Capaian Kinerja Organisasi 1. Kerangka Pengukuran Kinerja

KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-3 Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut :

1. Predikat LAKIP SKPD

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP dan persentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti merupakan indikator kinerja sasaran baru yang didasarkan pada Rencana Strategis Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 2016 – 2021. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahu anggaran. Nilai LAKIP Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan nilai hasil evaluasi atas laporan kinerja instansi pemerintah pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Sleman. Nilai LAKIP tahun 2016 belum keluar karena belum dilakukan evaluasi terhadap hasil LAKIP. Capaian tahun 2015, berdasarkan laporan hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dari Inspektorat Kabupaten Sleman nomor 700.04E.642016 tanggal 4 Oktober 2016 berhasil memperoleh nilai LAKIP sebesar 95,60 atau disebut dengan predikat AA. Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan pencapaian kinerja. Bila dibandingkan dengan capaian LAKIP Kabupaten Sleman tahun 2015 mendapat predikat BB dengan nilai 76,90, maka Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian LAKIP kabupaten. 2.Persentase Temuan Hasil Pemeriksaan yang Ditindaklanjuti Persentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti merupakan pemeriksanaan yang dilakukan oleh BPK, BPKP, Inspektorat Propinsi maupun Inspektorat Kabupaten. Tahun 2016 ini mencapai 100 dihitung dengan cara mencari persentase temuan hasil pemeriksaan yang telah ditindaklanjuti di tahun 2016 dibagi seluruh temuan hasil pemeriksaan. Pencapaian ini belum bisa dibandingkan tahun 2015, karena merupakan indikator baru, namun berdasarkan KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-4 data tahun 2015, seluruh temuan hasil pemeriksaaan yang ada di tahun 2015 telah di tindaklanjuti sebesar 100. Untuk indikator kinerja sasaran tersebut, target yang ditetapkan berdasarkan Rencana Strategis Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Target Indikator Kinerja Sasaran pada Sasaran Satu Misi Satu tahun 2016 – 2021 dan Realisasi Tahun 2016 No Indikator Kinerja Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 1. LAKIP SKPD predikat Belum diketahui A A A A A

2. Persentase

temuan hasil pemeriksaaan yang ditindaklanjuti 100 100 100 100 100 100 Pencapaian target untuk LAKIP Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman pada tahun 2021 dengan predikat A dan Persentase temuan yang ditindaklanjuti dengan target 100 akan dapat tercapai dengan ketentuan bahwa seluruh komponen bekerjasama dalam pencaian target kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sasaran tersebut dicapai dari program kegiatan sebagai berikut : 1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 3. Program Peningkatan pengelolaan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 4. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuangan dan kekayaan Daerah Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp 196.843.400,00 dari anggaran sebesar Rp 199.408.500,00 atau 98,71 dari target. Realisasi output sebesar 100. Realisasi keuangan sebesar 98,71 dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100, maka terjadi efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-5 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah kerja sama yang baik dari aparatur pemerintah Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dengan mayarakat. Kinerja aparatur pemerintah dalam mengemban amanah masyarakat tersebut harus optimal, sehingga komitmen pimpinan mempunyai peranan yang sangat besar untuk memotivasi, mengevaluasi, dan menumbuhkan inovasi dari seluruh jajaran di Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Bentuk komitmen pimpinan tersebut antara lain adanya kegiatan Rapat Koordinasi Pimpinan yang dilakukan setiap hari senin setelah apel pagi dilaksanakan di ruang kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan maupun Rapat Koordinasi Pengendalian Dinas yang diadakan setiap bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh pejabat struktural di Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan diselenggarakan setiap hari Rabu setelah tanggal 10 setiap bulannya. Forum tersebut dikoordinasi oleh Sekretariat Dinas. Koordinasi dimulai pukul 07.30 WIB. Materi yang dibahas terutama tentang kinerja organisasi agar dapat teraksana sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam pencapaian target relatif tidak ada karena sudah menjadi komitmen bersama bagi seluruh pejabat di Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan secara baik dan sesuai prosedur. Permasalahan yang bersifat mendadak dan membutuhkan koordinasi secara cepat harus segera dilaksanakan tanpa menunggu forum koordinasi secara resmi. Strategi pemecahan masalah pemanfaatan media sosial dengan pembuatan grup yang beranggotakan seluruh pejabat strukturat dan fungsional dapat digunakan sebagai sarana untuk dapat mempercepat komunikasi, sehingga permasalahan yang bersifat mendadak dan membutuhkan koordinasi secara cepat segera dilaksanakan tanpa menunggu forum koordinasi secara resmi. Sasaran Dua: “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik oleh SKPD” Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik dengan 1 satu indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 101,74 dengan predikat “Sangat Berhasil ”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Pelayanan Masyarakat disajikan dalam tabel berikut ini: KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-6 Tabel 3.4. Perhitungan Capaian Sasaran Dua yang Mendukung Misi Satu No Indikator Kinerja Sasaran Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian 1. Nilai Indeks Kepuasan IKM nilai 81,87 78,67 80,24 101,74 Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil survey kepuasan masyarakat yang merupakan predikat kualitas dan kinerja pelayanan publik pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berdasarkan nilai IKM yang diperoleh. IKM ini merupakan indikator baru Indeks kepuasan masyarakat pada tahun 2016 terealisasi 80,24 angka indeks dari target sebesar 78,67 angka indeks, sehingga capaiannya adalah sebesar 101,74. Nilai IKM ini lebih rendah dari realisasi tahun 2015 yaitu sebesar 81,26 yang disebabkan karena adanya peraturan tentang pemberian hibah dan bansos yang mensyaratkan kelompok penerima harus memiliki badan hukum, menyebabkan terhambatnya penerimaan hibah kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan tingkat kepuasan masyarakat akan kinerja Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menjadi menurun. Dengan melihat kondisi pelayanan kepada masyarakat tersebut, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pelayanan yang harus dikembangkan. Berdasarkan prinsip pelayanan yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliable, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya; 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-7 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada mayarakat; 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani; 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Pemeriksaan kesehatan hewan pada masyarakat KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-8 Pada tahun 2016, untuk ketiga kalinya Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman menyelenggarakan Survey Kepuasan Masyarakat dengan melakukan survey pada semua bidang, sekretariat dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM, sebagai salah satu parameter kualitas penyelenggaraan pemerintahan, khusus pada aspek kualitas pelayanan publik. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat dengan responden para pengguna jasalayanan baik pada bidang, sekretariat maupun unit pelaksana teknis . Hasil survey berupa nilai IKM dengan rentang yang berbeda, sehingga perlu diperhatikan untuk perbaikan pada komponen yang memiliki nilai rendah dan mempertahankan pada komponen yang meiliki nilai yang tinggi. Meskipun Nilai IKM telah memenuhi target, namun Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan harus terus mencermati nilai pada masing-masing unsur pelayanan dan harus berfokus dan memberikan perhatian lebih terhadap unsur-unsur pelayanan dengan nilai rendahtertendah. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan menyusun langkah dan strategi untuk meningkatkan capaian ke depan. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman pada tahun 2016 terus berupaya membangun dan meningkatkan kualitas pelayanan menuju pelayanan prima antara lain dengan menyediakan sarana pengaduan masyarakat melalui : a Kotak Saran di semua Unit Pelayanan Publik. b Portal pengaduan pada website Realisasi indikator kinerja sasaran tahun 2016 dan target pertahun hingga tahun 2021 terhadap disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.5. Target Indikator Kinerja Sasaran pada Sasaran Dua Misi Satu tahun 2016 – 2021 dan Realisasi Tahun 2016 No Indikator Kinerja Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021

1. Nilai Indeks

Kepuasan IKM nilai 80,24 78,74 78,80 78,87 78,90 79,00 KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-9 Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik tersebut dicapai melalui program sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik b. Program Pelayanan Pembinaan dan Pengembangan Aparatur c. Program Peningkatan Pengembangan datainformasistatistik daerah d. Program Peningkatan Penyelamatan dan Pelestarian DokumenArsip Daerah e. Program pengambangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa f. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran g. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur h. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar 3.717.166.662,00 dari anggaran sebesar Rp 3.986.282.625,00 atau 93,25 dari target. Realisasi output rata- rata sebesar 100. Realisasi keuangan sebesar 93,25 dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100, maka terjadi efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran tersebut adalah: a. Telah ditetapkannya Peraturan Bupati Sleman tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman. b. Adanya komitmen semua pihak terkait untuk melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat di Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam pencapaian target adalah penetapan responden survey IKM mengingat heterogenitas pengguna layanan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sangat tinggi. Baik dari petani yang mayoritas berusia tua dengan tingkat pendidikan yang masih cukup rendah hingga para pengusaha dan akademika yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Penetapan sampel responden diharapkan akan mampu mewakili masyarakat pengguna layanan. Srategi pemecahan masalah adalah dengan menetapkan sample responden secara proporsional baik pada setiap bidang, sekretariat maupun UPT. Pengukuran kepuasan merupakan elemen penting dalam proses evaluasi kinerja dimana tujuan akhir yang hendak dicapai adalah menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif berbasis dari kebutuhan KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-10 masyarakat. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna layanan. Kepuasan masyarakat dapat juga dijadikan acuan bagi berhasil atau tidaknya pelaksanaan program yang dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik. A.2.2. Misi Tiga, Meningkatkan Penguatan Sistem Ekonomi Kerakyatan, Aksesibilitas dan Kemampuan Ekonomi Rakyat Serta Penanggulangan Kemiskinan Tujuan : Meningkatnya Daya Saing Sektor Pertanian Sasaran : “Meningkatnya Kesejahteraan Petani” Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Petani dengan 3 tiga indikator kinerja yaitu Nilai Tukar Petani, persentase peningkatan produksi komoditas pertanian dan perikanan serta jumlah kelompok penerima penguatan modal. Angka capaian kinerja sasaran sebesar 84,25 dengan predikat “Berhasil” diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Tabel 3.6. Perhitungan Capaian Sasaran yang Mendukung Misi Tiga No Indikator Kinerja Sasaran Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian

1. Nilai Tukar Petani

Nilai 111,54 111,65 108,87 96,97 2 Persentase peningkatan produksi komoditas pertanian dan perikanan 2,73 3,256 1,06 32,50 3 Jumlah kelompok penerima penguatan modal kelompok 276 228 281 123,25 Rata-Rata 84,25 Tercapainya sasaran meningkatnya kesejahteraan petani dihitung dengan mencari rata-rata hasil capaian 3 indikator kinerja sasaran. Dari masing-masing indikator tersebut 2 indikator yaitu nilai tukar petani dan jumlah kelompok penerima penguatan modal dengan hasil sangat berhasil dan 1 indikator yaitu persentase peningkatan produksi komoditas pertanian dan perikanan dengan hasil capaian tidak berhasil. KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-11 Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut :

1. Nilai Tukar Petani

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar petani NTP. Secara konsep NTP menyatakan tingkat kemampuan tukar atas barang- barang produk yang dihasilkan petani di pedesaan terhadap barangjasa yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi pertanian. BPS menyusun definisi NTP sebagai perbandingan antara indeks harga yang diterima petani It dengan harga yang dibayar petani Ib yang dinyatakan dalam persentase. Perhitungan indeks yang diterima dilakukan dengan menggunakan harga produk yang dihasikan oleh petani pada tingkat produsen petani. Harga pada tahun 2012 dijadikan sebagai pembanding baku dengan nilai 100. Untuk Indeks bayar, komponen yang digunakan untuk menghitung harga yang dibayar petani meliputi konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Konsumsi rumah tangga terdiri dari bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan,pendidikan, rekreasi dan olah raga, transportasi dan komunikasi. Untuk biaya produksi meliputi bibit, obat-obatan dan pupuk, transportasi dan komunikasi, sewa lahan, pajak dan lainnya, penambahan barang modal dan upah buruh tani. Bila dibandingkan dengan NTP Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Desember 2016 mencapai 103,40 dan NTP nasional mencapai 101,49, maka NTP Kabupaten Sleman sebesar 108,87 angka sementara memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa petani di Kabupaten Sleman memiliki kesejahteraan yang lebih berdasarkan indeks yang diperoleh di tahun 2016. KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-12 Tabel 3.7. Perbandingan Komponen Perhitungan NTP per komoditas tahun 2015-2016 Komoditas 2015 2016 Selisih Tanaman Pangan It 132.51 140.89 8.38 Ib 120.94 130.92 9.98 IKRT 121.55 131 9.45 IBPPBM 117.41 130.4 12.99 NTP 109.57 107.61 -1.96 Hortikultura It 129.45 133.55 4.1 Ib 124.34 131.65 7.31 IKRT 124.37 132.62 8.25 IBPPBM 124.23 127.69 3.46 NTP 104.12 101.45 -2.67 Perkebunan It 144.92 168.59 23.67 Ib 121.1 131.87 10.77 IKRT 124.06 135.17 11.11 IBPPBM 116.43 125.9 9.47 NTP 119.67 127.84 8.17 Peternakan It 145.56 151.82 6.26 Ib 123.04 143.88 20.84 IKRT 124.7 135.36 10.66 IBPPBM 121.37 152.44 31.07 NTP 118.31 105.52 -12.79 Perikanan It 133.34 126.92 -6.42 Ib 120.34 124.21 3.87 IKRT 125.79 129.85 4.06 IBPPBM 113.61 117.85 4.24 NTP 110.71 102.18 -8.53 Total It 135.91 144.48 8.57 Ib 121.76 133.71 11.95 NTP 111.54 108.23 -3.31 Di sektor pertanian, penurunan nilai NTP disebabkan karena karena adanya kenaikan harga produk pertanian yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga-harga kebutuhan rumah tangga dan biaya produksi serta penambahan barang modal untuk usahataninya. Hal ini juga disebabkan karena iklim kemarau basah di sepanjang tahun 2016 menyebabkan naikknya biaya produksi untuk pengendlian OPT yang banyak menyerang. Untuk komoditas peternakan dan perikanan, kenaikan harga pakan meningkatkan indeks harga yang yang dibayar petani. KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-13 Untuk Indeks kebutuhan rumah tangga, kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan karena semakin meningkatnya biaya kebutuhan hidup seperti Konsumsi rumah tangga yang terdiri dari bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan,pendidikan, rekreasi dan olah raga, transportasi dan komunikasi 2.Persentase Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian dan Perikanan Persentase peningkatan produksi pertanian dan perikanan merupakan peningkatan produksi pertanian dan perikanan yang dapat dilihat dari peningkatan produksi komoditas pertanianperkebunan, komoditas peternakan dan komoditas perikanan. Perhitungan yang dilakukan adalah dengan melakukan rata-rata persentase peningkatan produksi dari komoditas pertanianperkebunan, peternakan dan perikanan. Pada saat penyusunan laporan belum diperoleh angka tetap sehingga angka yang disajikan masih merupakan angka sementara untuk capaian tahun 2016. Persentase peningkatan produksi pertanian dan perikanan dengan hasil pencapaian 0,443 dari target sebesar 3,260 atau mencapai 13,59 dihitung dengan mencari rata-rata hasil dari capaian persentase peningkatan produksi peternakan 0.46, persentase peningkatan produksi komoditas perikanan sebesar 16,87 dan persentase peningkatan produksi komoditas pertanian yang tahun 2016 ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 yaitu 16. Mina padi di Cibuk Kidul, Seyegan KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-14 Penjelasan capaian untuk masing-masing komoditas adalah:

