II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan Mangrove
Menurut Nybakken 1986 bahwa hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang
didominasi oleh beberapa species pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Sementara itu,
Bengen 2002 mendefinisikan hutan mangrove sebagai komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh
dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang
terlindung. Mangrove tumbuh optimal di wilayah pesisir yang memiliki muara sungai besar dan bersubstrat lumpur, sedangkan di wilayah pesisir yang tidak
terdapat muara sungai, hutan mangrove pertumbuhannya tidak optimal. Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam daerah tropis yang
mempunyai manfaat ganda baik dari aspek sosial ekonomi maupun ekologi. Besarnya peranan ekosistem hutan mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari
banyaknya jenis hewan baik yang hidup di perairan, di atas lahan maupun di tajuk-tajuk pohon mangrove atau manusia yang bergantung pada hutan mangrove
tersebut Naamin 1991. Batasan umum pengertian hutan mangrove adalah hutan terutama tumbuh
pada tanah aluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut dan dicirikan oleh jenis-jenis pohon, seperti Avicennia,
Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Cerrops, Lumnitzera, Exoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora
dan Nypa. Menurut Noer et al. 1999 bahwa sejauh ini di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis
pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis diantaranya 33 jenis pohon dan
beberapa jenis perdu ditemukan hanya pada habitat mangrove true mangrove,
sementara jenis lain ditemukan di sekitar mangrove dan dikenal sebagai jenis mangrove ikutan mangrove associate.
Ekosistem hutan mangrove mempunyai peranan dan fungsi penting yang dapat mendukung kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Dahuri et al. 1996, menyatakan bahwa secara garis besar ekosistem hutan mangrove mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologis dan fungsi sosial
ekonomi. Potensi ekonomi sumberdaya hutan mangrove sebagai penyedia
sumberdaya kayu dan udang serta ikan, juga berfungsi ekologis untuk menahan banjir dan bagi nursery ground jenis-jenis udang Fauzi 1999a. Fungsi ekologis
ekosistem mangrove menurut Dahuri et al. 1996 adalah sebagai berikut : a Dalam ekosistem hutan mangrove terjadi mekanisme hubungan antara
ekosistem mangrove dengan jenis-jenis ekosistem lainnya seperti padang lamun dan terumbu karang.
b Dengan sistem perakaran yang kokoh ekosistem hutan mangrove mempunyai kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur dan
melindungi pantai dari abrasi, gelombang pasang dan taufan. c Sebagai pengendalian banjir, hutan mangrove yang banyak tumbuh di
daerah estuaria juga dapat berfungsi untuk mengurangi bencana banjir. d Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai penyerap bahan pencemar
environmental service, khususnya bahan-bahan organik. e Sebagai penghasil bahan organik yang merupakan mata rantai utama dalam
jaring-jaring makanan di ekosistem pesisir, serasah mangrove yang gugur dan jatuh ke dalam air akan menjadi substrat yang baik bagi bakteri dan
sekaligus berfungsi membantu proses daun-daun tersebut menjadi detritus. Selanjutnya detritus menjadi bahan makanan bagi hewan pemakan, seperti
cacing, udang-udang kecil dan akhirnya hewan-hewan ini akan menjadi makanan larva ikan, udang, kepiting dan hewan lainnya.
f Merupakan daerah asuhan nursery ground hewan-hewan muda juvenile stage
yang akan bertumbuh kembang menjadi hewan-hewan dewasa dan juga merupakan daerah pemijahan spawning ground beberapa perairan
seperti udang, ikan dan kerang-kerangan.
Mangrove yang tumbuh di sekitar perkotaan atau pusat pemukiman dapat berfungsi pertama sebagai penyerap bahan pencemar, khususnya bahan-bahan
organik. Kedua, hutan mangrove sebagai energi bagi lingkungan perairan sekitarnya. Ketersediaan berbagai jenis makanan yang terdapat pada ekosistem
hutan mangrove telah menjadikannya sebagai sumber energi dari tingkat tropik yang lebih rendah ke tingkat tropik yang lebih tinggi. Ketiga, hutan mangrove
merupakan pensuplai bahan organik bagi lingkungan perairan. Di dalam ekosistem mangrove terjadi mekanisme hubungan yang memberikan sumbangan
berupa bahan organik bagi perairan sekitarnya.
2.2 Alokasi dan Alternatif Pengelolaan Ekosistem Mangrove