Gejala Klinis Anemia Kehamilan

2.3.2 Gejala Klinis Anemia Kehamilan

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu sering mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan berkurang, konsentrasi hilang, nafas pendek pada anemia berat, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil mudah Sohimah, 2006. Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia zat besi, pengelolaan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kurang oksigen. Anemia besi dengan keluhan yang paling jelas yaitu cepat lelah, rasa mengantuk, malaise dan mempunyai wajah yang pucat Sukirman, 1999. Adapun tanda dan gejala menurut Tarwoto dan Wasnidar 2007, yaitu pucat pada mata, kekuningan pada mata, cepat lelah, sering pusing dan sakit kepala, sering terjadi keram dan kaki, terjadi sariawan, peradangan gusi, peradangan pada lidah dan peradangan pada sudut mulut, pemeriksaan Hb kurang dari 9,5 grdl, tekanan darah cenderung turun. Rochjati 2003, gejala anemia yang dapat dilihat pada ibu hamil adalah lemas, badan lesu, cepat lelah, mata berkunang_kunang, jantung berdebar, dengan pemeriksaan pandang, ditemukan pucat pada muka, kelopak mata, lidah dan telapak tangan, jika diperiksa melalui tes laboratorium didapatkan kadar Hb dalam darah kurang dari 11gr. Universitas Sumatera Utara Tanda dan gejala yang berkaitan dengan anemia meliputi adanya keletihan, mengantuk,pusing, sakit kepala, malaise, pica, nafsu makan berkurang, perubahan dalam kesukaan, perubahan mood, perubahan kebiasaan tidur, pucat, icterus, edema perifer, membrane mukosa dan bantalan kuku pucat, takipnea, dispnea saat beraktivitas Varney, 2007. 2.3.3 Komplikasi Anemia Kehamilan Menurut WHO, adapun akibat anemia pada ibu hamil dapat terjadi abortus, kelainan congenital, persalinan premature, perdarahan anterpartum, gangguan pertumbuhan janin dan rahim, BBLR, IQ rendah, kematian ibu, retensio plasenta, infeksi dan lain-lain Sarwono, 2010. Informasi yang dikumpulkan oleh Sub Committee on Nutrition WHO menunjukkan bahwa paling sedikit satu diantara dua kematian ibu di Negara sedang berkembang adalah anemia akibat kurang zat besi. Apabila kadar Hb 8 grdl, resiko kematian maternal meningkat sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan wanita dengan wanita tidak anemia. Penelitian Saraswati dan Sumarno 2008 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar Hb 10 gdl mempunyai resiko 2 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb di atas 10grdl, dimana ibu hamil yang menderita anemia berat mempunyai resiko untuk melahirkan bayi 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia berat Mitayani dan Sartika W 2010. Universitas Sumatera Utara Tarwoto dan Wasnidar 2007 mengatakan, akibat anemia pada ibu hamil menyebabkan padi ibu menjadi penyulit persalinan, resiko syok saat persalinan, mudah terjadi penyakit saat persalinan, keguguran, lahir prematur, BBLR, kelainancacat pada janin, dan lematangan fungsi organ tubuh janin tidak sempurna. Sedangkan menurut Rochjati 2003, komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan dengan anemia berat, yaitu Hb kurang dari 6 adalah kematian janin dalam kandungan, persalinan premature, pada kehamilan kurang dari 37 minggu, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan.

2.3.4 Pengobatan Anemia pada Kehamilan