2. Pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab apabila ia
dapat membuktikan bahwa ia telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindarkan timbulnya kerugian.
3. Pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab apabila ia
dapat membuktikan bahwa kerugian bukan timbul karena kesalahannya Pasal 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.
55
B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan Raya Dalam Menertibkan Mobil Pribadi Sebagai Angkutan Umum.
Semakin banyaknya mobil pribadi sebagai angkutan umum takis gelap khususnya di Bandara Kualanamu Kabupaten Deli
Serdang Propinsi Sumatera Utara mengindikasikan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah tidak berhasil. Gagalnya
usaha pemerintah dalam menertibkan mobil pribadi sebagai angkutan umum takis gelap khususnya di Bandara Kualanamu
Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara sangat merugikan pihak pengusaha angkutan umum resmi sebab mobil
pribadi sebagai angkutan umum takis gelap tersebut telah merebut penumpang serta membuat pendapatan supir angkutan
umum resmi berkurang. Menurut supir mobil pribadi sebagai angkutan umum takis gelap sebenarnya mereka tidak boleh lagi
untuk mangkal di Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara karena larangan dari pihak bandara.
56
55
H.M.N Purwosutjipto, Op..Cit, hal. 28-29.
56
Hasil Wawancara Dengan Firman Lubis, Supir Taksi Gekap di Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara Tanggal 06 Oktober 2015 Pukul 10.
00
Wib.
Menurut supir mobil pribadi sebagai angkutan umum takis gelap di Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang Propinsi
Sumatera Utara, bahwa sekarang menggunakan sistem langganan sehingga apabila pelanggan membutuhkan jasa angkutan taksi
gelap, penumpang dapat menelepon supir angkutan taksi gelap. Tetapi terkadang apabila sedang penumpang ke bandara para
supir angkutan taksi gelap mencari penumpang dengan bantuan calo dari pada pulang dengan tidak membawa uang tambahan.
57
Supir mobil pribadi sebagai angkutan umum takis gelap khususnya di Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang
Propinsi Sumatera Utara menyebutkan bahwa mereka tidak dapat berlama-lama dan menawarkan jasa angkutan taksi gelap secara
sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh pihak Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Bila
para supir angkutan taksi gelap merasa sudah merasa lama berada di bandara dan tidak mendapatkan penumpang, maka
para supir angkutan taksi gelap pun pulang karena supir angkutan taksi gelap takut ketahuan pihak Bandara Kualanamu
Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.
58
Faktor-faktor yang mempengaruhi angkutan taksi gelap banyak digunakan sebagai angkutan umum tetapi juga dilarang
karena kurangnya jaminan keselamatan jiwa adalah disebabkan :
57
Ibid
58
Ibid
a. Faktor Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang harus memenuhi kebutuhan hidupnya dan berusaha memperoleh penghidupan
yang layak, bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Banyak cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau
memperoleh penghidupan yang layak. Diantaranya bekerja menjadi Dokter, pengusaha sampai tukang becak. Begitu juga
awak angkutan yang terdiri dari sopir dan kernet maupun pemilikpengusaha angkutan umum. Mereka bekerja juga untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan menuju penghidupan yang lebih baik. Bagi sopir dan kernet, mereka hampir seharian penuh
bekerja untuk mengejar setoran yang telah ditetapkan oleh pemilik pengusaha angkutan umum.
Semakin bertambahnya jumlah angkutan umum dari hari ke hari, menandakan bahwa semakin banyak orang yang
berkecimpung di dunia transportasi mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat angkutan umum semakin banyak
dibutuhkan masyarakat untuk melakukan perjalanan. Dari tahun ke tahun orang yang mencari nafkah hidup dan berkecimpung di
dunia transportasi, khususnya angkutan umum semakin banyak. Sementara angkutan umum resi berplat kuning yang diijinkan dan
diakui oleh Pemerintah, jumlahnya dibatasi memicu beroperasinya
mobil pribadi berplat hitam yang digunakan sebagai angkutan umum.
