Tingkat kematangan gonad Karakteristik Biometrik Dan Genetik Spesies Ikan Lais (Siluridae) Dan Biologi Reproduksi Ompok Miostoma (Vaillant, 1902) Di Sungai Mahakam Kalimantan Timur

18 Belayan 10.350 km, subDAS Kedang Kepala dan Kedang Rantau 20.190 km, dan subDAS Mahakam Hilir 6.910 km Fakhrudin dan Kosman 1997. DAS Mahakam dengan seluruh subDASnya berperan penting bagi kehidupan masyarakat dan berfungsi strategis secara ekonomis maupun ekologis hidrologis. Secara ekonomis, DAS Mahakam telah dimanfaatkan sebagai jalur transportasi kapal penumpang dan kapal pengangkut barang, industri yang berkaitan dengan basil hutan kehutanan, pertambangan batu bara, emas, dan minyak bumi, pertanian dan perkebunan tanaman pangan dan kelapa sawit, budidaya perikanan dan sumber bahan baku air bersih, serta untuk pariwisata ekowisata. Selain itu, pinggiran Sungai Mahakam kanan-kiri dimanfaatkan sebagai permukiman dan usaha ekonomi penduduk setempat. DAS Mahakam juga berfungsi secara ekologis dan berperan penting dalam pengaturan hidrologi, yaitu sebagai pengendali banjir dengan berfungsinya tiga danau Danau Jempang, Semayang, dan Melintang sebagai tempat resapan air yang dapat menciptakan keseimbangan lingkungan antara ekosistem danau dan aliran sungai secara fisik daerah pengaliran sungai. SubDAS Danau Semayang, Melintang, dan Jempang berperan penting dalam pengendalian banjir yang terjadi pada Sungai Mahakam. Ketiga danau tersebut akan berfungsi sebagai daerah resapan atau penghambat lajunya air menuju outlet ke Sungai Mahakam. Danau Semayang dan Melintang merupakan danau dangkal yang mempunyai fluktuasi tinggi permukaan air yang dipengaruhi oleh musim curah hujan dan merupakan tipe danau paparan banjir flood plain. Selama musim penghujan di Sungai Mahakam terjadi penambahan volume air dan menyebabkan banjir. Kelebihan volume air tersebut menggenangi daerah aliran sungai DAS di sekitar sungai utama dan membentuk paparan banjir flood plain yang menutupi beberapa tipe habitat di sekitarnya Yogaswara 2007. Sejarah geologi menunjukkan bahwa sungai-sungai di Sumatera bagian tengah dan Sungai Kapuas di Kalimantan Barat merupakan bagian aliran sungai sunda utara purba, sedangkan sungai di Kalimantan Selatan, Jawa dan sebagian timur Sumatera termasuk aliran sungai sunda timur purba Voris 2000, McConnell 2004. Sejarah geologi Sungai Mahakam tidak pernah berhubungan dengan sungai sunda utara dan timur purba sehingga secara biogeografi pola distribusi spesies ikan di Kalimantan Timur lebih mirip dengan Kalimantan Utara dibandingkan dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan Yap 2002. Perbedaan sejarah geologi ini diduga akan berkaitan dengan jenis dan keragaman fauna ikan di Sungai Mahakam. Sungai Mahakam juga termasuk salah satu bagian dari perairan umum yang memegang peranan penting dalam menghasilkan ikan air tawar di Indonesia. Perairan ini memiliki beragam jenis ikan air tawar dan sudah lama berfungsi sebagai tempat penangkapan ikan oleh nelayan Samuel et al. 2002. Laporan dari Christensen 1992 dalam penelitiannya selama tahun 1982-1987 menemukan 147 spesies ikan air tawar di Sungai Mahakam, sedangkan Kottelat 1994 melaporkan 174 spesies ikan air tawar dan 9 di antaranya adalah spesies endemik. Menurut Purnomo 1994, ikhtiofauna Danau Semayang dan Melintang terdiri dari 31 jenis ikan, 14 jenis di antaranya mempunyai nilai ekonomis, sedangkan Lukman dan Gunawan 1998 melaporkan ada 34 jenis. Riyanto 1996 dalam penelitiannya di beberapa tipe habitat di Danau Semayang mendapatkan 29 jenis ikan. Nasution et al. 2008 menemukan ikhiofauna di Sungai Muara Kaman sebanyak 19 jenis dan 19 Danau Semayang sebanyak dan 24 jenis, selanjutnya jenis ikan dominan ada dua kelompok, yang pertama adalah ikan repang Osteochilus repang dan lalang Chela oxygasteroides di Sungai Muara Kaman dan yang kedua adalah lais K. micronema dan kendia Thinnichthys vaillanti di Danau Semayang.