16 betina di perairan Tripura India mulai matang gonad pada ukuran 17,0 cm dan
jantan 16,5 cm Gupta et al. 2014, Malla dan Banik 2015. Di Indonesia, Elvira 2009 menemukan rata-rata panjang dan berat tubuh ikan lais betina
O. hypophthalmus matang gonad TKG IV adalah 24,9 ± 1,57 cm dan berat 74,26 ± 12,40 gram. Sementara itu, rata-rata ikan lais jantan matang gonad adalah
pada ukuran panjang 25,9 ± 1,88 cm dan berat 79,80 ± 20,49 gram.
Hormon juga memengaruhi perkembangan gonad secara langsung maupun tidak langsung. Tang dan Affandi 2000 menyatakan bahwa aktifitas hormon
gonadotropin memengaruhi pematanggan oosit secara tidak langsung. Keberadaan ikan TKG III dan IV di suatu daerah mengindikasikan bahwa adanya ikan yang
memijah di daerah tersebut.
D. Indeks kematangan gonad IKG
Indek kematangan gonad IKG merupakan nilai perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan yang dinyatakan dengan angka persen. IKG juga
dapat menggambarkan ukuran ikan pada saat memijah. IKG memiliki nilai maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan, dan kisaran IKG ikan betina
cenderung lebih besar dibandingkan dengan kisaran IKG pada ikan jantan Effendi 2002. Gupta et al. 2014 mendapatkan nilai kisaran IKG O. pabda di
Sungai Gomti India pada betina 0,5 - 8,3 dan jantan 0,1 - 1,8.
Pada tingkat kematangan gonad yang sama, IKG ikan jantan akan berbeda dengan IKG ikan betina. Umumnya IKG ikan betina akan lebih besar dari pada
IKG ikan jantan dan rata-rata IKG cendrung meningkat ketika ikan mencapai dewasa dan menurun setelah memijah dan selama fase istirahat. Sebagai contoh,
rata-rata maksimum IKG O. bimaculatus selama priode pemijahan di perairan Tripura India pada ikan betina 15,58 lebih besar dari ikan jantan 2,19 Malla dan
Banik 2015.
E. Fekunditas
Fekunditas merupakan jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah Effendie 2002. Menurut Nikolsky 1969, fekunditas individu
adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang dikeluarkan pada tahun itu pula. Royce 1972 mengemukakan bahwa fekunditas total diartikan sebagai jumlah
telur yang dihasilkan oleh ikan selama hidupnya, sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur persatuan bobot atau panjang.
Besarnya fekunditas dipengaruhi beberapa faktor yaitu, ketersedian makanan Ikomi 1996, ukuran panjang dan bobot ikan, diameter telur dan faktor
lingkungan Minto dan Nolan, 2006. Menurut Makmur et al. 2003 ikan yang umurnya relatif lebih muda dan baru kali pertama memijah, fekunditasnya juga
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan yang berumur relatif lebih tua yang telah memijah beberapa kali. Selain itu adanya fluktuasi fekunditas juga dapat
disebabkan pada ikan-ikan yang memiliki ukuran yang tidak sama, sehingga ikan yang berukuran lebih besar juga akan mempunyai fekunditas yang lebih besar.
Hubungan antara fekunditas dengan panjang total memperlihatkan bahwa semakin panjang tubuh ikan semakin besar pula fekunditasnya. Spesies ikan yang
mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan