xxxviii smoothing maka kinerja saham akan semakin menurun. Tingkat keinformatifan ini
diukur dengan Future Earnings Response Coefficient FERC
3. Reviu atas Future Earnings Response Coefficient FERC
Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan Lev 1989. Pertanyaan seberapa jauh kegunaan laba bagi
para pengguna laporan keuangan menjadi hal yang penting baik bagi para peneliti, praktisi, dan juga otoritas pembuat kebijakan. Banyak model equity valuation
yang hanya menggunakan expected earnings sebagai variabel eksplanatori Lev 1989. Namun demikian, earnings itu sendiri memiliki keterbatasan yang
mungkin dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga dibutuhkan informasi lain
selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan. Perubahan harga saham akibat perubahan laba seharusnya dipengaruhi
juga oleh informasi yang dimiliki oleh investor. Pengungkapan laporan keuangan mencerminkan proksi informasi publik yang dimiliki investor, selain informasi
lainnya. Beberapa peneliti kemudian menggabungkan penelitian tentang keinformatifan laba dengan Earnings Response Coefficient ERC, yang
merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba.
xxxix Pengertian Koefisien Respon Laba Earnings Response Coefficient
menurut Cho dan Jung 1991 adalah efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan slope koefisien dalam regresi
abnormal returns saham dan unexpected earnings. Cho dan Jung 1991 mengklasifikasi pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yang terdiri dari
berikut ini. 1. Model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi information
economics based valuation model seperti dikembangkan oleh Holthausen dan Verrechia 1988 dalam Cho dan Jung 1991 dan Lev 1989 yang
menunjukkan bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba ERC merupakan fungsi dari ketidakpastian di masa mendatang.
Semakin rendah kualitas laba, semakin kecil ERC. 2. Model penilaian yang didasarkan pada time series laba time series based
valuation model seperti dikembangkan oleh Beaver et al. 1980. Berkaitan dengan pengukuran keinformatifan laba dengan menggunakan
ERC ini, Palupi 2006 mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor yang menjelaskan hubungan antara return saham dengan laba, adalah sebagai berikut
ini.
1. P
ERSISTENSI
L
ABA
A
KUNTANSI
.
Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan expected future earnings yang diimplikasi oleh
laba akuntansi tahun berjalan current earnings Pennman 2001.
xl Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Semakin
persisten laba akuntansi, semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan abnormal return semakin besar koefisien respon laba.
2. P