
14. Memiliki perencanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit secara berkala.
15. Memiliki saranaperalatan untuk pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
16. Mensosialisasikan Promosi Kesehatan Rumah Sakit di seluruh jajaran Rumah
Sakit. 17.
Meningkatkan kapasitas tenaga pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit. 18.
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sugiyono, 2010. Peneliti mengukan instrumen wawancara
mendalam indepth interview berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan dibicarakan, dan pengamatan secara langsung observasi. Untuk
memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis juga alat bantu rekaman.
Universitas Sumatera Utara
31
3.6 Analisis dan Validasi Data
Analisis data dilakukan secara manual dengan menulis hasil wawancara kemudian meringkas hasil tersebut dalam bentuk matriks. Kemudian matriks tersebut
disusun dalam bahasa yang baku disesuaikan dengan pernyataan informan. Untuk menjaga kualitas data dan keakuratan data dilakukan triangulasi.
Triangulasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan dengan cara cross check data dengan fakta dari
sumber lainnya. 2.
Triangulasi Metode Selain melakukan wawancara mendalam, juga dilakukan Observasi singkat.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB 1V HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Lokasi dan Sejarah RSUD Dr. Pirngadi Medan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan terletak di jalan Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan. Rumah sakit ini didirikan oleh Pemerintah
Kolonial Belanda dengan nama GEMENTE ZIEKEN HUIS. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan
diresmikan pada tahun 1930. Sebagai pimpinan pertama adalah Dr. W. Bays, pada tahun 1939 pimpinan rumah sakit ini diserahkan kepada Dr. A. A. Messing.
Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu BYUSONO INCE
dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Sejak berdirinya RSUD Dr. Pirngadi Medan sampai
sekarang telah mengalami pergantian pimpinan sebanyak 15 kali.
4.1.2 Visi dan Misi RSUD Dr. Pirngadi Medan
Visi RSUD Dr. Pirngadi Medan “Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan pusat rujukan dan unggulan di Sumatera Bagian
Utara 2015”. Visi tersebut berusaha diwujudkan melalui misi rumah sakit sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, professional dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran
serta kesehatan lain. 3.
Mengembangkan manajemen rumah sakit yang professional
4.1.3 Struktur Organisasi 4.1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsinya
Berdasarkan peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Kota Medan dan Peraturan Daerah Medan No. 47 Tahun 2010 tanggal 24 November 2010 tentang rincian Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Kota Medan adalah melaksanakan Upaya Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta mencegah dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Universitas Sumatera Utara
34
4.1.3.2 Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi Medan
Berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang struktur organisasi RSUD Dr. Pirngadi Medan terdiri dari :
Berdasarkan bagan diatas dapat dilihat bahwa Promosi Kesehatan Rumah Sakit PKRS tidak termasuk ke dalam Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr.
Pirngadi Medan. Pihak rumah sakit tidak memiliki instalasi khusus untu PRKS sehingga tidak terdapat di dalam struktur organisasi rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
35
4.1.3.3 Susunan Kepegawaian RSUD Dr. Pirngadi Medan Tabel 4.1 Susunan Kepegawaian RSUD Dr. Pirngadi Medan
No
Jenis Ketenagaan PNS Honor
Magang jlh
1 Dokter spesialis
99 9
- 108
2 Dokter umum
46 10
- 56
3 Dokter gigi
23 -
- 23
4 Apoteker
14 1
- 15
5 Paramedis keperawatan
551 219
- 770
6 Paramedis non kepercayaan 152
31 -
183 7
Administrasi 306
321 -
627 Jumlah
1191 591
- 1782
4.2 Karakteristik Informan
Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian dan kecukupan yaitu informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian dan
juga informan yang dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian. Secara garis besar, penelitian ini dapat terwujud oleh
karena kesediaan informan dalam member keterangan melalui wawancara mendalam, adapun informan dalam penelitian ini sebanyak empat orang, yaitu
kepala sub bagian hukum dan humas, Kepala urusan informasi, Kepala perawat ruangan, dan Petugas rawat inap. Adapun karateristik informan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Identitas Informan Penelitian
No Status di rumah sakit
Umur Pendidikan
Informan Tahun
terakhir
1. Kasubag Hukum dan Humas
50 S2
2. Kepala Urusan Informasi
45 S1
3. Kepala Perawat ruangan
46 S1
4. Petugas Rawat Inap
29 DIII
Universitas Sumatera Utara
36
4.3 Perencanaan planing
4.3.1 Pernyataan Informan tentang ketersediaan Struktur Organisasi Tabel 4.3
Matriks pernyataan informan tentang ketersediaan Struktur Organisasi Promosi Kesehatan
Informan Pernyataan 1
Promosi kesehatan termasuk bagian dari rencana kerja rumah sakit. Untuk PKRS sendiri masih baru dibentuk dan struktur
organisasinya belum dibuat surat keputusannya oleh Direktur. Meskipun demikian, promkes itu sendiri tetap dijalankan karena
sudah terdapat dalam Tugas pokok dan fungsi yang telah disusun sebelum-sebelumnya. Yang terlibat di dalamnya orang-orang
pentinglah seperti, Direktur, staf-staf RS, management RS. Latar belakangnya berbeda-beda ada Skm, Hukum, Keperawatan, Bidan,
Mars.
2 Kalau struktur organisasi khusus promosi kesehatan, saya kurang
tahu. Yang saya tahu, saat ini masih menggunakan struktur organisasi yang secara keseluruhan itu. Selama ini kami melakukan
kegiatan promkes sesuai dengan tupoksi yang secara umum yang telah disusun dan di dalamnya juga sudah terdapat bahasan yang
mengaharuskan melakukan pelayanan kesehatan berupa promkes. Kalau soal SDM nya saya kurang tau pasti siapa-siapa saja, yang
lebih tau itu bagian SDM.
3 Struktur orgnisasi khusus promosi kesehatan saya kurang tahu ya.
Itu kan pastinya urusan Instalasi PKRS. Tapi saat ini kami melakukan promkes ini juga kok. Rencana kerjanya kan sudah ada
yaitu uraian kerja yang di dalamnya terdapat upaya pelayanan promosi kesehatan. Saya kurang tau soal SDM yang terlibat di
dalamnya.
4 Ya pastinya ada struktur organisasi rumah sakit itu,kalo tidak ada
bagaimana promkes itu bisa berjalan, kalo soal siapa-siapa SDM ya orang-orang pentinglah sperti direktur, managemen,perawat, bidan,
Skm.