A. Persentase peningkatan produksi komoditas peternakan meliputi peningkatan satuan ternak,

peningkatan produksi telur dan peningkatan produksi sapi. Capaian satuan ternak tahun 2016 mencapai 0,24 dari target sebanyak 0,2. Capaian produksi telur naik sebesar 0,3 atau terjadi peningkatan dari 16.887.070 kg di tahun 2015 menjadi 16.938.021 kg pada tahun 2016. Produksi telur merupakan penjumlah dari telur ayam buras, ayam ras petelur, dan telur itik. Produksi ini mengalami kenaikan dari pencapaian tahun 2015 sebesar 16.887.070 kg menjadi 16.938.021 kg pada tahun 2016 atau telah mengalami peningkatan sebesar 0,85. Capaian produksi susu sapi sebesar 100,85 sebesar 3.741.750 kg atau naik dari capain tahun 2015 sebesar 3.710.266 kg. Bila dibandingkan dengan produksi susu sapi tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 0,85. Faktor yang mempengaruhi pencapaian target adalah adanya peningkatan populasi ternak yang disebabkan karena kegiatan yang mendukung seperti pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, pengawasan peredaran produk asal hewan dan obat-obatan, pemantauan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan kebuntingan, penanganan gangguan alat reproduksi yang secara intensif dilakukan oleh petugas serta peningkatan jumlah pemotongan hewan ternak.

