li Sehubungan dengan metode penelitian yang dipergunakan dalam
penelitian maka dapat diuraikan ciri – ciri penelitian deskriptif menurut Hadari Nawawi, 1995:64 sebagai berikut :
1. Memusatkan perhatian pada masalah – masalah yang ada pada penelitian dilakukan saat sekarang atau masalah – masalah yang bersifat aktual.
2. Menggambarkan fakta- fakta tentang masalah – masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional.
Adapun ciri – ciri metode deskriptif menurut Winarno Surahmad 1989 : 140 adalah :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah – masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula – mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik .
Dari pendapat diatas penulis simpulkan bahwa metode deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapat gambaran tentang
suatu keadaan tertentu melalui penuturan, menganalisa dan penafsiran data kemudian dicari hubungannya untuk mengetahui seberapa besar hubungannya
dengan variabel dependen. Sehingga tujuan menggunakan metode deskriptif kuantitatif ini adalah untuk mendeskripsikan situasi riil dan mencari hubungan
atau keterikatan antara pembelajaran ketrampilan dengan motivasi berwiraswasta di SLB B YRTRW Surakarta melalui data kuantitatif.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, Suharsimi Arikunto
2002:115.” Bagian dari obyek maka dalam pelaksanaan eksperimen akan
lii diberikan treatment atau perlakuan.” Sedangkan menurut Sutrisno Hadi 1997:70
“ Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.”
Dari pengertian populasi di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah : jumlah keseluruhan dari objek yang diberikan treatment atau pelakuan dalam
perlakuan dalam pelaksanaan eksperimen Dalam penelitian ini semua populasi dijadikan sampel. Adapun rencana
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SLB-B YRTRW Surakarta yang berjumlah 6 siswa.
2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Suharsimi
Arikunto 1998 : 117. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi 1987:70 yang
dimaksud dengan sampel adalah : sebagian individu yang diselidiki. Dari pengertian sampel di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah :
sebagian individu atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh individu di dalam
populasi yang berjumlah 6 dijadikan subjek penelitian. 3. Sampling
Menurut S. Nasution 2003:86 mengemukakan “ Memilih sejumlah tertentu dari keseluruhan populasi disebut sampling.” Sedangkan menurut Kartini
Kartono 1990:113 sampling adalah “ Sifat – sifat dan penyebaran populasi “.
Dari kedua pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sampling adalah cara atau tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data atau
pengambilan sampel. Karena penelitian ini termasuk penelitian populasi, maka tidak ada
pengambilan sampling yang artinya semua individu didalam populasi yang berjumlah 6 orang dijadikan subyek penelitian.
liii
D. Tehnik Pengumpulan Data
Salah satu langkah dalam penelitian adalah mengumpulkan data. Kualitas data sangat ditentukan oleh alat pengumpulan data. Oleh karena itu alat pengumpulan data
harus benar – benar valid dan realibel. “ Untuk memperoleh data yang diperlukan harus menggunakan metode dengan beberapa macam tehnik pengumpulan data, baik
berbentuk tes maupun non test.” Suharsimi Arikunto 1998:138 Dalam penelitian ini digunakan tehnik pengumpulan data, yaitu : dokumentasi
dan angket. 1. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto 2002:206.” Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya”. Sedangkan menurut Haradi Nawawi 1995:133 Tehnik dokumentasi
adalah “ Cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip – arsip termasuk juga buku tentang pendapat, teori,dalil. Atau hukun-hukum
dan lain- lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
keterangan yang berupa data catatan penting atau dokumen – dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dari orang orang yang berperan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan
data tentang identitas anak, nilai semester ganjil siswa kelas 2 SMP SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 20082009.
2. Angket
a. Pengertian Angket
liv Menurut Suharsimi Arikunto 2002 : 128 “ Kuesioner adalah
sejumlah pertayaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
diketahui”. Menurut Hadari Hanawi 1987 : 83 angket adalah “ usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
untuk menjawab secara tertulis oleh responden “. “ Angket adalah sebagai suatu alat pengumpul data daftar pertanyaan
secara tertulis yang ditunjukkan kepada subyek atau responden penelitian.” Sanapiah Faisal, 2001:122.