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat, dari 4 informan, terdapat 2 informan yang menyatakan ketidak tahuan mereka tentang ketersediaan struktur
organisasi khusus promosi kesehatan. Mereka melakukan kegiatan promosi kesehatan berdasarkan uraian kerja yaitu tupoksi yang telah ada sebelumnya yang
Universitas Sumatera Utara
37
di dalamnya sudah terdapat kewajiban untuk melakukan pelayanan kesehatan di bidang promosi kesehatan.
4.3.2 Pernyataan Informan tentang Ketersediaan SDM dalam PKRS Tabel 4.4
Matriks Pernyataan Informan tentang Ketersediaan SDM dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Informan Penyataan 1
Untuk SDMnya itu tergantung bidang masing- masing ya, oleh karena itu sebelum pelaksanaan kita lihat dulu keadaannya untuk
mengetahui siapa yang cocok SDM nya. Kadang saya yang menentukan SDM nya, Kadang juga wakil direktur bidang SDM.
Mereka bekerja sesuai dengan uraian tugas yang telah ada.
2 Di rumah sakit ini kan ada juga Wakil direktur bidang SDM, jadi
kadang beliau yang menentukan SDM pelaksananya. Kadang juga dilakukan oleh Kasubag Humas juga. Tapi kebanyakan masing-
masing tergantung instalasi. Misalnya di bidang pelayanan medis, mereka sendiri yang menentukan yang jadi SDM nya.
3 Untuk SDMnya sendiri langsung atasan yang menentukan ya, tapi
yang saya lihat semua berperan aktif kok tidak ada yang tidak ambil bagian. Semuanya bekerja sesuai dengan peran masing- masing
sebagai petugas kesehatan.
4 Di rumah sakit ini kan ada juga Wakil direktur bidang SDM, jadi
kadang beliau yang menentukan SDM pelaksananya. Kadang juga dilakukan oleh Kasubag Humas juga. Tapi kebanyakan masing-
masing tergantung instalasi. Misalnya di bidang pelayanan medis,
mereka sendiri yang menentukan yang jadi SDM nya.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam ketersediaan SDM dalam upaya pelaksanaan promosi kesehatan sudah terdapat SDMnya dan penentuannya
Universitas Sumatera Utara
38
dilakukan oleh Wakil Direktur bagian SDM, kadang juga dilakukan oleh Kasubag Humas, dan di Instalasi ditentukan oleh kepala instalasi tersebut.
4.3.3 Pernyataan Informan tentang ketersediaan unit kerja PKRS Tabel 4.5
Matriks Pernyataan Informan tentang ketersediaan Unit Kerja Promosi Kesehatan
Informan Pernyataan 1
Ya, biasanya tugas pokok dan fungsinya tergantuk bagian masing-masing dari para petugas yang di tunjuk untuk
melaksanakan promosidiklat itu.
2
ada, kalo soal tugas pokok dan fungsinya kami tidak terlalu tau yang lebih tau bagian SDM rumah sakit, karena kami lebih tau
tentang pelayanan terhadap masyarakat.
3
iya sudah ada sesuai dengan standart playanan, tugas pokok dan fungsinya biasanya sesuai dengan standart mentri kesehatan.
4
Pastilah, agar pelayanan promkes itu dapat dilaksanakan sesuai kebijakan-kebijakan yang ada. Tugas pokok dan fungsinya
tergantung bagian dan tugas masing-masing yang di berikan di rekturlah.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dirumah sakit tersebut sudah membentuk unit kerja promosi kesehatan rumah sakit PKRS tetapi tugas pokok
dan fungsinya tidak dapat diketahui secara spesifik, karena biasanya sesuai kegiatan yang dilaksanakan maka kita dapat tau tupoksinya.
4.3.3 Pernyataan informan tentang ketersediaan saranaperalatan dalam PKRS
Tabel 4.6 Matriks
pernyataan informan tentang Ketersediaan SaranaPralatan dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Informan Pernyataan 1
Sudah, saat ini sarana dan prasarana unutuk promkes kesehatan sudah bisa dikatakan lenngkap. Dapat dilihat bahwa saat ini rumah
sakit sudah mempunyai televisi, computer, LCD dan lain
Universitas Sumatera Utara
39
sebagainya. Kondisinya saat ini masih bisa di bilang baik, masi bisa di gunakan.
2 Untuk fasilitas, sejauh ini sudah lengkap ya di masing-masing
ruangan. Selain di masing-masing ruangan, taman juga kita manfaatkan dengan pembuatan banner yang berisi pesan-pesan
singkat di dalamnya. Selain itu juga, rumah sakit sudah mempunyai ruangan khusus untuk kegiatan promkes yaitu ruang 1 dan ruang 2.
Kondisi peralatan sejauh ini masi cukup bagusbaik.
3 Untuk ketersediaan fasilitas saya rasa sudah bisa dikatakan
lengkap. Misalnya televisi sudah disediakan di ruang tunggu, selain itu juga microfone, laptop, LCD juga sudah disediakan pihak rumah
sakit, dan juga dapat dilihat poster-poster, spanduk, banner kan sudah banyak terdapat di setiap ruang di rumah sakit ini. Kondisi
peralatan dan prasarananya masik baik.
4 Ya sudah ada, peralatannya sperti laptop, LCD, dan juga sperti
poster-poster dan spanduk yang sudah terlihat di setiap ruangan juga sudah disediakan oleh pihak rumah sakit. Kondisinya saat ini
masi cukup baik.
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa setiap informan menyatakan bahwa saat ini rumah sakit telah mempunyai fasilitas dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan Promosi Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
40
4.4 Pelaksanaan DO
4.4.1 Pernyataan Informan tentang kesesuaian uraian kerja dengan pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Tabel 4.7 Matriks pernyataan informan tentang kesesuaian uraian kerja
dengan pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Informan Pernyataan 1
Dulunya rumah sakit telah mempunyai instalasi khusus untuk promosi kesehatan yaitu PKMRS pada tahun 2003. Namun saat ini
instalasi tersebut sudah tidak aktif lagi. Meskipun demikian promosi kesehatan tetap dilaksanakan dan diserahkan kemasing-masing
instalasi dan itu juga ada uraian tugas dari masing-masing tiap instalasi. Untuk kegiatan konseling dilakukan oleh mahasiswa yang
sedang praktek dirumah sakit ini. Mereka akan berkeliling dengan menggunakan mikrofon. Rumah sakit juga kadang melakukan
kegiataan penyuluhan ke sekolah-sekolah sekitar rumah sakit, ke perusahaan-perusahaan juga.
