Efek Petidin dan Potensi

dari satu neuron ke neuron berikutnya. Perubahan ini menghasilkan jaras-jaras yang terfasilitasi yang disebut jejak jejak ingatan memory traces Guyton, 1997 Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorikkemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Ranah Psikomotorik meliputi gerakan, koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur dengan sudut kecepatan, ketepatan, jarak dan carateknik pelaksanaan.

2.4. Efek Petidin dan Potensi

Petidin merupakan analgesik opioid kuat turunan sintetik morfin fenil piperidin yang penggunaannya paling banyak dewasa ini. Golongan ini umumnya menimbulkan euforia sehingga banyak disalahgunakan. Pemberian obat secara terus-menerus menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan, efek ini terjadi secara cepat Siswandono, 1995. Dibandingkan dengan morfin, petidin mempunyai kerja lebih lemah dan efek samping yang lebih sedikit. Pengembangan petidin menurut cara Von eisleb dari spasmolitika yang menyerupai morfin oleh Von schauman. Berdasarkan percobaan farmakologinya didapat bahwa, disamping mempunyai kerja spasmolitik, senyawa ini memiliki kerja analgetik menyerupai morfin. Pada tahun 1939 petidin sebagai analgetika opiat hasil sintesis penuh, yang pertama diperdagangkan Wattimena, 1990. Beda dengan morfin obat ini utama menurunkan volume tidal, sedikit banyaknya dapat menurunkan frekuensi nafas Munaf, 2001. Petidin atau meperidin mempunyai awitan kerja cepat, dan tidak digunakan dalam jangka waktu yang panjang karena hanya memiliki durasinya yang singkat 3 jam. Petidin berinteraksi serius dengan monoamin oksidase MAOI yang menyebabkan delirium, hiperpireksia, konvulsi atau depresi nafas Nael, 2006. Sasaran reseptor obat ini menimbulkan efek euforia dan perasaan mengantuk. Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik, obat diikat oleh protein plsma 40-50. Kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam 1-2 jam, dengan Universitas Sumatera Utara waktu paruh plasma 5 jam. Dosis dapat diberika peroral, subkutan dan juga intramuscular sebanyak 50-100 mg, dapat diulang 3-4 jam Siswandono,1995. Menurut Tjay dan Rahadja 2007, Morfin dan opioda lainnya menimbulkan sejumlah besar efek samping yang tidak diinginkan, yaitu: a. Supresi SSP, misalnya sedasi, menekan pernafasan dan batuk, miosis, hipotermia dan perubahan suasana jiwa mood. Pada dosis yang tinggi mengakibatkan menurunnya aktivitas mental dan motoris. b. Saluran nafas: bronchokonstriksi, pernapasan menjadi lebih dangkal dan frekuensinya menurun. c. Sistem sirkulasi: vasodilatasi perifer, pada dosis tinggi hipotensi dan bradicardia. d. Saluran cerna: motilitas berkurang obstipasi, kontraksi stingfer kandung empedu kolik batu-empedu, sekresi pankreas, usus dan empedu berkurang. e. Saluran-urogenital: retensi-urin karena naiknya tonus dan stingfer kandung kemih, motilitas uterus berkurang. f. Histamin-liberator: urticaria dan gatal-gatal karena melepaskan pelepasan histamin. g. Kebiasaan dengan resiko adiksi pada penggunaan lama. Bila terapi dihentikan dapat terjadi gejala abstinensi.

2.5. Efek Kecemasan

Dokumen yang terkait

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

2 31 71

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 12

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 2

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 4

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 10

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 2

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 3

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 8

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

1 1 4

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 15