BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II - 4 | P a g e
KABUPATEN KUTAI BARAT
bulan Agustus sampai bulan Maret, sedangkan pada musim timur hujan relatif kurang, hal ini terjadi pada sekitar bulan April sampai bulan September.
Gambar 2.2. Grafik Rata-rata Curah Hujan per Tahun 2005-2009
100 200
300 400
500 600
700
Rata-rata Curah HujanTahun
Sumber: Kutai Barat Dalam Angka 2010
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Kabupaten Kutai Barat memiliki potensi dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, kehutanan, pertambangan, dan sektor pariwisata. Di
bidang pertanian, subsektor yang memiliki potensi besar adalah tanaman padi dan palawija. Untuk tanaman palawija terutama adalah jagung, ubi kayu, dan ubi jalar.
Luas panen tanaman padi baik pada sawah maupun padi ladang sepanjang tahun 2009 mencapai 10.152 ha, terdiri dari 1.017 ha padi sawah dan 10.152 ha padi ladang.
Sedangkan untuk produksi padi di Kabupaten Kutai Barat, tercatat produksi padi sawah sebesar 3.953 ton dan produksi padi ladang mencapai 29.065 ton, atau total
produksi padi pada tahun 2009 mencapai 33.018 ton. Kecamatan yang memiliki potensi paling tinggi di bidang tanaman padi adalah Kecamatan Damai, dengan luas
panen sebesar 1.472 ha dan untuk produksi tanaman padi-nya mampu mencapai 4.351 ton atau sekitar 13,18 dari total produksi tanaman padi di Kabupaten Kutai Barat.
Tabel 2.1. Potensi Tanaman Palawija
Jenis Tanaman Produksi
Hasil Per Ha. 2008
2009 2008
2009
Padi 32,764
33,018 26.70
29.56 Jagung
508 580
20.99 21.88
Ubi Kayu 13,048
22,012 140.00
220.00 Ubi Jalar
1,737 1,842
90.00 90.00
Kacang Tanah 135
122 10.89
10.85
BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II - 5 | P a g e
KABUPATEN KUTAI BARAT
Jenis Tanaman Produksi
Hasil Per Ha. 2008
2009 2008
2009
Kedelai 20
14 11.76
11.50 Kacang Hijau
66 83
11.19 11.19
Sumber: Kutai Barat Dalam Angka 2010
Untuk jenis tanaman palawija, tanaman yang dikembangkan di Kabupaten Kutai Barat antara lain jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang
hijau. Tanaman palawija yang memiliki luas panen terbesar di Kabupaten Kutai Barat adalah tanaman ubi kayu yaitu dengan luas panen mencapai 1.002 ha dan produksi
sebesar 22.012 ton. Dilihat dari hasil per hektar maka tanaman ubi kayu masih menempati posisi pertama yaitu dengan hasil per hektar sebesar 220,00 kw kemudian
diikuti dengan tanaman ubi jalar dengan 90 kw. Dari tanaman padi dan palawija di atas, hanya tanaman kacang tanah dan
kedelai yang menunjukkan penurunan jumlah produksi dari 2008 ke 2009, sedangkan tanaman ubi kayu menunjukkan kenaikan yang sangat tinggi yaitu 68,70. Kenaikan
produksi per hektar dari tanaman ubi kayu tergolong sangat besar yaitu 57,14. Kutai Barat merupakan pemasok ubi kayu terbesar di Kalimantan Timur setelah Kutai
Kartanegara yaitu sebesar 17,51. Sementara itu tanaman padi menunjukkan kenaikan yang relatif kecil yaitu 0,78.
Lahan Perkebunan di Kabupaten Kutai Barat kebanyakan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman karet. Dari 40.935,15 ha luas perkebunan, 34.209,10 ha di
antaranya atau sekitar 83,57 dari total luas areal tanaman perkebunan merupakan perkebunan karet. Hal ini membuat karet menjadi jenis tanaman perkebunan yang
paling diandalkan di Kabupaten Kutai Barat. Produksi karet sendiri pada tahun 2009 sebesar 31.730,87 ton.
Tabel 2.2.A. Potensi Tanaman Perkebunan
Jenis Tanaman Luas ha
Produksi ton
Karet 34,209.10
31,730.87 Kelapa
1,280.00 18.01
Kelapa Sawit 750.00
43.24 Lain-lain
4,696.05 376.99
Jumlah 40,935.15
32,169.11
Sumber: Kutai Barat Dalam Angka 2010
BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH