lxxxiii
3. Pengujian Lanjutan
Dalam pengujian ini model yang digunakan diperluas untuk menguji income smoothing memberi informasi lebih mengenai future cash flow yang digabungkan
dengan current stock price. Dalam pengujian ini komposisi laba dibagi ke dalam cash flow operation CFO dan accruals ACC. Hasil regresi di bawah ini
merupakan model empiris utama dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut ini.
Tabel 11 Hasil Pengujian
Decomposition Earnings Model
Variabel Koefisien Regresi
t
hitung
Signifikansi Konstanta
CFO
t-1
CFO
t
CFO
t2
ACC
t-1
ACC
t
ACC
t2
R
t2
IS
t
IS
t
CFO
t-1
IS
t
CFO
t
IS
t
CFO
t2
IS
t
ACC
t-1
IS
t
ACC
t
IS
t
ACC
t2
IS
t
R
t2
-0,209 -1,517
3,505 -0,827
-1,970 2,353
-0,720 -0,020
-0,351 -1,785
4,423 -1,443
-1,946 2,642
-1,357 0,072
-1,014 -1,348
1,713 -1,912
-1,922 1,360
-1,535 -0,107
-1,340 -1,339
1,854 -2,618
-1,566 1,348
-2,335 0,311
0,316 0,184
0,093 0,062
0,060 0,180
0,131 0,916
0,186 0,187
0,070 0,012
0,124 0,184
0,024 0,757
lxxxiv Tabel 11 lanjutan
F
hitung
F
probabilitas
R
2
Adj.R
2
2,528 0,007
0,436 0,264
CFO
t-1
CFO
t
CFO
t2
ACC
t-1
ACC
t
= =
= =
= Aliran kas operasional pada tahun t-1 dibagi dengan nilai
pasar awal tahun t. Aliran kas operasional pada tahun t dibagi dengan nilai pasar
awal tahun t. Jumlah aliran kas operasional pada tahun t+1 dan t+2 dibagi
dengan nilai pasar awal tahun t. nilai total akrual pada tahun t-1, yang diperoleh dari net
income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal tahun t
nilai total akrual pada tahun t, yang diperoleh dari net income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai
pasar awal tahun t
CFO
t-1
CFO
t
CFO
t2
ACC
t-1
ACC
t
ACC
t2
R
t2
IS
t
= =
= =
= =
= =
Aliran kas operasional pada tahun t-1 dibagi dengan nilai pasar awal tahun t.
Aliran kas operasional pada tahun t dibagi dengan nilai pasar awal tahun t.
Jumlah aliran kas operasional pada tahun t+1 dan t+2 dibagi dengan nilai pasar awal tahun t.
nilai total akrual pada tahun t-1, yang diperoleh dari net income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi
dengan nilai pasar awal tahun t nilai total akrual pada tahun t, yang diperoleh dari net income
dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal tahun t.
jumlah nilai total akrual pada tahun t+1 dan t+2, yang diperoleh dari net income dikurangi dengan aliran kas
operasional, dibagi dengan nilai pasar awal tahun t Jumlah return saham periode tahun t+1 dan return saham
periode tahun t+2 Tingkat income smoothing, yang merupakan korelasi antara
discretionary accrual dan pre-discretionary accruals
Variabel dependen: R
t
Sumber: Hasil pengiolahan data perusahaan manufaktur 2005-2007 = signifikan pada level 0,01
= signifikan pada level 0,05 = signifikan pada level 0,10
lxxxv Atas hasil pengujian dengan model regresi dekomposisi tersebut di atas,
maka model regresi dalam penelitian ini dapat di formulakan seperti berikut ini.
=
t
R
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t
R IS
ACC IS
ACC IS
ACC IS
CFO IS
CFO IS
CFO IS
IS R
ACC ACC
ACC CFO
CFO CFO
e +
+ -
+ +
- +
- +
+ -
+ -
+ -
+ -
+ +
- +
- +
+ -
+ -
- -
- -
2 2
1 2
1 2
2 1
2 1
072 ,
357 ,
1 642
, 2
946 ,
1 443
, 1
423 ,
4 785
, 1
351 ,
20 ,
720 ,
353 ,
2 970
, 1
827 ,
505 ,
3 517
, 1
209 ,
Hasil analisis dengan menggunakan model regresi dalam peneltian menunjukkan bahwa nilai R
2
sebesar 0,436 dan Adjusted R
2
sebesar 0,264, hal ini berarti 26,40 variasi R
t
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen CFO
t-1
, CFO
t
, CFO
t2
, ACC
t-1
, ACC
t
, ACC
t2
, R
t2
, IS
t
dan 7 tujuh variabel moderat, sementara variabilitas sisanya sebesar 100-26,40= 76,7
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan atau dimasukkan dalam model penelitian.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai Anova atau F
test
dalam model regresi menunjukkan bahwa niai F
hitung
sebesar 2,528 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,007. Hasil ini mengindikasikan bahwa tingkat probabilitas
dalam pengujian mempunyai nilai yang lebih kecil nilai signifikansi penlitian yaitu 0,050. Hasil pengujian ini dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel
CFO
t-1
, CFO
t
, CFO
t2
, ACC
t-1
, ACC
t
, ACC
t2
, R
t2
, IS
t
dan 7 tujuh variabel moderat terhadap R
t
. Hasil analisis dengan model regresi menunjukkan pula bahwa dari 6
enam variabel independen, CFO
t
, CFO
t2
, ACC
t-1
, dan 3 tiga variabel moderat yang digunakan dalam model regresi dalam penlitian ini mempunyai nilai
lxxxvi probabilitas t
yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian dalam penelitian baik 5 maupun 10. Nilai probabilitas untuk variabel CFO
t
sebesar 0,093, CFO
t2
sebesar 0,062, ACC
t-1
sebesar 0,060, dan 3 tiga variabel moderat, yaitu : IS
t
CFO
t
sebesar 0,070, IS
t
CFO
t2
sebesar 0,012, dan IS
t
ACC
t2
sebesar 0,024. Hasil analisis nilai probabilitas t yang lebih kecil dari tingkat signifikasi
penelitian1, 5 dan 10 ini mengindikasikan bahwa variabel independen
tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen, R
t
. Koefisien IS
t
CFO
t2
negatif dan signifikan, menunjukkan bahwa harga saham perusahaan yang melakukan income smoothing tidak menampung
informasi yang lebih banyak mengenai future CFO. Sementara koefisien IS
t
ACC
t2
juga negatif dan signifikan, yang menunjukkan bahwa harga saham juga tidak menangkap lebih banyak informasi mengenai future accruals ketika
perusahaan melaporkan laba yang lebih smooth. Hasil pengujian ini konsisten dengan hasil pengujian utama
D. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan 3 tiga model regresi sebagaimana dilakukan oleh Tucker dan Zarowin 2006. Model regresi yang dimaksud terdiri dari
earnings persistence model, benchmark CKSS model dan model pada pengujian utama, primarry model. Tujuan digunakannya 3 tiga model regresi tersebut
adalah untuk memperkuat hubungan antara past earnings, current earnings dan future earnings dengan income smoothing serta keinformatifan laba. Pada model