2 Seperti kita tahu kalau promosi kesehatan itu sangat penting tidak
hanya untuk pasien namun juga untuk masyarakat dan staf. Oleh karena itu promosi kesehatan termasuk dalam uraian kerja yang
wajib dilaksanakan. Pihak rumah sakit juga mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah yang berada dekat dengan rumah
sakit. Tapi sebelumnya kami menentukan terlebih dahulu promosi yang seperti apa dan waktunya pelaksanaannya kapan dan dimana.
3 Promosi kesehatan sudah dilakukan ya sesuai uraian kerja yang
telah ada, seperti halnya pemberian informasi tentang keadaan pasien kan sudah termasuk dalam promosi kesehatan. Sudah banyak
juga kan poster-poster dan lain sebagainya yang terdapat di rumah sakit yang berisi pesan-pesan singkat kesehatan.
4 Ada, seperti kita tahu kalau promosi kesehatan itu sangat penting
tidak hanya untuk pasien namun juga untuk masyarakat dan staf. Oleh karena itu promosi kesehatan termasuk dalam uraian kerja
yang wajib dilaksanakan. Pihak rumah sakit juga mengadakan
Universitas Sumatera Utara
41
penyuluhan ke sekolah-sekolah yang berada dekat dengan rumah sakit. Tapi sebelumnya kami menentukan terlebih dahulu promosi
yang seperti apa dan waktunya pelaksanaannya kapan dan dimana.
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa informan menyatakan bahwa promosi kesehatan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan uraian kerja
yang telah ada. Meskipun belum terdapat uraian kerja khususnya promosi kesehatan namun dalam uraian kerja umum di dalamnya sudah terdapat ketetapan
bahwa upaya promosi kesehatan harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab rumah sakit dalam melakukan tugasnya sebagai penyedia pelayanan.
4.4.2 Pernyataan informan tentang Kinerja SDM dalam Pelaksanaan PKRS
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang Kinerja SDM dalam
Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Informan Pernyataan 1
Sebelum melakukan promosi kesehatan kita melihat situasi terlebih dahulu supaya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dilihat waktu
pelaksanaannya. Setiap SDM nya akan berkoordinasi dengan masing-masing instalasi yang sesuai dengan kebutuhan promosi
kesehatan saat itu juga. Kalau soal kendala yang mereka hadapi mungkin sifat pasien yang kurang peduli dengan promkes ini ya.
2
SDM yang sudah ditunjuk akan berkoordinasi dengan instalasi yang sesuai dengan bahasan promosi kesehatan yang akan dilaksanakan.
Kendalanya mungkin sasaran promkes yang kurang memperhatikan setiap upaya promosi kesehatan yang dilakukan pihak rumah sakit.
3 Biasanya kami disesuaikan terlebih dahulu dengan kebutuhan
rumah sakit, seperti apa dan waktunya kapan. Kami lihat dulu keadaan sasarannya seperti apa kebutuhan mereka. Dari situlah
kami sesuaikan topik promkesnya dan juga media- media apa yang
Universitas Sumatera Utara
42
akan digunakan. Yang biasa kami lakukan masih hanya sebatas penyuluhan dan juga pemberitahuan informasi tentang status
kesehatan pasien. Dari informasi itu mereka akan mengetahui bagaimana mereka akan menjaga kesehatannya. Yang mengadakan
konseling dilakukan oleh mahasiswa yang sedang praktek di rumah sakit ini. Kalau soal kendala atau hambatan yang dialami pasti ada
ya, misalnya pasien kadang susah untuk diajak berinteraksi, mungkin dalam pikiran mereka, mereka datang ke rumah sakit
hanya sekedar berobat saja dan yang penting sembuh.
4 Sebelum melakukan promosi kesehatan kita melihat situasi terlebih
dahulu supaya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dilihat waktu pelaksanaannya. SDM yang sudah ditunjuk akan berkoordinasi
dengan instalasi yang sesuai dengan bahasan promosi kesehatan yang akan dilaksanakan. Kendalanya mungkin sasaran promkes
yang kurang memperhatikan setiap upaya promosi kesehatan yang
dilakukan pihak rumah sakit.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan sebelumnya di sesuaikan terlebih dahulu dengan kebutuhan
rumah sakit. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah penentuan topik sehingga mempermudah dalam penyampaian informasi. Setiap SDM juga akan
melakukan koordinasi dengan masing-masing SDM instalasi yang akan melakukan promosi kesehatan. Dari pernyataan diatas juga diperoleh bahwa
dalam melaksanakan promosi kesehatan terdapat kendala yaitu kurangnya minatperhatian dari masing-masing sasaran promkes dalam setiap upaya promkes
yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
43
4.5 Penilaian Check
4.5.1 Pernyataan Informan tentang ketersediaan kebijakan tertulis tentang PKRS
Tabel 4.9 Matriks pernyataan informan ketersediaan kebijakan tertulis
tentang Promosi Kesehatan Ruma Sakit
Informan Pernyataan 1.
Menurut informan saat ini rumah sakit sudah memiliki kebijakan
tertulis tentang Promosi kesehatan rumah sakit, tergantung jenis promosinya tentang apa dan siapa yang mengadakannya, masa
berlakukanya kebijakannya sudah lama kira-kira 10 tahun yang lalu.
2.
Menurut informan kebijakan itu sudah ada, biasanya kebijakanya itu cenderung seperti pelayanan terhadap masyarakatnya, dan mulai
berlakunya sudah sekitar 5 tahun yang lalu sampai skarang ini masi
berjalan kebijakan tersebut. 3.
Menurut informan kebijakan itu sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu namun pelaksanaanya masi kurang, biasanya kebijakan seperti
pelayanan para petugas kepada masyarakat bagaimana sebaikany supaya masyarakat merasa puas dengan pelayanan kami. Mulai
berlakunya kira-kira 5 tahun yang lalu. 4.
Ada, kebijakan tentang promosi kesehatan itulah, bagaimana cara
pengerjaannya dilapangan, apa’’ aja yang ingin di kerjakan di lapangan nanti. Sejak di mulainya program promosi kesehatan rumah
sakit itu PKRS.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebijakan tertulis tentang promosi kesehatan rumah sakit itu ada, dan mulai berlakunya sekitar 5-10 tahun yang lalu,
kebijakan yang di keluarkan sesuai dengan kegiatan yang ingin dilaksanakan. Namun soal keberadaan dokumen tentang kebijakan itu tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
44
4.5.2 Pernyataan Informan tentang Penilaian terhadap Dana dalam Pelaksanaan PKRS
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang Penilaian terhadap
Dana dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Informan Pernyataan
1 Untuk dana yang ada untuk saat ini sudah cukup ya, kalaupun
dananya kurang mencukupi kami mengadakan proposal kembali. Dan proposal itu juga selalu dijawab. Sebagai pertanggung jawaban
penggunaan dana secara keseluruhan ka nada dalam bentuk laporan. 2
Kalau soal dana sudah cukup ya, karena setiap bahan yang akan dicetak bisa selesai, itu artinya kan dananya sudah mencukupi.
