3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Tinjauan lapang dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengolahan data
dilaksanakan pada bulan Agustus 2012, sedangkan penyusunan skripsi dilaksanakan pada bulan September2012.
3.2 Alat penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1
Satu unit notebook dengan spesifikasi sebagai berikut: 1
Prosessor : AMD Dual-Core Processor C60
2 Harddisk
: 320 GB 3
RAM Memory : 2 GB 4
Monitor : LCD 11,6”
5 Mouse
: serial
6 System Operasi : Windows 7 Starter
2 Piranti lunak software
1 MySQLsebagai software untuk merancang sistem informasi dan
merancang database; 2
Notepad++ sebagai softwaredalam pembuatan sistem database; 3
WampServer sebagai software penunjang dalam menampilkan sistem.
3.3 Metode pengumpulan data
Metode penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah metode studi kasus. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara secara langsung denganpihak Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi bagian statistik perikanan.
Data sekunder didapatkan dari literatur dari arsip-arsip yang terdapat di Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi.
3.4 Analisis data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode pendekatan sistem, yaitu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi
terhadap sejumlah kebutuhan-kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem umumnya ditandai
dengan dua hal : 1 mencari semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan 2 membuat suatu model
untuk membantu keputusan secara rasional. Selanjutnya untuk dapat bekerja secara sempurna suatu pendekatan sistem harus mempunyai delapan unsur yang
meliputi : 1 metodologi perencanaan dan pengelolaan; 2 suatu tim yang multi diplisioner; 3 pengorganisasian; 4 disiplin untuk bidang yang non-kuantitatif;
5 teknik model matematik; 6 simulasi; 7 teknik optimasi; dan 8 aplikasi komputer.
3.4.1 Pendekatan sistem
Dalam implementasinya, pendekatan sistem mnggunakan model suatu abstraksi keadaan nyata untuk pengkajian suatu masalah dengan beberapa tahap
proses. Tahap-tahap itu meliputi perencanaan sistem, analisis sistem analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, desain sistem,
implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian secara keseluruhan dari organisasi, tidak hanya
menekankan pada sasaran dari sistem informasi itu saja.
3.4.1.1 Perencanaan sistem
Perencanaan sistem merupakan awal dari pengkajian suatu sistem. Pada tahap ini ditentukan lingkup proyek atau sistem yang akan ditangani. Lingkup
proyek atau batasan sistem adalah seluruh subsistem yang melakukan aktifitas perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sedangkan lingkungan
sistem adalah elemen-elemen di luar sistem pendataan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pada tahap ini juga direncanakan secara rinci modul-modul masukan
input, pengolahan process, penyimpanan database dan informasi keluaran output sesuai dengan ruang lingkup tersebut.
3.4.1.2 Analisis kebutuhan
Pada tahap ini dicari secara selektif kebutuhan masing-masing pelaku dalam sistem informasi pendataan perikanan tangkap di Dinas Perikanan Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Pelaku yang terlibat dalam sistem tersebut adalah karyawan Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
3.4.1.3 Formulasi permasalahan
Permasalahan yang ada di sistem pendataan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi diketahui dari observasi lapang serta wawancara dengan pelaku yang
ada di dalam ruang lingkup sistem. Pelaku dalam sistem misalnya pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi
3.4.1.4 Identifikasi sistem
Identifikasi sistem merupakan gambaran sistem yang diuji. Identifikasi sistem ini dilakukan dengan pembuatan diagram lingkar sebab akibat causal
loop dan diagram input-output.Diagram sebab akibat merupakan diagram yang
menggambarkan hubungan antar komponen di dalam sistem. Diagram input- output
merupakan diagram yang menggambarkan masukan dan keluaran serta kontrol dari sistem pendataan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi.
3.4.1.5 Desain sistem
Proses ini menjelaskan lingkup informasi yang akan dirancang. Desain sistem merancang suatu proses dihasilkan informasi, yaitu terdiri atas proses input
data, pengolahan data dan proses penyajian data output data. Informasi akan dihasilkan dengan memanfaatkan data yang tersimpan pada basis data yang ada.
Output atau informasi yang dihasilkan pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak yang membutuhkan.
Gambar 3 Diagram alir proses pembuatan sistem pendataan perikanan tangkap diKabupaten Sukabumi, Jawa Barat
3.4.1.6 Implementasi sistem
Tahapan implementasi sistem mencakup coding pengkodean program, testing
pengujian program, dan instalasi pemasangan program. Program aplikasi
Mulai
Pembuatan Program dengan Pengkodean Pengujiandengan Data dan Stimulasi
Selesai Analisa Kebutuhan
Formulasi Masalah Tinjauan Lapang dan Pengambilan Data
Desain Sistem Identifikasi Sistem
Implementasi sistem: Sistem Database Perikanan
Tangkap di Kabupaten Sukabumi
Tidak
Ya Puas
?
dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP Hypertext Processor dan penyimpanan data menggunakan format MY SQL Structur Query Language.
3.4.1.7 Pemeliharaan sistem
Tahap ini mencakup kedisiplinan dari operator sistem atau orang yang secara langsung menggunakan sistem ini. Kedisiplinan ini berupa menjaga dan
merawat teknologi dan fasilitas yang menunjang sistem ini dari gangguan yang tidak terduga.
3.5 Perancangan database
Database dapat diartikan sebagai kumpulan data yang terdiri atas satu atau lebih tabel yang terintegrasi satu sama lain, dimana setiap pemakai user diberi
wewenang otorisasi untuk dapat mengakses mengubah, menghapus, menganalisis, menambah dan memperbaiki data dalam tabel-tabel tersebut.
Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan database, yaitu:
Gambar 4 Struktur database secara umum 1
Pembuatan tabel Tabel berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan data dan merupakan suatu
kumpulan data yang berhubungan dengan topik tertentu. Penggunaan tabel bertujuan untuk menyederhanakan logika terhadap pandangan data. Tabel terdiri
atas baris yang disebut record dan kolom yang disebut field. 2
Pembuatan field Field
merupakan tempat dimana data atau informasi dalam kelompok yang sama atau sejenis dimasukkan. Field itu pada umumnya tersimpan dalam bentuk
kolom vertikal pada tabel. 3
Pengisian record
Database Tabel 1
Tabel 2
Tabel n Field
kolom 2.3 Field
kolom 2.2 Field
kolom 2.n Field
kolom 2.1 Field
kolom 1.1 Field
kolom 1.2 Field
kolom 1.3 Field
kolom 1.n
Field kolom 3.n
Field kolom 3.3
Field kolom 3.2
Field kolom 3.1
Record merupakan data lengkap dalam jumlah tunggal yang biasanya
tersimpan dalam bentuk baris secara horizontal pada tabel. Pengisian pada record dapat dilakukan langsung pada tabel-tabel dalam database atau terhubung melalui
perangkat lunak yang akan dibangun. 4
Pembuatan relasi tabel Relasi tabel adalah hubungan-hubungan antara tabel-tabel yang berada pada
database. Relasi dapat terbentuk apabila pada setiap tabel yang akan dihubungkan terdapat satu field yang sama.
4 KEADAAN UMUM
4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta. Kabupaten ini
terletak pada6 57’- 7 25’ Lintang Selatan dan 106 49’ – 107 00’ bujur Timur. Secara geografis batas wilayah Kabupaten Sukabumi antara lain BPS
Kabupaten Sukabumi, 2009: 1
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor; 2
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia; 3
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudera Indonesia;
4 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.
Kabupaten Sukabumi secara administratif berbatasan juga secara langsung dengan wilayah kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong enclave. Kota
Sukabumi dikelilingi oleh beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Kecamatan tersebut yaitu, Kecamatan Sukabumi sebelah utara, Kecamatan Cisaat
dan Kecamatan Gunung di sebelah barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebon Pedes di sebelah timur BPS
Kabupaten Sukabumi, 2009.
Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di bagian selatan dan bergunung di bagian utara
dan tengah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 2.960 m. Kondisi permukaan tanah di Kabupaten Sukabumi bervariasi. Berdasarkan kelas kemiringan, kondisi
permukaan tanah di Kabupaten Sukabumi digolongkan menjadi 5 kelas, yaitu BPS Kabupaten Sukabumi, 2009:
1
Kelas I dengan kemiringan 0 – 8 luasnya sekitar 209.088 ha; 2
Kelas II dengan kemiringan 8 – 15 luasnya sekitar 40.998 ha; 3
Kelas III dengan kemiringan 15 – 25 luasnya sekitar 40.998 ha; 4
Kelas IV dengan kemiringan 25 – 45 luasnya sekitar 59.447 ha; 5
Kelas V dengan kemiringan 45 luasnya sekitar 59.447 ha. Kabupaten Sukabumi juga memiliki potensi geologis. Diantaranya adalah
sumber panas bumi di daerah gunung Salak dan Cisolok, bahan tambang dan bahan galian seperti emas, perak, batu bara, pasir kwarsa, marmer, pasir besi,
bentonit, teras, batu gamping, tanah liat dan lain–lain BPS Kabupaten Sukabumi, 2009.
Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan. Kegiatan perikanan tangkap banyak dilakukan di 7 kecamatan yang menghadap Samudera Hindia yaitu
Cikemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Palabuhanratu, Simpenan dan Cisolok. Semua kegiatan perikanan tersebut terpusat di Kecamatan Palabuhanratu, karena
adanya PPN Palabuhanratu.
4.1.2 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2005 hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata jumlah penduduk 2.265.994, terdiri atas
1.156.734 laki-laki dan 1.109260 perempuan. Pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,15. Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Sukabumi dari tahun
2005 hingga 2009 adalah 545 orang per km². Tabel 1 merupakan data jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi.
Tabel 1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi tahun 2005-2009
Tahun Jumlah Penduduk jiwa
Pertumbuhan Kepadatan
Penduduk per km²
Laki-Laki Perempuan Jumlah
2005 1,136,359 1,088,634 2,224,993
- 535
2006 1,151,103 1,089,798 2,240,901
0.71 539
2007 1,151,413 1,106,840 2,258,253
0.77 543
2008 1,158,964 1,118,056 2,277,020
0.83 547
2009 1,185,833 1,142,971 2,328,804
2.27 559
Rata-rata 1,156,734 1,109,260 2,265,994
1.15 545
Sumber: Kabupaten Sukabumi dalam Angka 2010 4.1.3
Sarana dan prasarana 1
Perhubungan
Perhubungan di Kabupaten Suakabumi terbagi menjadi dua, yaitu perhubungan darat dan airlaut. Perhubungan darat mendominasi dengan
persentase sebesar 98,15 sedangkan perhubungan airlaut sebesar 1,85 BPS Kabupaten Sukabumi 2009. Kabupaten Sukabumi memiliki panjang jalan negara
sepanjang 115.090 km dan jalan propinsi 300.100 km. Namun, besarnya persentase fasilitas perhubungan darat ini tidak didukung dengan fasilitas sarana
perhubungan darat yang memadai, akses jalan menuju beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi terkendala oleh kondisi jalan yang rusak. Badan Pusat
Statistik BPS Kabupaten Sukabumi mencatat pada tahun 2008, panjang jalan yang rusak mencapai 687.967 km, sedangkan jalan yang berada dalam kondisi
sedang sepanjang 114.222 km. 2
Komunikasi
Telekomunikasi sangat penting dalam mendukung kegiatan perekonomian di Kabupaten Sukabumi. Sebagai wilayah yang memiliki potensi di bidang usaha
perikanan dan wisata, telekomunikasi sangat penting dalam era globalisasi ini. Penyediaan sarana telekomunikasi di wilayah Palabuhanratu telah cukup baik
dengan telah terdistribusinya sistem jaringan kabel telekomunikasi maupun seluler 3
Listrik dan air
Sarana listrik yang tersedia di wilayah Kabupaten Sukabumi dikelola oleh PT Perusahaan Listrik Negara PLN dibawah Unit Pelayanan Jaringan UPJ
Palabuhanratu. Pengguna sarana listrik dari PLN di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008 sebanyak 407.231 rumah. Selain mengandalkan pasokan listrik dari
PLN Jawa Barat, tingginya curah hujan di Kabupaten Sukabumi membuat penduduk di Kabupaten Sukabumi menggunakan air tanah sebagai sumber utama
dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, tingginya debit air juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA.
Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Sukabumi, kebutuhan akan air bersih tidak cukup hanya dari air tanah saja.
Menurut BPS Kabupaten Sukabumi 2009 terjadi peningkatan distribusi air bersih per bulan dari PDAM Kabupaten Sukabumi selama periode 2006-2008.
Terapat peninghkatan sebesar 302.411 m³ pada tahun 2008. Pengguna terbesar air PPDAM adalah rumah tempat tinggal sebanyak 182.752 rumah.
4.2 Kondisi perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi 4.2.1 Nelayan
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang bekerja sebagai nelayan pada tahun 2009 sebanyak 12.311 orang, terbagi atas 10.568 orang sebagai nelayan
buruh dan 1.743 orang sebagai nelayan pemilik. Apabila dilihat sejak tahun 2006 hingga 2009, jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Sukabumi berfluktuasi,
namun tidak terlalu jauh berubah. Perkembangan jumlah nelayan secara rinci tahun 2006-2009 disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Jumlah nelayan perikanan tangkap tahun 2006 - 2009 di Kabupaten Sukabumi
Tahun Nelayan orang
Jumlah orang Nelayan Buruh
Nelayan Pemilik 2006
10,951 1,350
12,301 2007
10,745 1,603
12,348 2008
10,761 1,639
12,400 2009
10,568 1,743
12,311 Sumber: Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009
4.2.2 Alat tangkap
Berdasarkan data statistik Kabupaten Sukabumi tahun 2009, alat tangkap yang beroperasi di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi sebanyak 1.951 unit.
Alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah alat tangkap jaring insang hanyut sebanyak 905 unit dan diikuti dengan alat tangkap rawai tuna sebanyak
350 unit. Perincian alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 No Kelompok
Alat Tangkap Jenis
Alat Tangkap Jumlah unit
1 Pukat Kantong
Payang 150
Dogol 24 2
Jaring Insang Jaring Insang Hanyut
905 Jaring Insang Lingkar
9 Jaring Insang Tetap
106 3
Jaring Angkat Bagan PerahuRakit
154 Bagan Tancap
54 4 Pancing
Pancing Tuna
350 Pancing Tonda
100 Pancing Ulur
84 5 Lainnya
Garpu, Tombak, Lain - lain
15 Jumlah
1,951
Sumber : DKP Kab. Sukabumi 2009 4.2.3 Armada penangkapan ikan
Armada penangkapan ikan di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi dapat dibedakan menjadi tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Sejalan
dengan modernisasi armada penangkapan, sejak tahun 2006 perahu tanpa motor mengalami penurunan jumlah armada, sedangkan perahu motor tempel maupun
kapal motor mengalami peningkatan. Armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2009 memperlihatkan tren yang positif, meskipun terjadi penurunan
jumlah armada dari tahun 2008 sebesar 1.638 unit menjadi 1.575 unit pada tahun 2009. Perkembangan armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2009 secara
rinci dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Jumlah armada penangkapan ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006 – 2009
Tahun Armada
Jumlah unit Perahu Tanpa Motor
Motor Tempel Kapal Motor
2006
332 785
233 1,350
2007
278 960
365 1,603
2008
290 975
374 1,639
2009
224 975
376 1,575
Sumber: Statistik bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009 4.2.4
Volume dan nilai produksi
Volume produksi perikanan tangkap yang dihasilkan perikanan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 sebesar 7878,20 ton dengan nilai produksi sebesar Rp
56.155.022.000 jika melihat perkembangan volume produksi 2006 – 2009 terjadi penurunan volume hasil tangkapan, namun nilai produksi mengalami kenaikan.
Perkembangan volume dan nilai produksi rinci sejak tahun 2006 hingga 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006 – 2009 :
Tahun Volume penangkapan ikan Ton
Nilai penangkapan Rp 1.000 2006
10,035.90 52,494,782.00
2007 8,655.82
46,442,802.00 2008
7,379.20 47,460,706.00
2009 7,878.20
56,155,022.00 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009
4.2.5 Prasarana dan kelembagaan perikanan tangkap
Sebagai daerah yang memiliki wilayah pesisir yang luas sekitar 117 km, kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi tersebar di 9 kecamatan
pesisir, Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung dan Tegalbuled. Kegiatan perikanan tangkap terbesar terletak di
Kecapatan Palabuhanratu dan Cisolok, dikarenakan di kedua kecamatan tersebut terdapat fasilitas perikanan yang cukup besar, yaitu PPN Palabuhanratu di
kecamatan Palabuhanratu dan PPI Cisolok di Kecamatan Cisolok. Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok memang merupakan dua kecamatan di wilayah pesisir
Teluk Palabuhanratu yang menjadi pusat aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi. Sementara fasilitas perikanan yang terapat diempat
kecamatan lainnya, hanya berstatus Tempat Pelelangan Ikan TPI, yaitu TPI Simpenan- Kecamatan Simpenan, TPI Ciwaru- Kecamatan Ciemas, TPI
Ujunggenteng- Kecamatan Ciracap, TPI Cikakak,TPI Ciracap, TPI Cibitung, TPI Tegalbuled dan TPI Surade – Kecamatan Surade Dinas Perikanan Kabupaten
Sukabumi 2006.
Kedelapan TPI yang ada di Kabupaten Sukabumi yaitu, Cisolok, Cikakak, Simpenan, Ciemas, Ciracap,Surade, Cibitung dan Tegalbuled, dalam menjalankan
aktivitasnya hanya memiliki dermaga, breakwater serta gedungpelelangan ikan. Fasilitas itupun tercatat dalam keadaan rusak. Mahyuddin 2007 mengungkapkan
bahwa semua urusan pembangunan dan operasional PPI ditangani langsung oleh kepala cabang Dinas Kabupaten Sukabumi, sehingga operasional PPI tersebut
belum optimal. Pengumpulan data statistik dilakukan tidak sempurna dan tidak ada petugas khusus untuk pengumpulan data statistik. Data statistik dikumpulkan
langsung oleh kepala cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi. Untuk menunjang kegiatan pelelangan ikan, pada PPN Palabuhanratu operasional
pelelangan dikelola oleh Koperasi Unit Desa KUD Mina Mandiri Sinar Laut, sisanya dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi
melalui Kepala Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan.
4.2.6 Sistem pendataan perikanan tangkap
Sistem pendataan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi masih sangat sederhana dan dilakukan dengan sistem manual serta hanya menggunakan sistem
komputasi sederhana.Pendataan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi
dilakukan setiap satu bulan sekali dan pihak yang melaksanakan pendataan adalah Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi khususnya bagian statistik.
Sistem pendataan berupa form-form input data berupa form produksi, kapal, alat tangkap, nelayan dan KUB yang diberikan kepada tiap-tiap pelabuhan
perikanan dan TPI di Kabupaten Sukabumi. Form tersebut kemudian akan diberikan kepada pihak Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi setiap satu bulan
sekali yang kemudian dari pihak dinas akan memasukkan data kedalam komputer dan akan diolah lebih lanjut.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perencanaan sistem pendataan
Sebagai awal dari pengkajian Rancang Bangun Sistem Pendataan Perikanan Tangkap di Kabupaten Sukabumi diperlukan perencanaan sistem
informasi yang baik. Perencanaan sistem yang dilakukan adalah dengan menentukan tujuan, batasan dan lingkungan yang ada dalam sistem data perikanan
di Kabupaten Sukabumi.
Tujuan sistem yaitu membantu pihak Dinas Perikanan Sukabumi dalam mengelola data-data hasil kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi,
sehingga pihak Dinas Perikanan dapat memenuhi kebutuhan para pengguna data perikanan tersebut. Batasan dalam sistem ini mencakup kegiatan-kegiatan
perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi seperti sarana perikanan tangkap, hasil tangkapan, dan lembaga perikanan di Kabupaten Sukabumi.Lingkungan sistem
adalah elemen-elemen di luar kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi.
Untuk mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh para pengguna di Kabupaten Sukabumi, maka dilakukan langkah pendekatan sistem
selanjutnya, yaitu analisi sistem. Analisis sistem di Kabupaten Sukabumi terbagi dalam dua tahap, yaitu analisis kebutuhan dan identifikasi sistem dengan diagram
sebab akibat dan diagram input-output.
5.2 Analisis sistem 5.2.1 Analisis kebutuhan