Hal ini dapat mengakibatkan perebutan penumpang diantara angkutan resmi berplat kuning dengan angkutan umum
tidak resmi berplat hitam. Angkutan umum resmi plat kuning menganggap bahwa awak angkutan umum plat hitam telah
menyerobot penumpang yang seharusnya menjadi haknya. Akhirnya menimbulkan rawan pertengkaran antara awak
angkutan umum resmi plat kuning dengan awak angkutan umum tidak resmi plat hitam, serta sama-sama berdalih mencari nafkah
di bidang angkutan umum. Selain itu apabila terjadi penindakan terhadap angkutan
umum tidak resmi plat hitam oleh aparat yang berwenang di bidang lalu lintas dan angkutan jalan, awak dan pemilik
pengusaha angkutan tersebut tidak mau langsung dipersalahkan. Mereka berusaha merayu petugas dengan dalih faktor ekonomi
yang tidak memungkinkan untuk mengurus ijin dan memberi uang damai agar mereka bisa beroperasi lagi.
b. Faktor banyaknya jumlah pengguna jasa angutan umum yang
tidak tertampung oleh angkutan umum resmi. Semakin bertambah banyaknya jumlah pengguna jasa
angkutan umum ditambah mobilitas yang tinggi dari pengguna jasa itu sendiri dari tahun ke tahun menimbulkan permasalah
baru di bidang angkutan umum. hal ini mengingat jumlah angkutan resmi sendiri terbatas dalam kenytaannya untuk
menampung keseluruhan jumlah pengguna jasa angkutan umum yang selalu bertambah.
Akibtanya hal tersebut dapat mengakibatkan pengguna jasa angkutan umum yang tidak
tertampung oleh armada angkutan umum resmi beralih ke armada angkutan umum tidak resmi plat hitam untuk melayaninya.
Dalam hal ini pengguna jasa angkutan umum tersebut dihadapkan pada sutau dilema, mengingat angkutan tersebut
tidak memberikan jaminan asuransi dan ganti kerugian apabila terjadi musibah yang timbul dari angkutan itu. pengguna jasa
angkutan itu terpaksa harus menerima resiko apabila menggunakan jasa angkutan umum tidak resmi tersebut.
Angkutan umum tidak resmi tidak bisa menampung keseluruhan jumlah pengguna jasa angkutan umum, karena jumlah
armadanya harus dibatasi dalam masing-masing trayek kecuali kobil pribadi yang digunakan sebagai angkutan umum pariwisata,
carter dan sewa. Jumlah mobil yang beroperasi sebagai angkutan umum harus dibatasi karena terkait dengan nafkah hidup awak
angkutan dan pengendalian serta pengawasan serta penertiban operasional angkutan umum oleh pemerintah. Semakin banyak
angkutan umum resmi yang beroperasi, semkin banyak juga angkutan umum resmi yang dapat menimbulkan persaingan tidak
sehat antar awak angkutan resmi sendiri dalam mencari nafkah hidup. Akibatnya semakin sedikit peluang mendapatkan
penumpang sebanyak-banyaknya bagi seseorang. Jumlah angkutan umum resmi dalam hal trayek diatur
dengan Pasal 28 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 mengenai Pembukaan Trayek Baru dengan ketentuan yaitu :
1 Adanya permintaan angkutan yang potensial, dengan perkiraan
faktor muatan diatas 70 tujuh puluh persen; 2
Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai. Selain itu pembatasan jumlah angkutan umum resmi yang
diperbolehkan beroperasi dan penambahan jumlah angkutan dalam suatu wilayah operasi, diatur pula dalam Pasal 37
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993. Dicantumkan dalam Pasal tersebut bahwa pebetapan wilayah operasi yang terbuka
untuk penambahan jumlah kendaraan bermotor, dilakukan apabila tingkat penggunaan kendaraan bermotor diatas 60
enam puluh persen. Mengingat jumlah angutan umum resmi yang harus dibatasi
seperti ketentuan yang tersebut diatas, membuat pengguna jasa angutan umum beralih dan terpaksa memanfaatkan armada mobil
pribadi sebagai anggutan umum tidak resmi. Pengguna jasa angkutan umum terpaksa menanggung resiko yang terjadi
terhadap musibah dan tindakan sewenang-wenang terhadap
tindakan awak angkutan tersebut menganai tarif dan tata cara penangkutan penumpang. Dimana pengguana jasa angkutan tidak
memperoleh jaminan asuransi dan ganti kerugian. c.
Faktor Administrasi Mengenai Ijin Angkutan Umum Ijin bagi angkutan umum mutlak diperlukan. Suatu
kendaraan bermotor mobil yang mendapatkan ijin tersebut, keberadaannya menjadi sah dan diakui oleh Pemerintah sebagai
angkutan umum resmi dengan memakai plat nomor kuning. Disamping mobil trersebut telah memenuhi persyaratan teknis laik
jalan sebagai angkutan umum menurut Undang Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor : KM. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan
Umum. Tetapi untuk memerpoleh ijin angkutan umum pemilik pengusaha yang memiliki mobil pribadi untuk dijadikan angkutan
umum diharuskan mengurus administrasi sebelumnya. Diantaranya memenuhi persyaratab-persyratan dalam ijin usaha,
trayek dan operasi, membayar sumbangan wajib dan dana asuransi Jasa Raharja serta pengutan-pungutan lainnya. Biaya
pengurusannya jauh lebih besar daripada biaya pengurusan mobil pribadi.
