Analisis Sifat Fisik Limbah Bahan Pemucat

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN TAHAP I

1. Analisis Sifat Fisik Limbah Bahan Pemucat

Limbah bahan pemucat pada umumnya terdapat pada industri pemurnian minyak nabati. Limbah tersebut dihasilkan pada tahap akhir proses pemurnian minyak, khususnya minyak kelapa sawit kasar, yaitu setelah proses degumming dan netralisasi. Proses pemucatan warna minyak dilakukan dengan mencampur minyak dengan sejumlah kecil adsorben, seperti tanah serap, activated clay dan arang aktif atau dapat juga menggunakan bahan kimia Ketaren, 1986. Pada umumnya industri pemurnian minyak nabati di Indonesia menggunakan adsorben seperti Ca-Mg bentonit sebagai bleaching agent. Limbah bahan pemucat memiliki karakteristik yang berbeda dengan bleaching earth . Hal ini dikarenakan limbah tersebut telah digunakan dan terdapat bahan lain yang ada dalam bahan pemucat, seperti pigmen, trigliserida, asam lemak dan lain-lain. Penentuan sifat fisik limbah bahan pemucat dilakukan sebelum dan setelah proses recovery. Sifat fisik limbah bahan pemucat sebelum recovery selanjutnya dibandingkan dengan sifat fisik limbah bahan pemucat setelah dilakukan proses recovery. Limbah bahan pemucat memiliki warna yang sangat hitam, hal tersebut dikarenakan adanya kandungan pigmen warna seperti karoten, xantofil yang teradsorb pada bleaching earth. Parameter warna yang dilihat adalah nilai Lightness , o Hue dan Chroma. Adapun nilai Lightness limbah bahan pemucat yaitu sebesar 29,62 menunjukkan bahwa limbah bahan pemucat berwarna cukup hitam. Nilai Lightness menunjukkan tingkat kecerahan, dimana nilai Lightness semakin tinggi maka warna produk semakin cerah, nilai tersebut berkisar antara 0 – 100 Yuliasih, 2008. Nilai o Hue menunjukkan apakah sampel itu berwarna merah, kuning, hijau, biru dan lain-lain, sedangkan intensitas warna dinyatakan dengan Chroma. Gambar 4 menunjukkan bahwa diagram warna limbah bahan pemucat berada pada kuadran I, nilai o Hue SBE ialah 67,32 o dan nilai Chroma sebesar 85,26. 19 Semakin tinggi nilai o Hue dan Chroma limbah bahan pemucat, menunjukkan warna lebih kuning dan intensitas warnanya lebih pekat. Gambar 4. Diagram Warna Limbah Bahan Pemucat Kadar air pada limbah bahan pemucat cukup kecil yaitu + 2, adanya air ini berasal dari bentonit itu sendiri, adsorben yang terlalu kering menyebabkan daya kombinasinya dengan air telah hilang, sehingga mengurangi daya penyerapan terhadap zat warna Ketaren, 1986. Nilai pH rata-rata sebesar 3,35. Nilai pH yang cenderung asam tersebut disebabkan karena adanya asam lemak bebas pada limbah bahan pemucat. Bahan pemucat yang digunakan pada industri pemurnian minyak umumnya Ca-Mg bentonit, jenis bentonit tersebut volumenya tidak mengembang di dalam air, dan biasa digunakan sebagai zat pengisap, pembawa, dan pemisah dalam penghilangan minyak bumi serta sebagai zat penghilang warna Anwar et al., 1983.

2. Penentuan Waktu Terbaik