V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Letak dan Luas
Wilayah Kabupaten Barru merupakan wilayah pesisir pantai bagian Barat Provinsi Sulawesi Selatan, dengan panjang garis pantai sekitar 78 Km.
Kecamatan Barru merupakan salah satu kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Barru. Secara geografis dan geologis wilayah Kecamatan Barru yang
berada di Ibukota Kabupaten Barru dengan posisi koordinat pada 119 30’42” –
119 37’20” Bujur Timur dan 4
18’10” – 4 33’15” Lintang Selatan dengan luas
wilayah 199,32 Km
2
dan ketingggian 0 sampai 87,8 meter dari permukaan laut. Secara administratif Kecamatan Barru terdiri atas 10 desakelurahan, dimana
batas-batas dari wilayah tersebut adalah : ¬ Bagian utara dengan Kecamatan Balusu
¬ Bagian timur dengan Kecamatan Tanete Riaja ¬ Bagian selatan dengan Kecamatan Tanete Rilau
¬ Bagian Barat dengan Selat Makassar
5.2 Keadaan Fisik
Berdasarkan pencatatan data iklim diketahui bahwa suhu harian di Kecamatan Barru berkisar antara 25 – 27
C, dengan suhu maksimum harian antara 28 – 32
C, dengan suhu minimum harian berkisar antara 18 – 20 C.
Kelembaban udara berkisar antara 70 – 80. Jumlah hari hujan rata-rata 148 hari per tahun dan ketinggian curah hujan sekitar 3.534mm per tahun, rata-rata bulanan
tertinggi pada musim barat yaitu 304,2mm. Angin merupakan parameter lingkungan yang sangat berpengaruh di
kawasan pesisir dan laut. Angin bertiup rata-rata 8,27 meter per detik, dimana dalam 4 empat tahun, berkisar 14 m per detik sampai dengan 7,8 m per detik.
Kecepatan angin tertinggi terjadi pada musim Barat dimana angin bertiup dengan kecepatan 14 m per detik kecuali pada bulan September angin bertiup dengan
kecepatan 21,66 m per detik. Secara geologi kawasan pantai Kecamatan Barru memiliki topografi yang datar dengan kelerengan antara 0 – 2. Material pantai
umumnya berpasir halus sampai dengan kasar dan warna hitam, coklat serta keputih-putihan, sedangkan di beberapa daerah berbatu.
5.3 Keadaan Sosial Ekonomi a Aksesibilitas
Seperti telah dijelaskan, bahwa lokasi penelitian terletak di Kecamatan Barru yang terdiri atas Kelurahan Coppo, berjarak 1 satu km sebelah barat dari ibukota
Kecamatan Barru, Kelurahan Mangempang berjarak 1 satu kilometer sebelah utara ibukota kecamatan dan Desa Siawung dengan jarak 4 empat km dari
ibukota kecamatan. Untuk mencapai lokasi-lokasi tersebut telah tersedia jalan- jalan aspal dan kendaraan yang lancar karena merupakan jalur poros provinsi.
Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Luas KelurahanDesa dan Jarak dari Ibukota Kecamatan
No KelurahanDesa Jarak Km
Luas Km
2
1 Kelurahan Coppo
1 26,83
2 Kelurahan Mangempang
1 13,80
3 Desa Siawung
4 8,36
Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Barru, 2005
b Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Barru secara keseluruhan pada tahun 2004 adalah sebanyak 34.986 jiwa dengan jumlah laki-laki 16.918 jiwa dan perempuan
18.868 jiwa. Seluruh penduduk tersebut mempunyai kewarganegaraan Indonesia WNI. Agama yang dianut oleh penduduk hampir seluruhnya beragama Islam,
yaitu sekitar 31.514 orang atau 90,07, Katolik 89 orang atau 0,25, Protestan 179 orang atau 0,51 dan Budha sekitar 5 orang atau hanya 0,01. Mata
pencaharian penduduk didominasi sebagai petani baik sebagai pemilik tanah, penggarap maupun sebagai buruh tani kemudian nelayan, petambak,
pengrajinindustri kecil, wiraswasta, pegawai negeri serta peternak. Adapun jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga KK dan jumlah rumah tangga
perikanan RTP secara khusus untuk lokasi penelitian dapat dirinci pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Penduduk, Jumlah KK Kepala Keluarga dan RTP Rumah Tangga Perikanan Tahun 2004.
KK RTP
No KelurahanDesa
Jmlh Jmlh
Total Penduduk
1 Kel. Coppo 786 20,00
262 7,00
3.921 2 Kel.Mangempang
2.250 46,00 785
16,00 4.907
3 Desa Siawung 603 22,00
45 2,00
2.746
Total 3.639
1.092 11.574
Sumber : Profil KelurahanDesa Tahun 2004. Tabel 5 menunjukkan bahwa total penduduk untuk ketiga lokasi penelitian
sebanyak 11.574 jiwa atau 33,08 dari keseluruhan jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Barru. Jumlah penduduk lebih banyak terdapat di
Kelurahan Mangempang, yaitu 4.907 jiwa. Jumlah KK dan RTP di kelurahan tersebut juga lebih banyak yaitu masing-masing sebanyak 2.250 jiwa atau 46
dan 785 jiwa atau 16. Hal ini disebabkan karena wilayah Kelurahan Mangempang lebih luas dibandingkan kelurahandesa lainnya di Kecamatan
Barru. Jumlah penduduk paling sedikit adanya di Desa Siawung sebanyak 2.746 jiwa dengan jumlah KK dan RTP masing-masing sebanyak 603 22 dan 45
2. Kelurahan Coppo memiliki total penduduk sebanyak 3.921 jiwa, jumlah KK sebanyak 786 jiwa atau 20 dan jumlah RTP sebanyak 262 jiwa atau 7.
Masing-masing kelurahandesa tersebut diatas jumlah KK kurang dari 50 dari total penduduknya, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing kepala
keluarga tersebut memiliki jumlah tanggungan keluarga atau anak rata-rata diatas 5 orang. Jumlah RTP untuk masing-masing kelurahandesa juga lebih kecil
persentasenya dari total penduduk karena jenis mata pencaharian dari penduduk selain dari bidang perikanan sangat beragam, seperti pertanian, peternakan,
wiraswastapedagang, pegawai negeri dan buruh.
c Karakteristik Responden
Masyarakat yang diteliti adalah masyarakat yang berada di sekitar dan diluar ekosistem mangrove, baik yang terkait langsung atau masyarakat pemanfaat
maupun tidak terkait langsung dengan ekosistem mangrove atau bukan masyarakat pemanfaat. Populasi responden sebanyak 3.639 rumah tangga
termasuk populasi rumah tangga perikanan RTP sebanyak 1.092, dimana jumlah
tersebut tempat tinggalnya tersebar dibeberapa wilayah dalam Kecamatan Barru, yaitu Kelurahan Coppo, Kelurahan Mangempang dan Desa Siawung.
Adapun responden yang diambil sebagai sampel sebanyak 40 rumah tangga untuk petambak, 50 rumah tangga untuk nelayan, masing-masing 11 untuk rumah
tangga pengambil bibit alam berupa benur dan nener, hasil hutan kayu bakar sebanyak 11 RTP dan kayu bangunan 7 RTP, pengambil bibit bakau sebanyak 2
RTP serta hasil kepiting dan kerang masing-masing sebanyak 6 RTP dan 1 RTP. Untuk manfaat keberadaan, jumlah responden sebanyak 103 orang yang
merupakan rumah tangga perikanan dan diluar rumah tangga perikanan.
1 Umur Responden
Umur responden bervariasi antara 20 sampai dengan lebih dari 50 tahun. Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa responden berusia antara 46 – 50 tahun
lebih banyak yaitu 30 orang atau 21,74. Jumlah responden paling sedikit yang berusia antara 20 – 25 tahun, sebanyak 12 orang atau hanya 8,70. Jumlah
responden yang berusia lanjut atau umur 50 tahun sebanyak 27 orang atau 19.57. Responden yang berumur antara 36 – 40 tahun, sebanyak 22 orang atau
15,94, umur 26 – 30 tahun sebanyak 16 orang atau 11,59 dan umur 41 – 45 tahun sebanyak 17 orang atau 12,32. Responden yang berumur 31 – 35,
sebanyak 14 orang atau 10,14. Data selengkapnya terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Umur Responden
No Umur Tahun
Jumlah Orang Prosentase
1 20 – 25
12 8,70
2 26 – 30
16 11.59
3 31 – 35
14 10.14
4 36 – 40
22 15.94
5 41 – 45
17 12.32
6 46 – 50
30 21.74
7 50
27 19.57
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
2 Jenis Kelamin Responden
Tabel 7 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 89.13 123 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
yang bekerja di lahan tambak maupun sebagai nelayan dan yang memanfaatkan ekosistem mangrove adalah laki-laki, walaupun sebagian kecil ada juga
perempuan yang bekerja sebesar 10.87 atau 15 orang, yaitu sebagai pengambil bibit alam, pengambil kerangtude dan pencari kayu bakar, ada juga sebagai
pegawai negeri sipil. Tabel 7. Jenis Kelamin Responden
No Umur Tahun
Jumlah Orang Prosentase
1 Laki-Laki 123
89,13 2 Perempuan
15 10,87
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
3 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden relatif rendah, ini terlihat dari banyaknya responden yang hanya mengikuti pendidikan dasar SD baik yang tamat maupun
yang tidak tamat ataupun yang tidak pernah merasakan pendidikan dasar sama sekali. Responden terbanyak pendidikan hanya tamat SD, yaitu sebanyak 45
orang atau 32,61, kemudian yang tidak pernah sekolah sebanyak 30 orang atau 21,74 dan yang tidak tamat SD sebanyak 7 orang atau 5,07. Responden yang
tingkat pendidikan sedang yaitu yang pernah mengikuti pendidikan sampai SMP sebanyak 27 orang atau 19,57 dan yang tamat SMA sebanyak 17 orang atau
12,32. Responden dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu yang menyelesaikan sampai perguruan tinggi baik D1 – D3 dan Sarjana sebanyak 12 orang atau 8,70.
Lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Orang Prosentase
1 Tidak Pernah Sekolah 30
21.74 2 Tidak Tamat SD
7 5.07
3 Tamat SD 45
32.61 4 Tamat SMP
27 19.57
5 Tamat SMA 17
12.32 6 D1 – D3
2 1.45
7 S1 10
7.25
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
4 Mata Pencaharian Responden
Berdasarkan hasil olahan data primer, maka dapat diketahui bahwa di lokasi penelitian jenis mata pencaharian responden berbeda-beda. Jenis mata
pencaharian utama dari responden mayoritas sebagai nelayan yaitu sebanyak 52 orang atau sekitar 37.68 dari total responden. Responden lainnya ada yang
bekerja sebagai petambak yaitu sebanyak 47 orang 34.05, pegawai negeri sipil 16 orang 11.59, mahasiswa 5 orang 3.62, sebagai wiraswastapedagang 8
orang 5.80, sebagai petani 6 orang 4.35 dan sebagai penyeser sebanyak 4 orang atau 2.89. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Mata Pencaharian Responden
No Mata Pencaharian Jumlah Orang
Prosentase
1 Petambak
47 34.05
2 Petani 6
4.35 3 Nelayan
52 37.68
4 Penyeser 4
2.89 5 WiraswastaPedagang
8 5.80
6 Pegawai negeri sipil 16
11.59 7 Mahasiswa
5 3.62
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
5 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
Jumlah tanggungan keluarga responden merupakan jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung oleh responden. Dari hasil survey, sebagian besar
responden mempunyai jumlah anak bervariasi antara satu sampai tujuh orang. Data mengenai jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada
Tabel 10. Tabel10.Klasifikasi Responden menurut Jumlah Tanggungan Keluarga
No Tanggungan Keluarga
Jumlah Orang Prosentase
1 3 orang 17
12,32 2 3 orang
25 18,12
3 4 orang 28
20,29 4 5 orang
25 18,12
5 6 orang 13
9,42 6 6 orang
30 21,74
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah berjumlah diatas enam orang, yaitu sebanyak 30 responden atau
21.74, kemudian jumlah tanggungan empat orang per keluarga sebanyak 28 responden atau 20.29, selanjutnya jumlah tanggungan tiga orang dan lima orang
per keluarga masing-masing 25 responden atau 18.12, 17 responden atau 12.32 yang mempunyai tanggungan keluarga dibawah tiga orang dan 13
responden atau 9.42 yang mempunyai tanggungan dalam keluarga enam orang per keluarga.
6 Asal dan Lama Domisili Responden
Asal responden berdasarkan hasil survei, sebagian besar merupakan penduduk asli yaitu 65,94 atau sebanyak 91 responden, sedangkan pendatang
hanya 47 responden atau 34.06. Hal ini menunjukkan bahwa responden umumnya merupakan penduduk asli pada lokasi penelitian, yaitu Kelurahan
Coppo, Kelurahan Mangempang dan Desa Siawung dan responden lainnya sebagai pendatang yang berasal dari desa tetangga dan bahkan ada yang berasal
dari luar daerah kabupaten. Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah responden yang merupakan penduduk
asli lebih banyak dibandingkan dengan responden yang pendatang. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang sudah lama hidup dan memenuhi
kebutuhan hidupnya di lokasi penelitian. Hasil olahan data primer seperti yang terlihat pada Tabel 12, bahwa responden sebagian besar 10 sampai 30 tahun
berada di lokasi penelitian sebanyak 69 orang atau 50.00 dari total responden dan yang kurang dari 10 tahun hanya 14 orang 10.14 serta yang lama domisili
diatas 30 tahun sebanyak 55 orang atau 39.86. Tabel 11. Asal Responden
No Asal Responden
Jumlah Orang Persentase
1 Asli
91 65,94
2 Pendatang
47 34,06
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
Tabel 12. Lama Domisili Responden
No Lama Domisili Tahun
Jumlah Orang Persentase
1 10
14 10,14
2 10 – 30
69 50,00
3 30
55 39,86
Jumlah 138
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
7 Status Lahan yang Dikelola untuk Tambak
Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa berdasarkan status lahan yang dikelola untuk tambak oleh rumah tangga perikanan terdapat dua status lahan yang
berbeda. Status lahan yang pertama adalah lahan milik sendiri pemilik langsungrumah tangga, dimana pada lahan milik ini masyarakat
menggunakannya untuk kegiatan budidaya baik monokultur udang atau bandeng maupun polikultur udang dan bandeng. Pada status lahan milik sendiri ini
terdapat 41 responden atau sekitar 91.11. Status lahan kedua adalah lahan yang disewa oleh rumah tanggaresponden dari pemilik yang biasanya tidak berdomisili
di lokasi tambak, yaitu sebanyak 4 orang atau 8.89. Tabel 13. Status Lahan Tambak yang Dikelola Responden
No Status Lahan
Jumlah Orang Persentase
1 Milik Sendiri
41 91,11
2 Sewa
4 8,89
Jumlah 45
100,00
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2005
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN