27 Pigmen yang ada pada minyak hasil ekstraksi menggunakan pelarut
isopropanol sangat berpengaruh terhadap kejernihan minyak T, pigmen yang terlarutkan tidak hanya
β-karoten tapi juga pigmen lain seperti lutein, klorofil, likopen, tokoferol dan xantofil.
Minyak yang dihasilkan dari proses ekstraksi menggunakan pelarut n- heksana berwarna lebih jernih dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan dari
ekstraksi dengan pelarut isopropanol, karena konsentrasi karoten lebih sedikit. Minyak dari ekstraksi menggunakan n-heksana memiliki warna kekuningan yang
disebabkan oleh komponen karoten yang dapat larut dalam minyak atau komponen non polar, karotenoid tersebut merupakan persenyawaan hidrokarbon
tidak jenuh Ketaren, 1986.
6. Warna Limbah Bahan Pemucat Setelah Recovery
Limbah bahan pemucat spent bleaching earth memiliki warna yang sangat gelap, hal ini disebabkan karena bahan pemucat telah menjerap beberapa pigmen
warna yang ada pada minyak sawit. Pengukuran warna baik limbah bahan pemucat sebelum atau setelah recovery dilakukan dengan menggunakan
colorimeter , parameter yang diukur adalah nilai Lightness,
o
Hue , dan Chroma.
Nilai Lightness limbah bahan pemucat setelah recovery menunjukkan tingkat kecerahan warna limbah bahan pemucat. Nilai Lightness limbah bahan
pemucat setelah recovery berkisar antara 35,23 sampai 38,53. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan tingkat kecerahan paling tinggi adalah limbah
bahan pemucat hasil recovery menggunakan pelarut isopropanol dengan nisbah 1 banding 6 yaitu sebesar 38,53. Pada umumnya nilai Lightness limbah bahan
pemucat setelah recovery cenderung meningkat dari nilai Lightness limbah bahan pemucat sebelum recovery. Histogram hubungan antara nilai Lightness dengan
perlakuan disajikan pada Gambar 13.
28 Gambar 13. Histogram Perlakuan Terhadap Nilai Lightness Limbah Bahan
Pemucat Setelah Recovery Analisis keragaman
α = 0,05 menunjukkan bahwa jenis pelarut dan nisbah bahan dengan volume pelarut memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
nilai Lightness limbah bahan pemucat setelah recovery. Nilai Lightness yang semakin tinggi menunjukkan tingkat kecerahan yang tinggi. Limbah bahan
pemucat hasil recovery dengan pelarut isopropanol memiliki nilai Lightness yang lebih tinggi dibanding menggunakan n-heksana. Pelarut isopropanol lebih banyak
mengelusi komponen pigmen yang ada pada limbah bahan pemucat sehingga residu pigmen pada bahan pemucat tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan
residu pigmen pada bahan pemucat hasil recovery menggunakan n-heksana. Residu pigmen yang ada pada bahan pemucat tersebut memberikan pengaruh
terhadap nilai Lightness. Hasil analisis keragaman untuk nilai Lightness dapat dilihat pada Lampiran 3f.
Nilai
o
Hue menunjukkan warna sampel, apakah berwarna merah, kuning,
hijau, biru dan lain-lain. menunjukkan hubungan antara perlakuan dengan nilai
o
Hue Gambar 14. Analisis keragaman
α = 0,05 menunjukkan bahwa jenis pelarut dan nisbah bahan dengan volume pelarut memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap nilai
o
Hue limbah bahan pemucat setelah recovery. Hasil
analisis keragaman untuk nilai
o
Hue dapat dilihat pada Lampiran 3f.
29 Gambar 14. Histogram Perlakuan Terhadap Nilai
o
Hue limbah bahan
pemucat Setelah Recovery
Gambar 15. Histogram Perlakuan Terhadap Nilai Chroma limbah bahan pemucat Setelah Recovery
Nilai Chroma juga menunjukkan seberapa besar tingkat intensitas warna pada limbah bahan pemucat setelah recovery. Gambar 15 menunjukkan hubungan
perlakuan dengan nilai Chroma. Analisis keragaman α = 0,05 menunjukkan
bahwa jenis pelarut dan nisbah bahan dengan volume pelarut memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai Chroma limbah bahan pemucat
setelah recovery. Hasil analisis keragaman untuk nilai Chroma dapat dilihat pada Lampiran 3f. Pada umumnya nilai
o
Hue dan nilai Chroma limbah bahan pemucat
setelah recovery cenderung meningkat dari nilai
o
Hue dan nilai Chroma limbah
30 bahan pemucat sebelum recovery. Limbah bahan pemucat setelah recovery
disajikan pada Gambar 16 dan 17.
Gambar 16. Limbah Bahan Pemucat Hasil Recovery Menggunakan Pelarut Isopropanol
A1B2 A1B1
A1B3
31 Gambar 17. Limbah Bahan Pemucat Hasil Recovery Menggunakan Pelarut
N-heksana Dari hasil pengukuran warna setiap bahan pemucat setelah recovery,
kemudian nilai Lightness,
o
Hue , dan Chroma dikombinasikan di dalam diagram
warna. Diagram warna limbah bahan pemucat hasil recovery menggunakan isopropanol dan n-heksana disajikan pada Gambar 18.
A2B1 A2B2
A2B3
32 Gambar 18. Diagram Warna Limbah Bahan Pemucat Setelah Recovery
Warna limbah bahan pemucat hasil recovery menggunakan isopropanol dan n-heksana pada gambar diatas berada pada kuadran I, nilai
o
Hue bahan pemucat
untuk isopropanol ialah antara 74,28 – 75,29
o
sedangkan untuk n-heksana antara 72,18 – 72,65
o
. Nilai
o
Hue limbah bahan pemucat hasil recovery menggunakan
isopropanol cenderung lebih kuning cerah dibandingkan dengan limbah bahan pemucat hasil recovery menggunakan n-heksana, hal ini disebabkan karena residu
pigmen yang ada cukup sedikit pada limbah bahan pemucat hasil recovery menggunakan isopropanol sehingga warna kuning dari pigmen tersebut tidak
terlalu pekat. Nilai Chroma limbah bahan pemucat hasil recovery menggunakan isopropanol antara 95,59 – 97,20 sedangkan nilai Chroma limbah bahan pemucat
hasil recovery menggunakan n-heksana antara 92,58 – 92,66, semakin tinggi nilai
o
Hue dan Chroma limbah bahan pemucat, menunjukkan warna lebih kuning dan
intensitas warnanya lebih pekat.
7. pH Limbah Bahan Pemucat Setelah Recovery