9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian, Hakikat, dan Fungsi Novel
Novel merupakan salah satu dari genre sastra atau juga bagian dari cerita rekaan cerkan. Oleh karena itu, hakikat novel pun tidak lepas dari hakikatnya
sebagai cerita rekaan. Adapun hakikat cerita rekaan itu sendiri sebagai ragam kesusastraan adalah bercerita Saad dalam Zaenab, 1997:9. Dengan demikian
hakikat novel pun juga cerita. Tanpa cerita, novel tidak diakui keberadaannya. Cerita dalam novel diolah berdasarkan pada imajinasi. Imajinasi dalam hal ini
bukan sekedar lamunan atau laporan pandangan mata pengarang belaka melainkan imajinasi yang datang dari pengalaman, pengetahuan, dan penalarannya. Imajinasi
di sini bukanlah sekadar khayalan yang dibuat-buat oleh pengarang, tetapi imajinasi yang menajamkan pada penanganan secara intens dan relevan dalam
menginterpretasikan kehidupan ini. Secara etimologis, kata novel berasal dari kata novellus yang diturunkan
pula dari kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan jenis sastra lainnya seperti puisi dan drama, maka jenis novel ini baru
muncul kemudian Tarigan, 1998:164. Novel adalah prosa rekaan yang panjang dengan menyuguhkan tokoh-tokoh
dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun Sudjiman, 1988:53. Novel memang merupakan jenis sastra yang bersifat fiktif, namun
demikian ceritanya dapat menjadi suatu pengalaman hidup yang nyata dan lebih
10 dalam lagi novel mempunyai tugas mendidik pengalaman batin pembaca atau
pengalaman manusia Damono, 1978:2. Novel menceritakan kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang. Luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu
konflik, suatu pertikaian, yang mengalih pada jurusan nasib kehidupan mereka. Suatu peralihan jurusan dalam masa seakan-akan seluruh kehidupan mereka
memadu kesilaman dan keakanan yang tiba-tiba terhampar di depan kita Jassin, 1985:78. Selanjutnya dalam Nurgiyantoro 1995:16 ia menambahkan bahwa
pembatasan novel terletak pada sesuatu kisah yang melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengenai episode.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel merupakan salah satu jenis cerita rekaan berbentuk prosa yang hakikatnya adalah sebuah hasil
eksplorasi, renungan, dan ungkapan pengarang dalam sebuah cerita naratif yang berisi lakuan tokoh-tokoh yang mengalami banyak peristiwa dan konflik, sehingga
mengakibatkan perubahan nasib para tokohnya. Novel sebagai salah satu genre sastra mempunyai fungsi memberikan
hiburan kepada pembacanya. Horace dalam Wellek dan Warren, 1989:25 mengatakan bahwa sastra hendaknya berciri dulce et utile, yang berarti
menyenangkan dan berguna. Dulce artinya menyenangkan, yaitu memberikan hiburan kepada pembaca. Adapun utile artinya berguna, yaitu dapat mengajarkan
sesuatu kepada pembaca: memberikan pengetahuan, mendidik pengalaman batin pembaca, dan memperkaya pandangan pembaca tentang kehidupan.
Selain itu konsepsi fungsi sastra yang bertolak dari pendapat Aristoteles dalam karyanya The Poetics, berfungsi sebagai katarsis chatarsis, yaitu
11 pembebasan jiwa kepada pembaca, membebaskan pembaca dari tekanan emosi.
Mengekspresikan emosi, berarti melepaskan diri dari emosi itu dalam Wellek dan Warren, 1989: 34.
Dengan demikian, fungsi novel adalah untuk memberikan hiburan, memberikan pelajaran tentang kehidupan, dan sebagai alat untuk pembersihan jiwa
katarsis kepada pembacanya.
B. Pendekatan Struktural