Jadi yang dimaksud angket dalam penelitian adalah pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk dijawab
oleh responden.
b. Jenis Angket
Menurut Suharsimi Arikunto 2002 : 128 angket atau kuesioner secara garis besar dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandang : 1 Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada :
a Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
2 Dipandang dari jawabannya yang diberikan ada : a Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
3 Dipandang dari bentuknya, maka ada : a Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup. b Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
lv c Chek List, sebuah daftar dimana responden tinggal membutuhkan
tanda chek pada kolom yang sesuai. d Kolom – kolom yang Rating Scale skala bertingkat , yaitu sebuah
pertanyaan yang diikuti dengan menunjukkan tingkatan – tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah jenis angket langsung tertutup. Menggunakan teknik angket langsung tertutup untuk memperoleh
informasi dari responden yang bersangkutan dengan alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan dirinya. Angket langsung diberikan kepada responden
karena masalah yang akan diteliti berkaitan langsung dengan responden, dengan demikian peneliti dapat mengetahui permasalahan yang akan diteliti langsung dari
responden sebagai subjek penelitian. Sehingga data yang diperoleh lebih akurat., alasan lain angket langsung digunakan karena respondennya berkemampuan
untuk membaca dan mencerna maksud dari pertanyaan angket, sedangkan digunakan angket tertutup agar lebih mudah dalam mengadakan penilaian.
Instrumen yang disusun dalam penelitian ini untuk mengungkap motivasi berwiraswasta. Sedangkan untuk pembelajaran ketrampilan diperoleh dari nilai
prestasi belajar siswa disekolah.
c. Keuntungan Kelemahan Penggunaan Angket
1 Keuntungan Penggunaan Angket a Tidak memerlukan hadirnya penulis
b Angket dapat dibagikan serentak kepada responden. c Angket dapat dibuat anonym sehingga responden dapat bebas
menjawab d Angket dapat dijawab sesuai dengan situasi dan kondisi dari
responden. e Semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
2 Kelemahan Penggunaan Angket
lvi a Dalam menjawab responden banyak dibubuhi dan dihubungan i oleh
sikap dan harapan-harapan pribadi sehingga sulit dicari validitasnya. b Kadang – kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban
yang tidak betul atau tidak jujur walaupun dibuat anonym. c Sangat sulit merumuskan pertanyaan – pertanyaan secara tetap dalam
kata daftar pertanyaan kuesioner dengan penggunaan bahasa yang sederhana, jelas, dan tidak ambisius.
d. Langkah – langkah Dalam Penyusunan Angket
Instrumen merupakan suatu yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu dalam menyusun instrumen harus berhati – hati. Menurut
Sutrisno Hadi 1991:7-11 “Apabila terpaksa harus menyusun sendiri instrumen, ada tiga langkah pokok yang perlu diperhatikan yaitu : 1
mendefinisikan konstruksi, 2 menyidik faktor – faktor atau indikator, 3 menyusun butir – butir pertanyaan.
Mendefinisikan konstruksi berarti mendefinisikan apa sebenarnya yang akan di ukur. Definisi ini biasa diperoleh dari teori – teori tentang apa
sebenarnya yang akan di ukur. Menyidik faktor atau indikator adalah menetapkan indikator dari instrumen. Indikator diperoleh dengan membaca,
merekam hasil bacaan, membanding – bandingkan kedalaman dan keluasan setiap konsep yang direkam dan akhirnya mengambil keputusan untuk
menetapkan faktor – faktor atau indikator yang relevan dengan sasaran penelitian yang telah lebih dahulu.
Menyusun butir – butir pertanyaan adalah mengembangkan kedalam pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dalam menyusun butir
pertanyaan harus berbicara hanya mengenai indikator yang telah ditetapkan saja, tidak membicarakan hal yang lain.
Pendapat lain dalam menyusun angket dikemukakan Sanapiah Faisal 1981:30-39, yaitu :
lvii 1 Spesikasi data dan sumbernya.
2 Menyusun Angket. 3 Uji coba angket.
Dari pendapat tersebut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut : 1 Spesikasi data dan sumbernya
Spesifikasi data dan sumbernya merupakan langkah awal yang mendahului penyusunan angket, yang akan langsung menentukan apa-apa
yang akan ditanyakan dalam angket sesuai dengan lingkup masalah dan tujuan penelitian dan ditegaskan sumber pula atau responden dari masing
– masing data yang diperlukan tersebut. 2 Menyusun Angket
Menyusun angket berarti membuat item item pertanyaan atau pernyataan membuat pedoman atau petunjuk pengisian dan membuat surat
pengantar, sehubungan dengan hal ini maka prosedur yang ditempuh adalah :
a. Merencanakan dan menetapkan jumlah item angket b. Merumuskan dan membuat item
c. Membuat pedoman atau petunjuk pengisian d. Membuat surat pengantar
3 Uji coba angket Try Out Menurut Suharsimi Arikunto 1997:76 “ Sebelum angket digunakan
perlu diuji validitasnya terlebih dahulu agar diperoleh data yang akurat. Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur.” Langkah – langkah yang digunakan penulis dalam menyusun angket
sebagai berikut : a Menetapkan tujuan
lviii Tujuan dalam penyusunan angket adalah untuk memperoleh data
tentang Motivasi berwiraswasta di SLB B YRTRW Surakarta. Merumuskan aspek – aspek yang perlu diidentifikasi dan diukur dalam
variabel motivasi berwirasasta meliputi menyalurkan bakat, kemampuan dan minat, pemahaman tentang percaya diri, menciptakan lapangan pekerjaan,
rencana pengembangan wiraswasta. Adapun kisi – kisi angket motivasi berwiraswasta sebagai berikut :
Tabel 1. Kisi – kisi Motivasi berwiraswasta. No Kisi – kisi
Nomer item 1
Pemahaman kemampuan, bakat, dan minat diri sendiri
2,7,9
2 Pemahaman tentang rasa percaya diri
8,10,11,12,13,14,15,18 3
Keinginan berwiraswasta 1,3, 4,5,6,16,17,20,21,23
4 Kreativitas anak
19,22,24,25
b Identitas responden 1 Nama siswa
2 Jenis kelamin 3 Tempat dang tanggal lahir
c Menetapkan bentuk pertanyaan angket Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah jenis angket
tertutup, langsung untuk mengukur motivasi berwiraswasta. Angket berbentuk skala pengukuran sikap dengan model skala linkert.
Menurut Answar 1988:55 “Skala linkert merupakan skala pengukuran sikap yang berbentuk pernyataan – pernyataan sikap
seseorang terhadap suatu obyek yang akan dikur. Pernyataan tersebut
lix dapat berisi hal – hal yang positif faroable atau negatif unfaroble”.
Oleh karena itu dalam pembuatan skala sikap hendaknya berisi sebagian pernyataan positif dan sebagian pernyataan negatif.
Skala linkert merupakan 5 option jawaban dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Responden tinggal memberi tanda silang terhadap jawaban yang sedang diberikan. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka
jawaban itu diberi skor. d Penilaian Angket
1. Untuk pernyataan positif kriteria bobot penilaiannya adalah sebagai berikut :
· Skor 5 lima untuk jawaban pilihan sangat setuju · Skor 4 empat untuk jawaban pilihan setuju
· Skor 3 tiga untuk jawaban pilihan ragu-ragu · Skor 2 dua untuk jawaban pilihan tidak setuju
· Skor 1 satu untuk jawaban pilihan sangat tidak setuju
2. Untuk pernyataan negatif kriteria bobot penilaiannyaadalah sebagai berikut :
· Skor 1 satu untuk jawaban pilihan sangat setuju · Skor 2 dua untuk jawaban pilihan setuju
· Skor 3 tiga untuk jawaban pilihan ragu – ragu · Skor 4 empat untuk jawaban pilihan tidak setuju
· Skor 5 lima untuk jawaban pilihan sangat tidak setuju
e Mengadakan try out Angket yang telah disusun perlu dilakukan uji coba terlebih
dahulu dengan maksud untuk mengetahui kemungkinan adanya istilah
lx – istilah yang tidak dimengerti oleh responden dan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas item butir soal dalam angket. Hasil dari uji coba akan diketahui item atas butir mana yang harus dibuang dan
mana yang dapat digunakan.
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur atau instrument
disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai kriteria tertentu. Artinya ada kesesuaian antara
alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa
yang akan diukur atau yang dapat memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, disamping dapat mengukur apa yang akan diukur instrument yang valid juga memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi atau akurat ketelitian ketepatan . Menurut Sugiyono 1992: 92-94 “Pada dasarnya terdapat dua macam
validitas internal dan eksternal”. Instrumen dikatakan mempunyai validitas internal apabila kriteria yang ada dalam intrumen tersebut secara teoritik rasional telah
mencerminkan apa yang akan diukur. Apabila instrument tersebut dikembangkan berdasarkan, fakta – fakta empiris yang telah ada, maka instrument tersebut
mempunyai validitas eksternal. Validitas internal ada dua macam. Yaitu validitas isi apabila istrumen disusun berdasarkan rancangan yang ada dan validitas kontruksi
apabila instrument di susun berdasarkan teori yang relevan. Sedangkan validitas konstruksi digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan instrumen motivasi
berwiraswasta. Hal ini dikarenakan dalam menyusun intrumen motivasi berwiraswasta didasarkan pada kontruksi teoritik dari obyek yang akan diukur yaitu
motivasi berwiraswasta.
lxi Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi.
setiap butir item diuji validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
{ }
å å
å å
å å
å
- -
- =
2 2
2 2
. .
. Y
Y N
X X
N Y
X XY
N r
xy
, Suharsimi Arikunto, 1997 : 162 r
xy
: koefisien korelasi antara variabel x dan y xy
: jumlah perkalian x dan y x
: skor masing-masing item y
: skor total x
2
: jumlah kwadrat produk dari x y
2
: jumlah kwadrat produk dari y N
: jumlah subyek Uji validitas instrument dilakukan melalui try out dengan enam siswa sebagai
uji coba. Dari hasil analisis try out angket pembelajaran ketrampilan 25 soal di uji cobakan.