3 Kalau dana, saya pikir sudah mencukupi ya, kalau tidak ada dana
kan, pasti setiap kegiatan ini tidak terlaksana. 4
Biasanya dananya slalu mencukupi, Karen sebelum kegiatan di laksanakan para petugas sudah mencari dana dengan mengajukan
proposal ke direktur, perusahaan-perusaan,dan lainnya. Sejauh ini kami selalu tercukupi dananya.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ketersediaan dana untuk pelaksanaan promosi kesehatan sudah mencukupi. Proposal yang diajukan selalu
dijawab oleh pihak direksi dengan mengeluarkan dan tersebut. Penggunaan dana tersebut juga akan dibuat laporan pertanggung jawabannya sehingga jelas
bagaimana penganggaran dana tersebut.
Universitas Sumatera Utara
45
4.6 Perbaikan Act
4.6.1 Pernyataan Informan tentang meningkatkan kapasitas tenaga pengelola PKRS
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan informan tentang meningkatkan kapasitas
tenaga pengelola Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Informan Pernyataan 1
Dalam hal SDM, saya rasa perlu adanya tenaga khusus, supaya lebih kena dengan tujuan promosi kesehatan itu sendiri dan juga
dengan adanya tenaga khusus diharapkan dapat membantu tenaga paramedis saat ini yang merangkap juga dalam pelaksanaan
promkes.
2 Untuk tenaga pelaksana, saya pikir kami masih kekurangan tenaga.
Karena kebanyakan masih langsung ditangani oleh dokter ataupun perawat di masing-masing instalasi. Memang seharusnya setiap
SDM di rumah sakit ini diwajibkan untuk melakukan promkes, tapi kan waktu juga terbatas karena banyaknya pasien yang harus
dilayani. Saya berharap adanya tenaga khusus untuk pelaksanaan promosi kesehatan ini sehingga lebih terarah pelaksanaan
promkesnya.
3 Saya pikir untuk SDM, saya berharap adanya tenaga pelaksana
khusus promosi kesehatan. Kalaupun tidak ada tenaga khusus, ya pelatihan khusus pun jadi.
4 Saya rasa perlu adanya tenaga khusus, supaya lebih kena dengan
tujuan promosi kesehatan itu sendiri dan juga dengan adanya tenaga khusus diharapkan dapat membantu tenaga paramedis saat ini yang
merangkap juga dalam pelaksanaan promkes.
Berdasarkan tabel diatas, semua informan mengharapkan adanya tenaga khusus dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Hal ini diharapkan supaya kegiatan
promosi kesehatan lebih terorganisir dan juga dapat membantu tenaga paramedis
Universitas Sumatera Utara
46
supaya tidak merangkap sebagai pelaksana promkes sehingga tujan promkes itu sendiri bisa tepat sasaran dan tujuannya.
4.6.2 Pernyataan informan tentang Perbaikan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKRS
Tabel 4.12 Matriks perntayaan informan tentang perbaikan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Informasi Pernyataan 1
Saya pikir untuk saat ini setiap pelaksanaan promosi kesehatan sudah sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun. Untuk
melihat bagaimana pelaksanaannya, sudah terdapat kotak saran di masing-masing instalasi. Pasien juga diarahkan untuk melakukan
penilaian terhadap pelayanan yang mereka terima. Biasanya dilakukan tiga atau empat kali dalam 1 tahun.
2
Sampai saat ini tahap perbaikan sudah terlaksana. Untuk kesesuaian antara kinerja dengan uraian kerja yang kami lakukan dengan
membuat kotak saran di masing-masing instalasi. Ada juga dalam bentuk contack person yang langsung terhubung ke operator dan
ada juga dalam bentuk fax mail. Nantinya setiap saran yang sudah terkumpul akan dievaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Biasanya
tiga sampai 4 kali dalam satu tahun.
3 Kita lihat dari saran-saran yang masuk, kita lihat penilaian setiap
penilai untuk lebih mengetahui apa-apa saja yang perlu diperbaiki. Pelaksanaannya biasanya tidak menentu, Karena tergantung ada apa
tidak sponsor yang datang.
4 Sampai saat ini tahap perbaikan sudah terlaksana. Untuk kesesuaian
antara kinerja dengan uraian kerja yang kami lakukan dengan membuat kotak saran di masing-masing instalasi. Nantinya setiap
saran yang sudah terkumpul akan dievaluasi untuk perbaikan
selanjutnya. Biasanya tiga sampai 4 kali dalam satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
47
Berdasarkan tabel pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan promosi kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik. Upaya
perbaikan dilakukan dengan membuat kotak saran di masing-masing instalasi. Ada juga dalam bentuk contack person yang langsung terhubung ke operator dan
ada juga dalam bentuk fax mail. Setiap saran yang sudah terkumpul akan dievaluasi untuk perbaikan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian bab tersebut. Penelitan ini akan
menggambarkan pelaksanaan kebijakan PKRS di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan beracuan pada Permenkes No. 4 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Promosi Kesehatan. Dengan menggunakan kerangka pikir PDCA Plan- Do- Check- Act atau Perencanaan- Pelaksanaan- Evaluasi- Perbaikan, Penelitian ini
menganalisis sejauh mana pelaksanaan program promosi kesehatan telah dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Saat ini untuk penanggung jawab promosi kesehatan rumah sakit Dr. Pirngadi Medan adalah Sub bagian HukumHumas. Sub bagian ini akan
berkoordinasi dengan instalasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Dulunya rumah sakit Dr. Pirngadi telah mempunyai instalasi khusus dalam pelaksanann
PKRS yaitu Instalasi PKMRS Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit, namun saat ini instalasi tersebut tidak aktif lagi sehingga kegiatan tersebut
diberikan kepada Sub bagian Hukum Humas.
