KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-17 Sleman sehingga peningkatan produksi dan produtivitas dan mutu produk terus
dilakukan. Upaya peningkatan produksi dilakukan dengan peningkatan penerapan SOPGAP ditingkat petani. Dengan peningkatan penerapan SOPGAP ini mampu
meningkatkan produktivitas salak pondoh per rumpun. Kemampuan produksi salak sepanjang tahun menyebabkan semakin meningkatnya produksi salak.
Pengembangan salak pondoh hamper di semua kecamatan di Kabupaten Sleman, namun sentra pengembangan salak pondoh di Kabupaten Sleman yaitu
di kecamatan Turi, Tempel dan Pakem. Total jumlah rumpun yang menghasilkan sekitar 5.572.939 rumpun se Kabupaten Sleman.
- Jambu Dalhari
Produksi jambu dalhari tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 23,38 dibandingkatan tahun 2015. Produksi tahun 2016 sebesar 24.262 kw naik dari
tahun 2015 yang menghasikan produksi sebesar 19.664,74 kw. Komoditas Jambu dalhari merupakan komoditas unggulan Kabupaten Sleman yang berkembang di
kecamatan Berbah dan Prambanan sehingga peningkatan produksi dan produtivitas dan mutu produk terus dilakuan. Upaya peningkatan produksi
dilakukan dengan peningkatan penerapan SOPGAP ditingkat petani, dengan peningkatan penerapan SOPGAP ini mampu meningkatkan produktivitas Jambu
dalhari -
Krisan
Budidaya krisan membutuhkan teknologi khusus sehingga dibudidayakan dalam kubung paranet untuk mengatur pencahayaan. Bunga krisan mampu berbunga
dengan baik dengan pencahayaan lebih
dari 13
jam. Dengan
berkurangnya penyinaran
oleh matahari
akibat musim
hujan sepanjang tahun 2016 menyebabkan
petani terpaksa mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk pencahayaan
dengan bantuan listrik. Petani yang biasanya menaman krisan 3-4 kali setahun terpaksa mengurangi dengan hanya berbudidaya 2 kali setahun sehingga luas
tanam dan produksi bunga krisan tahun 2016 menurun dibanding tahun 2015. Produksi krisan tahun 2016 ini hanya mencapai 3.622.771 tangkai menurun
sebesar 21,87 dibandingkan tahun 2015 yang mampu menghasilkan 4.367.059 tangkai.
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-18 -
Cabe
Luas tanam dan luas panen cabe merah maupun cabe rawit di Kabupaten Sleman tahun 2016 meningkat cukup signifikan dengan adanya dukungan
kegiatan dari APBN untuk pengembangan cabe merah seluas 20 ha dan pengembangan cabe rawit seluas 75 ha. Peningkatan luas tanam ini disertai
peningkatan produksi yang pada tahun 2016 ini mencapai 5.620,70 ton atau naik sebesar 19,50 dari rpoduksi tahun 2015 yang mencapai 4.703,40 ton. Kendala
yang dihadapi pada penanaman tahun 2016 ini adalah tingginya curah hujan pada saat tanaman berbuah lebat sehingga banyak tanaman tergenang air dan
terserang penyakit layu. Produktivitas cabe tahun 2016 ini hanya berkisar 3-5 tonha turun dari tahun 2015 yang mencapai 6
– 8 ton ha.
- Kelapa
Capaian produksi kelapa sebesar 73.952,63 kw atau 96,70 dari produksi tahun 2015 yang
berhasil mencapai 76.473,70 kw. Produksi kelapa ini tidak mencapai target yang ditetapkan
atau mengalami penurunan sebesar 3,30. Produktifitas
mengalami penurunan
dari pencapaian 16,14 kwha tahun 2015 menjadi
15,65 kwha tahun 2016. Produksi Kelapa dari tahun ke tahun relatif mengalami penurunan, yang disebabkan karena musim hujan yang ekstrim yang
menyebabkan kerontokan pada calon bunga disamping karena penebangan pohon kelapa untuk hunian dan penjualan kayu batang kelapa yang dianggap
lebih prospektif di bandingkan produksi buahnya. Pemeliharaan yang kurang intensif juga menjadi salah satu penyebab penurunan produksi kelapa ini
- Tembakau Rakyat
Capaian produksi tembakau rakyat sebesar 956,70 kw pada tahun 2016. Produksi
tembakau rakyat ini mengalami penurunan dari pencapaian tahun 2015 sebesar 7.500
kw atau mencapai penurunan yang signifikan sebesar 87,24. Hal ini disebabkan karena
musim hujan
yang terus
menerus menyebabkan kerusakan pada tanaman
tembakau, rendemen sangat turun, serta sebagian lahan tanaman tembakau tidak dapat dipanen karena ongkos tenaga tidak sesuai dengan hasil dari penjualan
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-19 tembakau rakyat. Kendala alam yang terjadi di tahun 2016 mengakibatkan
penurunan produktifitas dari 6,79 kwha tahun 2015 menjadi 6,31 di tahun 2016 dan penurunan luas panen dari 1.320 ha tahun 2016 menjadi 956,70 ha tahun
2016.
