Keinformatifan laba Reviu Literatur

xxxvi

2. Keinformatifan laba

Teori sinyal signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Hal ini berkaitan dengan asimetri informasi yang terjadi karena pihak internal memiliki lebih banyak informasi mengenai prospek masa depan suatu perusahaan apabila dibandingkan dengan informasi yang diperoleh pihak eksternal. Kurangnya informasi tersebut menyebabkan investor melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk saham perusahaan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengurangi asimetri informasi tersebut melalui pemberian sinyal pada pihak luar, oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Wolk et al. 2000 mengemukakan bahwa sinyal-sinyal yang dapat diberikan oleh perusahaan salah satunya berupa xxxvii informasi keuangan yang dapat dipercaya yang dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Laba merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya juga berguna untuk keputusan kredit. Laba dapat digunakan untuk menilai prospek perusahaan misalnya untuk a mengevaluasi performance manajemen, b memperkirakan earnings power, c memprediksikan laba yang akan datang atau d menilai risiko investasi atau pinjaman pada perusahaan SFAC No.1. Informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh dari operasi suatu perusahaan yang berjalan secara terus menerus sehingga memungkinkan perusahaan memiliki pengetahuan tertentu mengenai future earnings pada saat perusahaan mengetahui current stock price, sehingga dari kemampuan prediksi ini akan mempengaruhi reaksi pasar. Kemampuan prediksi terhadap future earnings ini diukur dari current stock price, sehingga harga saham dapat merupakan sinyal terhadap future earnings. Hal demikianlah yang dengan disebut keinformatifan laba, yaitu perubahan dalam current stock price menangkap perubahan harapan investor terhadap future earnings. Tingkat keinformatifan dalam penelitian ini dapat dapat dilihat dari tingkat signifikansi pengujian. Hasil pengujian dalam penelitian ini diharapkan akan dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat income smoothing maka kinerja saham akan semakin naik atau sebaliknya semakin tinggi tingkat income xxxviii smoothing maka kinerja saham akan semakin menurun. Tingkat keinformatifan ini diukur dengan Future Earnings Response Coefficient FERC

3. Reviu atas Future Earnings Response Coefficient FERC