Uji multikolinieritas Uji heteroskedastisitas Uji autokorelasi

lxi nilai sampel yang teramati terdistribusi normal. Kriteria pengujian dengan dua arah two-tailed test yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi 0,05 jika p 0,05 maka data terdistribusi normal.

b. Pengujian asumsi klasik

Untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik pada multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas.

1. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen yang lainnya sama dengan nol. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat tolerance value dan value- inflating factor VIF. Nilai yang umum dipakai adalah tolerance value 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10.

2. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser. Apabila nilai signifikansi lxii 0,05 maka terjadi homoskedastisitas dan ini yang seharusnya terjadi, namun jika sebaliknya nilai signifikansi 0,05 maka terdapat heteroskedasitas.

3. Uji autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson DW-Test. Apabila terjadi gejala autokorelasi pada model regresi, maka salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Run Test. Menurut Ghozali 2007 Run Test sebagai bagian dari statistik non- parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis.

4. Pengujian hipotesis