tinggi sehingga sering kali sulit untuk mempertahankan kadar bahan organik tanah tetap tinggi. Kondisi ini memerlukan usaha keras yang harus dilakukan
untuk mempertahankan bahan organik pada tingkat yang memuaskan kesuburan tanah dan produksi tanaman. Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan
tanah dengan jumlah yang tidak besar, hanya sekitar 3-5, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Bahan organik berfungsi sebagai pemantap
tanah, pengatur aerasi dan cenderung meningkatkan jumlah air yang tersedia bagi tanaman serta berpengaruh terhadap hampir semua sifat fisik tanah kecuali tekstur
Soepardi, 1983.
2.2.1 Arang Sekam
Arang sekam merupakan sekamkulit padi yang dibakar secara anaerob. Pembakaran sekam padi dilakukan pada suatu lubang yang berukuran panjang 50
cm, tinggi 30 cm dan diameter 50 cm dengan kapasitas 5 kg. Sekam yang sudah terbakar tersebut ditutup tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut
lubang diberi pipa udara. Arang sekam yang dihasilkan dari pembakaran tersebut dapat digunakan sebagai media tanam karena mikroba pathogen telah mati selama
proses pembakaran sehingga untuk penggunaanya arang sekam tidak perlu disterilisasi lagi. Sedangkan jika sekam mentah yang digunakan langsung sebagai
media tanaman dapat mendorong tumbuhnya bakteri pembusuk akar dan jamur rhizophonia, serta mendorong tumbuhnya tanaman rumput pengganggu. Oleh
karenanya pembuatan arang sekam ini bertujuan untuk memperbaiki sifat sekam agar lebih mudah ditangani dan dimafaatkan lebih lanjut sebagai media tumbuh
tanaman.
Arang sekam mempunyai sifat yang sangat ringan, bobot isi 0.20 gcm
3
, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, dan dapat
mengurangi pengaruh penyakit khususnya bakteri Douglas, 1985 dalam Wuryan dan Darliah, 2008. Selanjutnya Djatmiko 1985 dalam Purnamasari, 2008
mengatakan bahwa arang sekam yang ditambahkan ke dalam suatu media tanam dapat menurunkan bobot isi media tanam, meningkatkan ruang pori drainase
sangat cepat dan menurunkan pori drainase lambat.
2.2.2 Cocopeat
Cocopeat merupakan gabus yang berasal dari serabut buah kelapa. Cocopeat bersifat mampu menyimpan dan menahan air Anonim, 2009. Sifat ini
dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan air bagi tanaman yang menyukai kelembaban atau media tanam yang tidak terlalu kering. Cocopeat juga
mempunyai porositas 95 dan bobot isi 0.25 gcm
3
serta mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman seperti P 330 ppm, K 9787 ppm, Ca 2521 ppm,
Mg 2006 ppm Heart, 1993 dalam Nurdini, 2008. Untuk memenuhi syarat sebagai media tanam, cocopeat terlebih dahulu
mengalami pengomposan. Tahapan penting dalam pengomposan adalah dengan memberikan perlakuan secara alami selama 3 bulan. Perlakuan secara alami
tersebut dilakukan dengan mengemas cocopeat dengan karung dalam keadaan terbuka dan membiarkannya di udara terbuka selama 3 bulan. Tujuan proses ini
untuk menetralisir unsur hara yang terkandung di dalamnya dan menjaga pH 6-7.
2.2.3 Kompos