1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia
terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra
menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar
masyarakat, antara masyarakat dengan orang seorang antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga,
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan
masyarakat Damono, 1978:1. Sebuah karya sastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang ada di dalam
masyarakat. Ia mengungkapkan masalah-masalah manusia dan kemanusiaan, tentang
makna hidup
dan kehidupan.
Karya sastra
melukiskan penderitaan-penderitaan manusia, perjuangan, kasih sayang dan kebencian, nafsu
dan segala yang dialami manusia. Melalui karya sastra, pengarang ingin menampilkan nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung, ingin menafsirkan
makna hidup dan hakikat hidup Esten, 1989:8.
2 Karya sastra merupakan sebuah potret terhadap kenyataan sosial yang
ditangkap oleh pengarang melalui indera penghayatannya terhadap kehidupan di sekitarnya yang selanjutnya diolah dalam tungku imajinasi dan dituangkan dalam
mangkuk kreativitas. Sastra membaca fakta yang ada, sehingga “karya sastra adalah kenyataan realitas sosial yang mengalami proses pengolahan oleh
pengarang” Sumardjo, 1982: 30. Sastra menjadi dunia yang dinamik dalam persentuhannya antara pengarang
dengan masyarakat. Perubahan demi perubahan membentuk konstruksi sosial yang lahir dari persoalan hidup manusia.
Sastra adalah produk masyarakat. Ia berada di tengah masyarakat karena dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan
emosional ataupun rasional dari masyarakatnya. Jadi jelas bahwa kesusastraan bisa dipelajari berdasar disiplin ilmu sosial juga, dalam hal ini sosiologi sastra
Sumardjo, 1982: 12. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa karya sastra
bukan hanya merupakan curahan perasaan dan hasil imajinasi pengarang saja, namun karya sastra juga merupakan refleksi kehidupan, yaitu pantulan respon
pengarang dalam menghadapi problem kehidupan yang diolah secara estetis melalui kreativitas yang dimilikinya, kemudian hasil olahan tersebut disajikan
kepada pembaca. Dengan demikian pembaca dapat merenungkan dan menghayati kenyataan dan masalah-masalah kehidupan di dalam bentuk karya sastra, sehingga
dapat memberikan respon terhadap kenyataan atau masalah yang disajikan tersebut.
3 Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk lebih
mendalami kejadian-kejadian dalam lingkungan nyata yang tercermin dalam sebuah karya sastra. Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra akan digunakan
sebagai objek pengkajian. Adapun novel yang akan dianalisis berjudul Tikungan karya Achmad Munif yang diterbitkan Navila pada bulan Agustus 2000, cetakan
pertama. Novel Tikungan ini bercerita tentang kejadian-kejadian yang ada pada
sebuah tikungan yang ramai. Di sepanjang trotoar itu berdiri warung-warung kecil. Salah satu warung itu adalah kios koran milik Kang Tris. Dari kios itulah cerita
berkembang dengan menampilkan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitarnya. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di tikungan itu sering kita
lihat dalam kehidupan nyata, misalnya seseorang yang berpredikat mahasiswa ternyata mempunyai bisnis gelap yaitu menjadi bandar narkoba, seorang mantan
mantri air yang sudah tua namun masih suka main perempuan, seorang pelacur yang sudah putus asa untuk insaf, seorang mahasiswi yang selalu diingkari janji
oleh pacarnya yang kaya, seorang penjual warung nasi yang sudah tidak percaya lagi terhadap laki-laki, seorang wartawan yang penuh dengan idealisme
mengungkap fakta hingga diburu oleh orang yang tak dikenal yang merasa dirugikan dengan berita-beritanya, dan sebagainya.
Achmad Munif adalah seorang penulis yang cukup produktif. Beberapa cerpennya masuk dalam antologi cerpen Pagelaran FKY, Lukisan Matahari
Bernas, dan Mudik Bentang Budaya. Puluhan novelnya telah dimuat dalam berbagai media cetak dalam bentuk cerbung cerita bersambung. Selain itu ia juga
4 menulis beberapa skenario sinetron. Tikungan adalah novel keduanya yang telah
diterbitkan. Sebelumnya telah terbit novel Merpati Biru yang juga diterbitkan oleh Navila.
Novel Tikungan menarik untuk diteliti karena novel ini mengungkapkan realitas kehidupan yang kompleks dilihat dari tikungan di sebuah jalan yang ramai.
Tiap hari berbagai tipe dan karakter manusia berlalu-lalang. Dari sebuah tikungan itu kita diajak untuk melihat kisah sedih, roman, kekonyolan, kejahatan,
keputusasaan, kebanggaan, kebahagiaan, kepasrahan, dan ketidakadilan. Dalam pengantar penulis, Achmad Munif mengungkapkan: “Tikungan bercerita tentang
kehidupan yang saya teropong dari suatu sudut jalan, melihat kesibukan manusia, dan masalah keseharian yang mereka hadapi. Tentang sifat, watak, profesi, dan
cerita serta keluh kesah anak manusia” Munif, 2000:IX. Novel ini mempunyai latar di sebuah daerah yang mempunyai ciri-ciri kehidupan masyarakat perkotaan.
Pendekatan terhadap karya sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan disebut sosiologi sastra. Kajian terhadap karya sastra dengan
pendekatan sosiologi sastra sangatlah penting. Melalui pendekatan sosiologi sastra diharapkan dapat menjembatani hubungan antara pengarang sebagai pencipta karya
sastra dengan masyarakat pembaca, sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh pengarang dapat diterima oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam
sosiologi sastra adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra
Damono, 1978:2.
5 Sepengetahuan penulis, sampai saat ini belum ada penelitian sastra yang
mengupas novel Tikungan karya Achmad Munif baik dengan pendekatan sosiologi sastra ataupun dengan pendekatan lain.
Beberapa hal di atas merupakan alasan yang melatarbelakangi penelitian yang berobjekkan novel Tikungan karya Achmad Munif. Penelitian ini diberi judul
Refleksi Kehidupan Masyarakat Perkotaan dalam Novel Tikungan Karya Achmad Munif Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra.
B. Pembatasan Masalah