Ditambah pula biaya perawatan dan operasional angkutan umum resmi tiap tahun sangat besar disamping perpanjangan ijin
angkutan umum tiap tahunnya. Sehingga secara keseluruhan pemilik pengusaha angkutan angkutan umum menanggung biaya
yang jauh lebih besar daripada biaya untuk mobil pribadi. Karena itu banyak pemilik pengusaha mobil pribadi tidak mau mengurus
perijinan angkutan umum, karena mengoperasikan mobil pribadi sebagai angkutan umum sudah mengeluarkan banyak biaya tiap
tahunnya. Biaya operasional semakin membengkak tiap tahunnya sejak krisis moneter melanda di Indonesia. Sehingga mereka
memilih untuk tidak mengurus ijin karena hal-hal tersebut di atas disamping menghidari prosedur perijinan yang menurut pemilik
pengusaha angkutan mobil pribadi dirasa berbelit-belit serta menyita waktu bagai mereka sehingga bagi mereka lebih baik
menghindari hal tersebut. d.
Faktor tidak adanya jaminan asuransi jiwa kepada para penumpang apabila terjadi suatu kecelakaan.
Pengangkutan dalam menjalankan kewajibanya yaitu menyelenggarakan jasa angkutan umum bagi pengguna jasa
dengan selamat sampai di tempat tujuan tidak dapat terlaksana dengan baik. Penumpang dalam hal pengangkutan ini tidak
disertai dengan asuransi jiwa bagi para penumpang sehingga apabila terjadi suatu kesalahan dalam pengangkutan yang
mengakibatkan kecelakaan. Hal tersebut dapat terjadi apabila dalam melakukan penangkutan melakukan kesalahan dalam
memberikan pelayanan bagi penumpang. Adanya tindakan pengangkutan yang tidak memperhatikan keselamatan dan
kenyamanan bagi penumpang dalam hal ini dilakukan oleh pengemudi pada saat mengemudikan mobil taksi gelap tidak
berhati-hati dan mengemudikan secara tidak wajar. Hal tersebut tentu saja tidak sesuai dengan kewajiban pengangkut yang
seharusnya dapat mengemudikan dan melaksanakan pengangkutan dengan baik.
Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi di bidang angkutan umum, khusus terhadap mobil pribadi yang
dipergunakan sebagai angkutan umum tidak resmi seperti yang diuraikan diatas, pihak DLLAJR mengalami hambatan-hambatan.
Antara lain seperti kurangnya informasi dan komuniskasi kepada masyarakat menganai mobil pribadi sebagai angkutan umum
menurut undang-undang dan peraturan pemerintah mengenai lalu lintas dan angkutan jalan raya UULLAJ dan kemampuan aparat
penegak hukum dalam melaksanakan tugas. a.
Kurangnya informasi dan komunikasi kepada masyarakat Makin menjamurnya mobil pribadi yang digunakan sebagai
angkutan umum yang beroperasi di jalan raya oleh pemilik pengusaha angkutan tersebut, bisa jadi oleh karena kurang
genjarnya sosialisasi UULLAJ. Sosialisasi tersebut berupa komunikasi dan informasi mengenai ketentuan-ketentuan
angkutan umum berdasarkan UULLAJ oleh pihak DLLAJR kepada pemilik pengusaha angkutan umum.