B. Persentase peningkatan produksi perikanan

meliputi peningkatan produksi ikan konsumsi, benih ikan dan ikan hias. Capaian produksi ikan konsumsi sebesar 130,72 atau 42.875,2 ton dari capaian tahun 2015 sebesar 32.798,14 ton. Produksi ikan konsumsi ini dapat mencapai target yang ditetapkan dan bila dibandingkan dengan produksi tahun 2015 berarti mengalami kenaikan sebesar 30,72. Capaian produksi benih ikan sebesar 106,32 atau 1.075.700.400 ekor bila dibandingkan dengan produksi tahun 2015 yaitu sebesar 1.011.779.900 ekor atau mengalami kenaikan sebesar 6,32. Capaian produksi ikan hias sebesar 112,44 atau 16.950.500 ekor KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-15 dibandingkan dengan produksi tahun 2015 yaitu sebesar 15.074.500 ekor berarti mengalami kenaikan sebesar 12,44. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini adalah pendampingan yang intensif dari petugas kepada kelompok perikanan melalui pelatihan, pembinaan dan pendampingan, terpenuhinya sarana prasarana budidaya perikanan seperti sumur, kolam ikan, peralatan perikanan dan sarana penunjang lainnya antara lain bantuan benih, bantuan calon induk, bantuan bahan baku pakan mandiri. Berbagai bantuan ini berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi DI Yogyakarta. Selain terpenuhinya sarana prasarana perikanan, permodalan yang didukung dari dana APBD, APBN dan kredit program dari pemerintah KKPE dan KUR juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Selain itu penerapan teknologi budidaya yang semakin baik oleh kelompok perikanan di kabupaten Sleman juga menjadi faktor keberhasilan. Teknologi Minapadi Kolam Dalam yang saat ini gencar dilaksanakan menjadi salah satu teknologi yang cukup diminati di masyarakat, karena teknologi ini mampu meningkatkan pendapatan pelakunya.

C. Persentase peningkatan produksi komoditas pertanianperkebunan.

meliputi komoditas padi sawah, jagung, kedelai, salak pondoh, jambu dalhari, krisan, cabai, kelapa, kopi, tembakau rakyat dan tebu. - Padi produksi pada turun dari 326.819 ton ditahun 2015 menjadi 325.574 ton pada tahun 2016 atau terjadi penurunan sebesar 0,38 walaupun terjadi peningkatan luas areal panen dari 2015 sebesar 49.870 ha menjadi 52.155 ha. Hal ini disebabkan karena penurunan produktivitas sebagai akibat peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman pada musim panen bulan Maret – april. Peningkatan serangan hama dan penyakit ini disebabkan karena tingginya curah hujan yang disertai angin. Produktifitas padi sawah tahun 2015 senesar 65,53 kwha menjadi 61,82 kwha di tahun 2016. Upaya yang telah dilakukan KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 III-16 dengan peningkatan pengendalian mulai dari persemaian dengan penyediaan racun untuk pengendalian hama penyakit yang diediakan oleh pemerintah. Hal ini mampu mengurangi tingkat kerugian petani yang biasanya pada serangan bisa mencapai tingkat sedang dengan kerugian diatas 25 tetapi dengan upaya pengendalian maka serangan menjadi ringan dengan kerugian kurang dari 5 . - Jagung Luas panen jagung tahun 2016 sebesar 3.227 ha dengan produksi mencapai 22.574 ton atau terjadi penurunan dibandingkan produksi tahun 2015 yaitu sebesar 41.623 ton atau terjadi penurunan sebesar 45,77. Produktifitas di tahun 2016 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 77,70 kwha menjadi 69,95 kwha. Untuk komoditas jagung, musim hujan sepanjang tahun 2016 menyebabkan penurunan minat petani dalam menanam jagung. Perubahan pola tanam ini menyebabkan peningkatan luas areal tanam padi. Perubahan komoditas ini dianggap lebih menguntungkan petani dibanding jika mereka tetap menanam jagung karena penanaman jagung memiliki resiko gagal panen. - Kedelai Komoditas kedelai, produksi tahun 2016 hanya sebesar 122,40 ton atau terjadi penurunan dari produksi tahun 2015 yang mencapai 199 ton. Penuruna hingga mencapai 38,49. Tahun 2016 ini luas panen hanya mencapai 58 Ha dengan produktifitas sebesar 15,24 kwha, sedangkan pada tahun 2015 luas panen sebesar 130 ha dengan produktifitas mencapai 15,31 kwha. Untuk komoditas kedelai, musim hujan sepanjang tahun 2016 juga menyebabkan penurunan minat petani dalam menanam kedelai. Komoditas kedelai adalah tanaman sub tropis yang membutuhan lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehingga jika dipaksakan ditanam pada curah hujan yang tinggi maka tanaman cenderung meninggi dan lambat berbunga. Disamping itu produktivitas dan harga yang rendah menyebabkan petani beralih pada komoditas kacang tanah yang lebih menguntungkan dari segi harga maupun tenaga kerja yang sedikit - Salak Pondoh Produksi salak pondoh tahun 2016 mencapai 774.802 kw meningkat dari tahun 2015 yang mampu berproduksi sebesar 699.779 kw atau terjadi kenaikan sebesar 10,72. Komoditas salak pondoh merupakan komoditas unggulan Kabupaten