19
c. Optimalisasi Ciri Khas
Motivasi ketiga menyatakan bahwa orang termotivasi untuk mengidentifikasi dengan kelompok-kelompok yang memberikan mereka dengan identitas sosial
yang berbeda positif dan yang memenuhi kebutuhan mereka pada kepastian. Salah satu hasil dari proses ini adalah self-stereotipe, dimana orang mengganti
identitas pribadi mereka dengan identitas kelompok. Salah satu kelemahan dari hipotesis diri stereotip adalah bahwa orang memiliki kebutuhan dan
mengalami diri mereka sebagai individu yang unik yang berbeda dari orang lain Brewer, 1991, Brewer Pickett, 1999. Marilyn Brewer 1991 karena
itu disarankan modifikasi teori self-kategorisasi yang dia sebut teori optimalisasi ciri khas.
2.4. Komponen Identitas Sosial
Tajfel 1978 mengembangkan teori identitas sosial sehingga terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif kategorisasi diri, komponen evaluatif group
self esteem, dan komponen emosional komponen afektif yaitu:
a. Komponen Kongnitif
Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok, seperti self categorization kategorisasi diri. Individu mengkategorisasikan dirinya
dengan kelompok tertentu yang akan menentukan kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai dengan keanggotaan kelompoknya. dalam Ellemers,
1999. Komponen ini juga berhubungan dengan stereotip diri yang menghasilkan identitas pada satu kelompok dengannya. Stereotip diri dapat
memunculkan perilaku kelompok Hogg,2001.
Universitas Sumatera Utara
20
b. Komponen Evaluatif
Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya dalam kelompok, seperti group self esteem harga
diri atau kebangaan kelompok. Komponen Evaluatif evaluative component ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan
kelompoknya dalam Ellemers, 1999.
c. Komponen Emosional
Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok, seperti komitmen afektif. Komponen Emosional ini lebih menekankan
pada seberapa besar perasaan emosional yang dimiliki individu terhadap kelompoknya. Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam
kelompok yang dievaluasi secara positif karena kelompok lebih berkontribusi terhadap identitas sosial yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas
individu sebagai anggota kelompok sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun
kelompoknya diberikan karakteristik negatif dalam Ellemers, 1999.
2.5. Dimensi Identitas Sosial