Akibat kurang gencarnya sosialisasi tersebut oleh pihak DLLAJR, maka banyak pemilikpengusaha yang menajalankan
mobil pribadi berplat hitam sebagai angkutan umum. mereka belum mengerti dan memahami mengenai ketentuan dan
persyratan angkutan umum resmi beserta tindak pidana bagi yang melanggarnya menurut UULLAJ. Sehingga pemilik pengusaha
mobil angkutan umum oplat hitam dengan bersikap masa bodoh tetap mengoperasikan angkutannya, karena dengan alasan belum
mendengar sosialisasi UULLAJ mengenai angkutan umum. Disamping itu bagi pemilik pengusaha untuk mengurus
perijinan angkutan umum resmi, biayanya mahal karena mereka sudah mengeluarkan biaya banyak dalam mengoperasikan
angkutannya. Mereka juga merasa prosedur perijinan dan administrasi berbelit-belit atau tidak mengerti harus kemana
mereka mengurusnya menurut mereka. Karena itu perlu bagi pihak DLLAJR untuk
mensosialisasikan UULLAJ mengenai angkutan umum kepada pemilik pengusaha yang menjalankan mobil pribadi sebagai
angkutan umum untuk menghentikan kegiatannya. Disamping itu mengurus perijinan angkutan umum yang sah menurut UULLAJ
kepada pihak DLLAJR. Dalam sosialisasi UULLAJ mengenai
angkutan umum pihak DLLAJR dapat bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk
mensosialisasikan kepada pemilik pengusaha angkutan. Dengan adanya sosialisasi UULLAJ yang gencar dan terus
menerus mengenai angkutan umum oleh aparat yang berwenang dibidang angkutan jalan kepada pemilik pengusaha angkutan
agar menjadi paham dan mengerti serta mematuhi dan melaksanakannya. Mereka tidak bisa mencari alasan-asalan lagi
mengenai pelanggaran angkutan tersebut, karena sudah dianggap paham dan mengerti mengenai ketentuan UULLAJ mengenai
angkutan umum yang resmi beserta prosedur perijinannya. b.
Kemampuan Aparat Penegak Hukum Dalam Melaksanakan Tugas
Untuk menanggulangi dan mencegah mobil pribadi yang dijadikan sebagai angkutan umum, dibutuhkan aparat penegak
hukum yang berwenang dibidang angkutan jalan. Aparat tersebut adalah pihak Kepolisian dan pihak DLLAJR untuk menindak tegas
pelanggaran tersebut karena tidak sesuai dengan UULLAJ. Tetapi pelanggaran tersebut tetap berlangsung bahkan semakin banyak
saja setiap tahun, seolah-olah pihak Kepolisian dan DLLAJR tidak berdaya untuk mengatasinya.
Masih banyaknya pelanggaran tersebut ini merupakan bukti bahwa kemampuan aparat penegak hukum dalam melaksanakan
tugas masih kurang. Keterbatasan jumlah personel yang berwenang dalam pengawasan dan penindakan terhadap
angkutan umum tidak resmi plat hitam menjadi kendala. Jumlah personel yang terbatas tidak maksimal untuk memberantas
angkutan tersebut secara keseluruhan. Penegakan hukum yang tidak tegas dan tidak konsisten juga
turut mengurangi kemampuan aparat penegak hukum yang berwenang dibidang angkutan jalan dalam melaksanakan tugas.
Seperti razia operasi terhadap angkutan umum tersebut hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja oleh aparat. Dimana
tidak semua mobil pribadi plat hitam digunakan untuk digunakan sebagai angkutan umum yang beroperasi terjaring razia oleh
aparat. Walaupun angkutan tersebut terjaring razia operasi, sebagian dari mereka yang tertangkap sudah kembali beroperasi.
Seharusnya aparat yang berwenang lebih banyak membentuk pos pengawasan di setiap titik wilayah yang sering
dilalui oleh angkutan umum plat hitam tersebut. disamping itu aparat yang berwenang seharusnya menyebarkan intel dalam
mengawasi dan menindak angkutan umum tersebut pada tiap-tiap jalur yang sering dilalui olehnya.
Selain itu oknum aparat memberikan toleransi kepada angkutan tersebut dengan menarik pungutan-pungutan liar
pungli di tempat tertentu sehingga mengurangi kemampuan
aparat yang berwenang dalam melaksanakan tugas penegakan hukum. Pungli termasuk perbuatan yang memperkaya diri sendiri
tanpa hak atau tidak halal, yang dapat diklasifikasikan sebagai korupsi. Apabila masalah pungli ini tidak ditangani secara
struktural dan bersistem, dikhawatirkan akan terus berlanjut, sehingga menjadi beban masyarakat dan akhirnya membudaya
yang sulit diberantas.
59
Kemampuan aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugas menindak pelanggaran tersebut harus benar-benar
dimaksimalkan dan ditingkatkan lagi. Dituntut lebih pintar, profesional, serta tangguh dalam melaksanakan tugasnya
memberantas dan menertibkan angkutan umum plat hitam. Karena itu perlu adanya pembinaan mental dan keahlian tiap
individu personel aparat secara kontinu dalam meningkatkan profesionalismenya.
C. Ketentuan dan Sanksi Hukum bagi Pemilik Mobil Pribadi Yang