5.1 Perencanaan Plan PKRS RSUD Dr. Pirngadi Medan
5.1.1 Ketersediaan Struktur Organisasi PKRS
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
Universitas Sumatera Utara
49
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan
antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saat ini RSUD Dr. Pirngadi masih baru membentuk instalasi PKMRS Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah
Sakit dan struktur organisasinya belum dibuat surat keputusannya oleh Direktur rumah sakit. Saat ini RSUD Dr. Pirngadi masih menggunakan struktur organisasi
fungsional. Ketidak tersediaan struktur organisasi khhusus promkes, saat ini pelaksanaan promkes belum terlaksana secara maksimal karena tidak adanya
koordinasi khusus PKRS. Untuk kinerja saat ini, masih menggunakan tupoksi masing-masing instalasi yang di dalamnya mengharuskan untuk melakukan
promkes di rumah sakit. Pelaksanaan PKM- RS di jawa timur dr. Soehardjo MPH, dengan
diterbitkannya SK Direktur rumah sakit tentang struktur organisasi dari PKMRS, maka landasan kerja dari PKMRS sudah mantap dan di harapkan fungsi dari
penyuluhan di masing- masing unit ruangan berjalan dengan lancar sesuai dengan tugas- tugas yang telah dicantumkan dalam SK tersebut.
Universitas Sumatera Utara
50
5.1.2 Ketersediaan SDM PKRS
Perencanaan SDM adalah suatu proses sistematis yang digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan SDM di masa datang. Melalui program
perencanaan SDM yang sistematis dapat diperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap periode tertentu sehingga dapat membantu
bagian SDM dalam perencanaan rekrutmen, seleksi, serta pendidikan dan pelatihan Rachmawati, 2008.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa, meskipun struktur organisasi belum terdapat SK oleh Direktur, namun promkes itu sendiri tetap dilaksanakan. Terkait
ketersediaan SDM, dalam pelaksanan promkes belum terdapat SDM khusus, pelaksanaanya masih menggunakan SDM masing- masing instalasi. Dalam
menentukan SDM dilakukan oleh kepala instalasi, kadang juga dilakukan oleh Wakil Direktur bagian SDM dan juga oleh kasubag Humas.
5.1.3 Ketersediaan Fasilitas
Dalam pelaksanaan upaya promosi kesehatan rumah sakit tentunya tidak akan bisa terlaksana dengan baik jika tidak disertai sarana dan prasaran yang bisa
mendukung keberhasilan dari upaya tersebut. Willan 1998 menyatakan bahwa dibutuhkan peralatan yang digunakan untuk tujuan efesiensi melalui pengurangan
kesulitan kerja dan waktu. Sarana dan Prasarana tersebut yang disediakan sebaiknya nyaman untuk digunakan serta memiliki jangka waktu penggunaan,
mudah dibersihkan dan dipertahankan.
Universitas Sumatera Utara
51
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa saat ini pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan telah mempunyai fasilitas yang memadai untuk
pelaksanaan PKRS. Fasilitas tersebut berupa media cetak maupun media elektronik yang masing-masing penempatannya dapat dijangkau oleh seluruh
warga rumah sakit. RSUD Dr. Pirngadi Medan juga telah mempunyai ruangan khusus dalam pelaksanaan PKRS. Di ruang khusus ini nantinya pelaksanan
prommkes secara berkelompok dilakukan. Namun dari segi kuantitas, jumlah fasilitas tersebut kurang memadai, hal ini terlihat dari seperti terdapatnya televisi
di ruang tunggu di beberapa poliklinik, pemanfaatan seluruh bagian taman rumah sakit belum sepenuhnya.
5.2 Pelaksanaan Do PKRS RSUD Dr. Pirngadi Medan
5.2.1 Kesesuaian Uraian Kerja dengan Pelaksanann PKRS
Uraian pekerjaan job description adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan tanggung jawab dan kualifikasi untuk pekerjaan tertentu,
berdasarkan analisis pekerjaan. Uraian pekerjaan biasanya meliputi tugas-tugas, gambaran posisi dan kepada siapa karyawan melapor.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saat ini uraian kerja yang dipergunakan adalah uraian kerja yang secara umum dan di dalamnya terdapat
keharusan untuk melakukan kegiatan promkes oleh masing- masing petugas. Meskipun saat ini struktur organisasi belum dibuat SKnya oleh Direktur, namun
pihak rumah sakit telah menyadari kewajibannya untuk melakukan kegiatan PKRS.
Universitas Sumatera Utara
52
5.2.2 Kinerja SDM PKRS
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan sebelumnya disesuaikan terlebih dahulu
dengan kebutuhan rumah sakit. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah penentuan topik sehingga mempermudah dalam penyampaian informasi. Dalam
melaksanakan promosi kesehatan terdapat kendala yaitu kurangnya minat perhatian dari masing- masing sasaran promkes dalam setiap upaya promkes yang
dilakukan oleh pihak rumah sakit. Konsultasi seyogianya dilakukan secara individual. Namun demikian tidak
tertutup kemungkinan dilakukannya konsultasi secara berkelompok 5-6 pasien sekaligus, jika keadaan mengijinkan. Jika demikian, maka ruang konsultasi ini
sebaiknya cukup luas untuk menampung 6-7 orang. Konsultasi yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi masih secara individual. Hal ini diperoleh dari pernyataan
keluarga pasien poliklinik jantung, pada saat menjalani pengobatan, petugas menanyakan kondisi pasien dan pada saat itu juga petugas memberikan konseling
kepada pasien tersebut, jika pasien kurang paham dengan informasi yang dia terima, petugas bersedia untuk mengulang kembali informasi tersebut.
Dalam upaya konseling, rumah sakit Pirngadi memperdayakan mahasiswa yang sedang magang di rumah sakit tersebut. Konseling itu dilakukan sebulan
sekali dengan cara mereka berkeliling menggunakan microfone. PKRS dalam pelayanan penunjang medic bagi pasien, seperti di pelayanan obat apotik
dilakukan dengan cara pemebrian informasi secara langsung kepada pasien yang
Universitas Sumatera Utara
53
sedang mengambil obat dengan menjelaskan cara konsumsi obat dan efek sampingnya. Pada saat pasien akan pulang, petugas akan menyarankan untuk tetap
menjaga kesehatannya dan rutin untuk minum obat supaya mempercepat proses penyembuhan penyakitnya.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa kawasan luar rumah sakit sudah di manfaatkan. Hal ini terlihat dari pemanfaatan taman yang ada di sekitar rumah
sakit. Taman rumah sakit sudah tampak ditata rapi dengan menanam tanaman- tanaman hias yang memperindah halaman rumah sakit. Di taman juga sudah
terdapat media seperti banner yang berisi pesan-pesan singkat tentang kesehatan. Pada waktu- waktu tertentu seperti Hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1
Desember, juga dilakukan pembuatan spanduk sebagai wujud partisipasi rumah sakit dalam pencegahan HIV AIDS. Untuk kegiatan PKRS di luar, rumah sakit
juga mengadakan promosi kesehatan seperti ke sekolah- sekolah yang berada dekat dengan rumah sakit. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan
kesadaran anak-anak sekolah tentang pentingnya kesehatan. Dengan adanya kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan
kualitas pelayanan kesehatan.
5.3 Penilaian chek dalam PKRS
5.3.1 Penilaian terhadap Dana Pelaksanann PKRS
Untuk dana yang ada untuk saat ini sudah mencukupi, jika terjadi kekurangan dana akan diadakan proposal. Dan proposal itu juga selalu dijawab.
Universitas Sumatera Utara
54
Penggunaan dana tersebut juga akan dibuat laporan pertanggung jawabannya sehingga jelas bagaimana penganggaran dana tersebut.
5.4 Perbaikan Act dalam PKRS RSUD Dr. Pirngadi Medan
5.4.1 Perbaikan kenerja SDM PKRS
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa saat ini belum terdapat SDM khusus pelaksanaan PKRS. Hal ini terlihat dari pernyataan semua informan
mengharapkan adanya tenaga khusus dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Hal ini diharapkan supaya kegiatan promosi kesehatan lebih terorganisir dan juga
dapat membantu tenaga paramedic supaya tidak merangkap sebagai pelaksana promkes sehingga tujuan promkes itu sendiri bisa tepat sasaran dan tujuannya.
5.4.2 Perbaikan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKRS
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa rumah sakit Pirngadi Medan sudah melakukan promosi kesehatan. Hal ini terlihat dari
pernyataan- pernyataan informan yaitu pelaksanaan promosi kesehatan sudah sesuai dengan uraian tugas yang telah disusun. Sampai saat ini tahap perbaikan
sudah terlaksana, dengan membuat kotak saran di masing- masing instalasi, juga dalam bentuk contack person yang langsung terhubung ke operator dan ada juga
dalam bentuk fax mail. Nantinya setiap saran yang sudah terkumpul akan dievaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Pihak rumah sakit telah melaksanakan
evaluasi rutin, hal ini terlihat dari pengumpulan setiap saran yang masuk yang
Universitas Sumatera Utara
55
dilakukan setiap bulannya sehingga dapat mengetahui setiap hambatan- hambatan yang dijumpai atau dialami selama pelaksanaan promosi kesehatan.
Saat ini, RSUD juga telah mempunyai kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. Namun hal ini ditemui beberepa hambatan permasalahan dalam penerapan KTR.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya perokok yang tidak mematuhi kebijakan tersebut, tidak hanya pengunjung rumah sakit bahkan beberapa petugas tampak
merokok di area rumah sakit. Puntung rokok juga masih di buang sembarangan. Pada dasarnya kawasan parker masih merupakan area rumah sakit dan termasuk
Kawasan Tanpa Rokok, namun banyak yang memanfaatkan area ini untuk tempat merokok. Hal ini juga di pengaruhi dengan mudahnya memperoleh rokok di
sekitar rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
xviii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan PKRS RSUD Dr. Pirngadi masih
belum baik. Hal tersebut dapat terlihat dari : a.
Belum terdapatnya struktur organisasi khusus PKRS. b.
Kegiatan PKRS dalam ruangan seringkali diabaikan karena belum adanya uraian kerja khusus yang mengharuskan setiap petugas untuk
melakukan tindakan PKRS. c.
Tidak terdapat tenaga khusus promosi kesehatan yaitu tenaga Kesehatan yang terlatih dan terampil.
d. Jumlah sarana dan prasarana PKRS RSUD Dr. Pirngadi Medan
telah memenuhi dalam variasi namun dari segi kuantitas jumlahnya masih kurang.
2. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan PKRS RSUD Dr. Pirngadi
masih belum baik. Hal tersebut dapat terlihat dari : a.
Konsultasi yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi masih secara individual.
b. Pemanfaatan Ruang tunggu belum bisa terlaksana karena tidak
banyak terdapat info- info kesehatan yang terdapat di ruang tunggu.
Universitas Sumatera Utara
xix
c. Keseluruhan kegiatan pendokumentasian tidak langsung dilakukan
pada saat selesai pelaksanaan PKRS. 3.
Berdasarkan hasil penelitian, penilaian PKRS RSUD Dr. Pirngadi masih Belum baik. Hal tersebut dapat dilihat dari :
a. Kegiatan penilaian yang dilakukan masih kurang terlaksana karena
Tidak melibatkan keseluruhan warga masyarakat seperti pasien b.
Kinerja petugas dalam pelaksanaan PKRS sudah sesuai dengan Rencana kerja meskipun belum secara maksimal.
c. Banyaknya fasilitas PKRS yang kurang terjaga disebabkan
kurangnya perhatian dalam menjaga dan memelihara fasilitas tersebut.
4. Berdasarkan hasil penelitian, perbaikan PKRS RSUD Dr. Pirngadi masih
belum baik. Hal tersebut dapat terlihat dari: a.
Sampai saat ini, pelaksana PKRS masih para petugas, tidak ada Tenaga khusus promosi kesehatan sehingga menghambat tidak
dilaksanakannya PKRS tersebut. b.
Masih kurangnya pemanfaatan tiap ruang rumah sakit dalam PKRS
Universitas Sumatera Utara
xx
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada Direktur agar mengadakan struktur organisasi
khusus promosi kesehatan sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara maksimal.
2. Diharapkan adanya tenaga khusus promosi kesehatan dan juga
pelatihan khusus bagi SDM yang ada saat ini, hal ini diharapkan supaya PKRS bisa di tangani oleh orang-orang yang mempunyai
keahlian keterampilan dalam bidang promkes yang di imbangi dengan penambahan jumlah sarana dan prasarana terkait PKRS.
3. Terkait PKRS yang bersifat umum seperti Kawasan Tanpa Rokok
KTR dibutuhkan penambahanbrosur atau poster-poster supaya lebih menarik perhatian setiap warga rumah sakit supaya secara perlahan
kebijakan tersebut dapat terealisasi dengan baik. 4.
Diharapkan untuk meningkatkan pemanfaatan ruang tunggu bagi setiap petugas untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan.
5. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk lebih memperhatikan
setiap fasilitas penyampaian pesan yang ada saat ini dan juga lebih memanfaatkan setiap ruang yang di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan responreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon
ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif melakukan tindakan Sarwono, 2004.
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbiacara,
bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung
Notoatmodjo, 2007. Perilaku dan gejala yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi oleh faktor genetik dan hidup terutama perilaku manusia. Faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku
makhluk hidup itu selanjutnya, sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk perkembanagn perilaku tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.2. Bentuk-Bentuk Perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Bloom 1908 dalam Notoatmadjo 2007 seorang ahli psikologi pendidikan
membagi perilaku ke dalam tiga domain atau ranahkawasan yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah efektif affective domain dan ranah psikomotor
psychomotor domain, meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan
tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari :
1. Pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan knowledg.
2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan ynag diberikan
attitude. 3.
Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan practice.
Skinner 1938 dalam Notoatmodjo 2007, seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus rangsangan dari luar. Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku tertutup covert behavior :
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain dari luar secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam
Universitas Sumatera Utara
9
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.
2. Perilaku terbuka overt behavior
Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable behavior.
Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dan di pengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :
1. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang.
Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun nonfisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, maupun politik.
2. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri seseorang.
Faktor internal yang membentuk sesorang merespon stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan,persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.
Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal merupakan faktor yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku manusia karena
dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dimana seseorang itu berada Notoatmodjo, 2007.
Dengan demikian kita juga dapat menyimpulkan bahwa banyak perilaku yang melekat pada diri manusia baik secara sadar maupun tidak sadar. Salah satu perilaku
yang penting dan mendasar bagi manusia adalah perilaku kesehatan.Becker 1979, membuat suatu konsep tentang perilaku dalam 3 kelompok yaitu :
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.3. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo adalah suatau respon seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan. Notoatmodjo 2007.
Becker 1979 dalam Notoatmodjo 2007, membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang terdiri dari :
1. Perilaku Hidup Sehat
Perilaku Hidup Sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan yanng mencakup
antara lain: a.
Makanan dan menu seimbang appropriate diet b.
Olahraga teratur c.
Tidak merokok d.
Tidak minum-minuman keras dan narkoba e.
Istirahat yang cukup f.
Mengendalikan stres g.
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti pasangan seks.
2. Perilaku sakit IIInes behaviour
Universitas Sumatera Utara
11
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang : gejala dan penyebab penyakit,
dan sebagainya. 3.
Perilaku peran sakit the sick role behaviour Orang sakit pasien mempunyai hak dan kewajiban sabagai orang sakit, yang
harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain the sick role yang meliputi:
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b. Mengenal mengetahui fasilitas atau sarana pelayananpenyembuhan penyakit
yang layak. c.
Mengetahui hak misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya dan kewajiban orang sakit memberitahukan
penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokterpetugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pen getahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan contoh
acuan dari pada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas terutama petugas kesehatan dan diperlukan juga undang-undang kesehatan untuk memperkuat perilaku
tersebut Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan.
Menurut Green dalam Notoatmodjo 2005, membedakannya dalam determinan masalah kesehatan yakni behavioral cause faktor perilaku dan non
behavioral causes faktor non perilaku dan bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan kemampuan,
hal ini menyakut motivasi seseorang individu atau kelompok untuk bertindak dalam domain psikologi, ini termasuk dalam domain kognitif dan efektif yaitu
mengetahui, merasakan, mempercayai, menilai dan memiliki kepercayaan diri atau rasa mujarab, dapat dikatakan bahwa faktor predisposisi sebagai motivasi,
hasrat atau pilihan pada individu atau kelompok yang dapat membawa kepada tindakan yang spesifik.
2. Faktor-faktor pemungkin enabling
factor adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan yang dimaksud
oleh faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
3. Faktor-faktor penguat reinforcing factor.
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku
Universitas Sumatera Utara
13
tokoh masyrakat toma sikap dan perilaku para petugas termasuk para petugas termasuk para petugas kesehatan.
Menurut Notoatmodjo 2003 termasuk juga disini adalah undang-undang, peraturan-peraturan, baik pusat maupun daerah, yang terkait dengan kesehatan untuk
berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja melainkan diperlukan perilaku contoh
acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas terutama petugas kesehatan dan diperlukan juga undang-undang kesehatan untuk memperkuat perilaku
tersebut.
2.1.5. Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentukanya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnay makin banyak pula pengetahuan yang mereka milik.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadinya perubahan aspek fisik dan psikologi mental, dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin
matang dan dewasa. 4.
Minat Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin
saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif.
6. Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahun yang baru.
2.1.6. Sikap Attitude
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
Universitas Sumatera Utara
15
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Ciri-ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut : 1.
Pemikiran dan perasaan Thougts and feeling Hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-
pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, dan merupakan modal untuk bertindak dengan pertimbangan untung – rugi, manfaat serta sumberdaya yang
tersedia. 2.
Adanya orang lain yang menjadi acuan Personnal references merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada
pertimbangan-pertimbangan individu. 3.
Sumber daya Resurces yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan
kebutuhan dari pada individu tersebut.
2.1.7. Tindakan Practice
Sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terbentukanya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas.
Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain didalam tindakan atau praktik Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
16
Tingkatan-tingkatan praktiktindakan adalah : 1.
Persepsi perception yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin guided response adalah bila seseorang dapat melakukan
sesuatu sesuai urutan yang benar. 3.
Mekanisme mechanism adalah apabila seseorang melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4. Adaptasi adaptation adalah suatu tindakan atau praktis yang sudah berkembang
dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.2 Promosi Kesehatan Health Promotion
Promosi kesehatan menurut Glosari WHO 2014 merupakan tindakan yang dilakukan bukan hanya untuk mencegah terjadinya penyakit seperti pengurangan
factor resiko, tetapi juga mencegah perkembangan dan mengurangi konsekuensi ketika terkena penyakit. Mengacuh pada surat keterangan Menteri Kesehatan
No.1114MenkesVII2005 tentang pedoman pelaksanaan Promkes di daerah, pengertian promkes itu sendiri dapat di simpulkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan politik yang berwawasan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
17
2.3. Defenisi Rumah Sakit
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelengaraan upaya kesehatan. Penyelengagaraanpelayanan kesehaan dirumah
sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang snagat kompleks.
2.3.1. Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit. 2.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatiahan sumber daya menusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
18
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapsiran teknologi bidang
ksehatan dalam rangka peningkatan palayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2.3.2. Perumahsakitan Di Indonesia
Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna
menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawanan Charitable, untuk merawat pengungsi
atau memberikan pendidikakn bagi orang-orang yang beruntung atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda.
Di Indonesia, evolusi rumah sakit dimulai dengan munculnya rumah sakit- rumah sakit milik misi keagamaan yang pelayanannya bersifat kedermawanan.
Selanjutnya, muncul rumah sakit-rumah sakit milik perusahaan yang dibangun khusus untuk melayani karyawan perusahaan misalnya perkebunan, pertambangan,
dan lain-lain. Setelah itu, muncul rumah sakit-rumah sakit yang berasal dari praktek pribadi dokter, atau kadang-kadang juga praktek pribadi bidan, yang mula-mula
berkembang menjadi klinik. Beberapa dasawarsa terakhir, muncul la rumah sakit- rumah sakit yang dibangun sepenuhnya oleh pemilik modal yang bukan dokter.
Setelah kemerdekaan, perumah skaitan di Indonesia berkembang pesat sehingga muncul berbagai rumah sakit, baik milik swasta maupum milik pemrintah.
Berdasarkan undang-undang No 44 Tahun 2009 tentang kesehatan, jenis rumah skait dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannnya.
Universitas Sumatera Utara
19
Berdasarkan jenis pelayanan ynag diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
1. Rumah sakit umum merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. 2.
Rumah sakit khusus merupakan rumah sakit yang memberikan pelayaan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainya. Berdasarkan pengelolaan rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit publik
dan rumah sakit privat. 1.
Rumah sakit publik merupakan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
2. Rumah sakit privat merupakan rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
dengan tujuan provit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Rumah sakit tidak bolah dipandang sebagai suatu identitas yang terpisah dan
berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Rumah sakit adalah bagian dari system kesehatan dan perannya yang mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui
penyediaaan fasilitas rujukkan dan mekanisme bantuan.
2.4. Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Promosi kesehatan rumah sakit merupakan upaya rumah sakit dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyrakat
agar dapat mandiri dalam rangka mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan dan
Universitas Sumatera Utara
20
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyrakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk dan bersama yang sesuai dengan sosial-budaya serta didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Pengetahuan merupakan modal utama bagi tenaga dirumah sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang salah
satunya yaitu melakukan promosi kesehatan di rumah sakit. Hal ini sejalan dengan tujuan program promosi kesehatan di rumah sakit adalah untuk melakukan proses
reorientasi pelayanan kesehatan yang fokus kepada pelayanan pengobatan menuju pelayanan yang menyeluruh.
2.5. Peluang Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Menurut peraturan Mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknisi Promosi Kesehatan Rumah Sakit, banyak sekali
tersedia peluang untuk melaksakan promosi kesehatan dirumah sakit. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Di dalam gedung
Di dalam gedung rumah sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam
gedung, terdapat peluang-peluang: 1.
PKRS di ruang pendaftaranadministrasi, yaitu diruang di mana pasienklien harus melapormendaftar sebelum mendapatkan pelayanan rumah sakit.
2. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-polikllinik
seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam, poliklinik THT, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
21
3. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang rawat
darurat, rawat intensif, dan rawat inap. 4.
PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yaitu terutama di pelayanan obatapotik, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik.
5. PKRS dalam pelayanan bagi klien orang sehat, yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan chek up, konseling kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja, dan lain-lain.
6. PKRS di ruang pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap
harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan rumah sakit.
b. Di luar gedung
Kawasana luar gedung rumah sakit pun dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS, yaitu:
1. PKRS ditempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan gedung
parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan gedung parkir.
2. PKRS di taman rumah sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan, samping
sekitar maupun di dalam halaman dalam rumah sakit. 3.
PKRS di dinding luar rumah sakit. 4.
PKRS di tempat-tempat umum di lingkungan rumah sakit misalnya tempat ibadah yang tersedia di rumah sakit misalnya masjid atau musholla dan dikantin toko-
tokokios-kios.
Universitas Sumatera Utara
22
5. PKRS di pagar pembatas kawasan rumah sakit.
2.6. Pendukung Dalam Pelaksanaan PKRS
Dalam terwujudnya sebuah promosi kesehatan oleh rumah sakit yang berhasil, menurut buku panduan petunjuk teknis pelaksanaan PKRS dibutuhkan aspek
pendukung yang berupa :
1. Metode dan Media
Pada prinsipnya metode yang digunakan adalah komunikasi. Diperlukan pemilihan metode yang cermat dengan mempertimbangkan kemasan informasinya,
keadaan penerima informasinya termasuk kemampuan baca tulis dan social budayanya dan kondisi ruang serta waktu. Kesemua faktor harus mendapat
pertimbangan yang matang sebelum upaya promosi kesehatan dilaksanakan.
2. Sumber Daya yang memadai
Sumber daya yang paling utama dalam penyelenggaraan PKRS adalah tenaga Sumber Daya Manusia atau SDM, baru kemudian sarana dan prasarana termasuk
media komunikasi dan dana anggaran. Sumber daya manusia utama yang dibutuhkan dalam PKRS ini meliputi
semua petugas rumah sakit yang melayani pasienklien dokter,perawat, bidan dan lain-lain, dan tenaga khusus promosi kesehatan pejabat fungsional penyuluh
kesehatan masyarakat. Sebelum melaksanakan PKRS sebaikanya semua sumber daya manusia yang
ada diberikan keterampilan dasar secara khusus seperti pengetahuan dan keterampilan konseling. Standarnya berdasarkan Kepmenkes No. 11 Tahun 2006 Tentang
Universitas Sumatera Utara
23
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa tenaga khusus promosi kesehatan untuk Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1. S1 kesehatan Kesehatan Masyarakat sebanyak 1 orang untuk membantu petugas
Rumah Sakit lain merancang pemberdayaan. 2.
D3 kesehatan ditambah minat dan bakat di bidang promosi kesehatan sebanyak 2 orang untuk membantu memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana
dan advokasi. Sedangkan untuk standar sarana peralatan PKRS dibutuhkan :
1. Over Head Projector OHP
2. Amplifer wireless microphone
3. Layar yang dapat dugulung
4. Kamera foto
5. Cassette rocorder player
6. TV disetiap ruang tunggu ruang promosi kesehatan
7. VCD DVD playerdi tiap ruang tunggu ruang promosi kesehatan
8. Computer dan printer
9. Laptop LCD projector untuk prensentasi
2.7. Strategi
Strategi yang dipakai saat ini adalah : 1.
Memanfaatkan forum koordinasi baik lintas sektor maupun lintas program. 2.
Menetapkan wadah koordinasi PKRS dalam struktur Organisasi Rumah Sakit. 3.
Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di satuan-satuan kerja Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
24
4. Mengupayakan dana untuk pembangunan program.
5. Menyusun tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelola Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKRS 6.
Menyusun pedoman petunjuk pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKRS
2.8. Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes, 2010 yang menjadi standar Rumah Sakit Promotor Kesehatan Health Promoting Hospital adalah sebagai berikut :
1. Standar 1 kebijakan manajement