nilai volume air lapang tanah dari yang terendah yaitu perlakuan arang sekam 39.90, kontrol 45.61, kompos 47.10, cocopeat 48.42, kompos
ditambah arang sekam 52.27, dan kompos ditambah cocopeat 52.84. Dari seluruh perlakuan yang digunakan, volume air lapang tanah tersebut masih berada
di atas kadar air titik layu permanen pF 4.2 dan kadar air kapasitas lapang pF 2.54 Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan Berbagai Jenis Perlakuan terhadap Volume Air Lapang dan Kurva pF pF 1, pF 2, pF 2.54, pF 4.2
Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa volume air lapang baik untuk lapisan atas 0-5 cm maupun lapisan bawah 5-10 cm untuk semua perlakuan
sedikit lebih besar dari pF 2.54, kecuali untuk perlakuan kontrol dan perlakuan cocopeat pada lapisan atas 0-5 cm. Hal ini mencerminkan bahwa volume air
lapang lebih besar dari kadar air kapasitas lapang, sehingga persentase volume udara tanah akan menjadi lebih rendah dari pada bila tanah tersebut berada pada
keadaan kapasitas lapang.
4.3.1 Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Pembenah Tanah terhadap Distribusi Ukuran Pori Tanah
Pengukuran dan penentuan distribusi ukuran pori dilakukan berdasarkan pada kurva pF. Di dalam kondisi lapangan, tanah yang mempunyai drainase baik
Perlakuan Kedalaman
cm pF 1
pF 2 pF 2.54
pF 4.2 Volume Air
Lapang Arang sekam
0- 5 51.20
41.01 31.41
21.31 35.02
5-10 64.35
50.05 41.85
33.65 44.77
Cocopeat
0- 5 56.60
50.17 44.21
25.22 41.30
5-10 61.41
51.60 43.25
31.75 55.54
Kompos
0- 5 45.16
43.47 34.27
24.10 38.41
5-10 60.36
48.86 47.75
30.66 55.79
Kompos+Arang Sekam
0- 5 55.68
51.37 42.96
28.46 46.64
5-10 56.01
53.99 52.21
31.73 57.90
Kompos+Cocopeat
0- 5 50.52
49.83 45.61
27.26 47.98
5-10 56.37
52.21 47.35
30.49 57.70
Kontrol
0- 5 49.01
44.95 40.29
28.34 39.99
5-10 52.26
48.98 47.01
32.42 51.22
maka ruang pori yang berukuran besar akan diisi udara dan ruang ini disebut pori aerasi tanah atau pori makro tanah. Sedangkan pori-pori yang relatif kecil
cenderung untuk diisi air dan umumnya disebut pori-pori kapiler atau pori mikro. Tabel 4. Hubungan Berbagai Jenis Perlakuan terhadap Volume Air Lapang dan
Distribusi Ukuran Pori Tanah
Perlakuan Kedalaman
cm Volume
Air Lapang
PATT PAT
PDL PDC
PDSC Pori Mikro
Pori Makro ------------------------------------------------------------
Arang Sekam 0- 5
35.02 21.31
10.10 9.60
10.19 18.48
5-10 44.77
33.65 8.20
8.20 14.30
2.55 Cocopeat
0- 5 41.30
25.22 18.99
5.96 6.43
15.04 5-10
55.54 31.75
11.50 8.35
9.81 7.45
Kompos 0- 5
38.41 24.10
10.17 9.20
1.69 25.11
5-10 55.79
30.66 17.09
1.11 11.50
7.48 Kompos+Arang Sekam
0- 5 46.64
28.46 14.50
8.41 4.31
12.85 5-10
57.90 31.73
20.48 1.78
2.02 13.16
Kompos+Cocopeat 0- 5
47.98 27.26
18.35 4.22
0.69 20.69
5-10 57.70
30.49 16.86
4.86 4.16
14.52 Kontrol
0- 5 39.99
28.34 11.95
4.66 4.06
23.57 5-10
51.22 32.42
14.59 1.97
3.28 16.67
Catatan: Bar kelabu menunjukkan air pada pori dalam keadaan lapang Keterangan:
Pori Air Tidak Tersedia PATT: diameter ≤ 0.2 μ m akan kosong pada pF 4.20 Pori Air Tersedia PAT: diameter 8.6 – 0.2 μ m akan kosong pada pF 2.54 - 4.20
Pori Drainase Lambat PDL: diameter 30 – 9 μ m akan kosong pada pF 2.00 - 2.54 Pori Drainase Cepat PDC: diameter 300 – 30 μ m akan kosong pada pF 1.00 - 2.00
Pori Drainase Sangat Cepat PDSC: diameter ≥300 μ m akan kosong pada pF 1.00
Dari data pada Tabel 4 terlihat bahwa perlakuan bahan pembenah tanah menyebabkan perubahan distribusi ukuran pori dalam tanah dan kemampuan
tanah dalam menahan air. Seluruh perlakuan bahan pembenah tanah memiliki volume air lapang yang melebihi kadar air kapasitas lapang pF 2.54. Meskipun
pengambilan contoh tanah dilakukan pada saat 2 hari tidak ada hujan. Secara umum volume air lapang menduduki pori drainase lambat PDL, kecuali untuk
perlakuan kontrol dan cocopeat pada lapisan atas 0-5 cm. Perlakuan arang sekam pada lapisan atas 0-5 cm dan lapisan dibawahnya 5-10 cm, kompos,
kompos ditambah arang sekam, dan kompos ditambah cocopeat pada lapisan atas 0-5 cm memperlihatkan bahwa keadaan volume air lapang, air berkisar
menduduki pori drainase lambat PDL. Sedangkan perlakuan cocopeat, kompos, dan kontrol pada lapisan dibawahnya 5-10 cm, volume air lapang berkisar
menduduki pori drainase cepat PDC. Selanjutnya untuk perlakuan kompos ditambah arang sekam dan kompos ditambah cocopeat pada lapisan 5-10 cm
volume air lapang menduduki pori drainase sangat cepat PDSC. Data pada Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa jumlah pori drainase sangat
cepat pada lapisan bawah 5-10 cm lebih sedikit dibandingkan dengan pori drainase sangat cepat pada lapisan diatasnya 0-5 cm. Diduga penurunan jumlah
pori drainase sangat cepat disebabkan oleh adanya penghancuran tanah pada lapisan atas 0-5 cm yang kemudian menimbun atau mengisi pori drainase sangat
cepat pada lapisan dibawahnya 5-10 cm.
4.4 Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Pembenah Tanah terhadap C-Organik