2. Uji Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto 1998 : 158 “Reabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut cukup baik. M. Chabib Thoha 1991 : 119 , adalah
sebagai berikut : a
Metode Test-retest Reliability b Metode Equivalent-Forms Reliability
c Metode Split – Half Reliability
a. Rumus Spearman – Brow b. Rumus Flanagan
c. Rumus Rulon
lxii d Metode Homogenitas
a. Rumus K-R.20 b. Rumus K-R.21
c. Rumus Alpha Penjelasan masing – masing uji reliabilitas tes tersebut diatas adalah sebagai
berikut : 1 Metode Test – retest Reliability
Metode ini adalah untuk menguji reliabilitas tes dengan jalan mengujikan tes tersebut dua kali atau lebih, Kemudian hasilnya dikorelasikan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui koefisien stabilitas tes. 2 Metode Equivalent – Form Reliability
Metode ini adalah cara mengukur reliabilitas tes dengan jalan menyusun data 2 buah tes yang memiliki kemiripan kesamaan ekuivalen .
Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui koefisien stabilitas tes dengan asumsi bahwa system yang diukur dengan tes tersebut tidak akan berubah
dengan hanya digunakan dua bentuk tes. 3 Metode Split – Half Reliability
Metode ini dipakai untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes dengan jalan membelah tes menjadi dua bagian skor dan skor kedua belahan tersebut
dikorelasikan dengan rumus tertentu, seperti rumus Sprearman Brow, rumus Flanagan, dan rumus Rulon.dapat digunakan pendekatan yang tidak
membelah tes menjadi dua. Ada teknik – teknik untuk mengukur homogenitas dengan pendekatan pengukuran item – item
4 Metode Homogenitas. Diantara metode untuk mengukur koefisien konsistensi untuk
mengetahui reliabilitas tes, dapat digunakan pendekatan yang tidak membelah tes menjadi dua. Ada teknik – teknik untuk mengukur homogenitas dengan
pendekatan pengukuran item – item yang memperhitungkan penyimpangan
lxiii masing – masing butir item dengan menggunakan rumus, seperti misalnya
rumus K-R 20, rumus K – R. 21, dan rumus Alpha. Sumanto 1995 : 60-62 menyatakan pendekatan pendekatan dalam menguji
reliabilitas, yaitu : a.
Reliabilitas uji – ulang Reliabilitas uju ulang adalah tingkatan dimana nilai – nilai konsisten “ over
time “. Reliabilitas uju – ulangan diciptakan dengan menentukan korelasi antara nilai – nilai hasil pengadministrasian tes yang sama, pada kelompok
yang sama dan pada kesempatan yang sama pula. b.
Reliabilitas bentuk – bentuk ekuivalen Bentuk – bentuk ekuivalen tes adalah dua yang identik pada setiap aspek,
yang berbeda hanyalah item – item yang tercantum. Reliabilitas bentuk – bentuk ekuivalen ditentukan dengan menciptakan hubungan antara nilai –
nilai hasil pengadministrasian dua bentuk yang berbeda dari tes yang sama, terhadap kelompok yang sama pada waktu yang bersamaan.
c. Reliabilitas belah dua
Reliabilitas belah dua atau split half ditentukan dengan mencari korelasi antara nilai – nilai pada dua “ tengahan “ ekuivalen dari tes yang
diadministrasikan pada nilai kelompok keselurujan pada waktu yang bersamaan.
d. Reliabilitas ekuivalen yang rasional
Reliabilitas ekuivalen yang rasional tidak diciptakan melalui korelasi terapi melalui estimasi konsisten internal yang menentukan seberapa jauh item –
item pada suatu tes berkaitan dengan item yang lain dengan tes keseleruhan. e.
Reliabilitas antara penilai Reliabilitas antara penilai bertitik tolak dari dua penilai atau lebih yang
terpisah. Reliabilitas antara penilai berititik tolak pada reliabilitas pemberian nilai dari para penilai.
lxiv Jadi suatu instrumen dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang
tetap meskipun penelitian dilakukan pada waktu yang berbeda. Instrumen yang dapat dipercaya, akan menghasilkan data yang dipercaya pula.
Untuk mengetahui reliabilitas angket, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus alpha.
Dimasukkan ke dalam rumus alpha ú
û ù
ê ë
é -
úû ù
êë é
- =
2 2
11
1 1
t i
k k
r
s s
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien, Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa :
1 Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi 2 Antara 0, 600 sampai dengan 0,800 = tinggi
3 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup 4 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah
5 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
F. Tehnik Analisis Data