- Tebu
Capaian produksi tebu tahun 2016 sebesar 33.323,70 kw atau mengalami penurunan sebasar 1,84 dibandingkan produksi pada tahun 2015 yang mampu
menghasilkan 33.950 kw. Produktifitas tebu mengalami kenaikan sebesar 32,40 kwha tahun 2016 dari capaian 31,68 kwha pada tahun 2015. Peningkatan
produktifitas ini tidak didukung oleh peningkatan luas panen. Luan panen tahun 2016 hanya mencapai 1.028,61 ha menurun dibandingkan luas panen tahun 2015
yang mencapai 1.220,65 ha. Tidak tercapaianya target yang ditetapkan karena penurunan luas lahan, rendahnya randemen, turunnya minat petani dalam
budidaya tebu dan beralih pada komoditas lain serta tingginya biaya produksi disamping sulitnya mendapatkan bibit bersertifikat.
- Kopi
Capaian produksi kopi sebesar 333,67 kw pada tahun 2016. Produksi kopi ini mengalami
penurunan dari pencapaian tahun 2015. Hal ini disebabkan karena musim hujan yang ekstrim
yang menyebabkan gugurnya bunga calon buah. Luas panen tahun 2016 mengalami
penurunan dari 84 ha menjadi 78,70 ha serta penurunan produktifitas dari 5,23 kwha menjadi 4,05 kwha.
3.Jumlah Kelompok Penerima Penguatan Modal
Dalam rangka memberdayakan pertanian, perikanan, dan kehutanan di Kabupaten Sleman yang berkelanjutan secara optimal dan lestari telah terjalin
kerjasama diantara masyarakat yang akan mampu menumbuh kembangkan perekonomian yang berbasis pertanian, perikanan, dan kehutanan. Namun
demikian masih ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh petani yang salah satunya adalah kurangnya akses petani ke sumber permodalan.
Dalam kondisi demikian, dengan memahami tugas dan fungsinya yang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 13 Tahun 2009
tentang Dana Penguatan Modal dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 7 Tahun
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-20 2010 tentang Standar Operasional Prosedur, Pemerintah Kabupaten Sleman
ingin berbuat sesuatu yang dapat membantu memberikan menawarkan pemecahan sebagian masalah yang dihadapi oleh petani yaitu meluncurkan
program penguatan modal yang pelaksanaannya telah didahului dengan serangkaian proses. Tujuan dilaksanakannya program ini antara lain adalah:
1. Membantu masyarakat pelaku pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan untuk meningkatkan usahanya.
2. Pemberdayaan rakyat dan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pemberian fasilitas penguatan modal dengan prosedur yang sederhana.
3. Efisiensi pemanfaatan anggaran pembangunan Pemerintah yang jumlahnya semakin terbatas
Capaian pencairan dana penguatan modal tahun 2016 sebesar 123,25 dari target yang ditetapkan. Penguatan modal yang disalurkan pada kelompok Dinas
Pertanian, Perikanan dan kehutanan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Bidang TPH 130 kelompok
2. Bidang Peternakan 30 kelompok 3. Bidang Perikanan 80 kelompok
4. Bidang Kehutanan dan Perkebunan 6 kelompok 5. Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 12 kelompok
Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015, jumlah kelompok penerima penguatan modal tahun 2016 ini mengalami peningkatan. Jumlah kelompok
penerima penguatan modal tahun 2016 sebanyak 281 kelompok naik dibandingkan tahun 2015 yang mampu mencairkan penguatan modal kepada 276
kelompok.
Tabel 3.8. Target Indikator Kinerja Sasaran Misi Tiga tahun 2016 – 2021 dan Realisasi
Tahun 2016
No Indikator
Kinerja Sasaran
Realisasi 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
Target 2020
Target 2021
1. Nilai Tukar
Petani Nilai 108,87
111,90 112,10
112,30 112,50
112,70
2. Persentase
peningkatan produksi
komoditas pertanian dan
perikanan 0,443
3,256 3,256
3,256 3,256
3,256
3. Jumlah
kelompok penerima
penguatan modal
kelompok 281
228 228
228 228
228
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-21 Sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Petani didukung oleh pencapaian program-
program sebagai berikut : 1. Program
Peningkatan Peningkatan
Ketahanan Pangan
PertanianPerkebunan 2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi PertanianPerkebunan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi PertanianPerkebunan
5. Program Pemberdayaan Penyuluh PertanianPerkebunan Lapangan 6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
7. Program Peningakatan Pemasaran Hasil produksi Peternakan 8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
9. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan 10. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
11. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar 12. Program Peningkatan Produksi PertanianPerkebunan
13. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 14. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran ini Rp 23.310.693.577,00 dari anggaran sebesar Rp 25.253.873.218,00 atau 92,31 dari
target.Realisasi keuangan sebesar 92,31 dibandingkan dengan persentase rata- rata capaian kinerja sasaran sebesar 99,99, maka dapat diketahui bahwa
terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian sasaran adalah :
1. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan hewan 2. Tersedianya sarana dan prasarana peternakan yang memadai
3. Peningkatan pelayanan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, pengawasan peredaran produk asal hewan dan obat-
obatan, pemantauan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan kebuntingan, penanganan gangguan alat reproduksi yang secara intensif dilakukan oleh
petugas serta peningkatan jumlah pemotongan hewan ternak 4. Peningkatan teknologi pertanianperkebunan, peternakan dan perikanan dari
budidaya hingga pasca panen dan pengolahan hasil 5. pendampingan yang intensif dari petugas kepada kelompok perikanan
melalui pelatihan, pembinaan dan pendampingan, terpenuhinya sarana
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-22 prasarana budidaya perikanan seperti sumur, kolam ikan, peralatan
perikanan dan sarana penunjang lainnya antara lain bantuan benih, bantuan calon induk, dan bantuan bahan baku pakan mandiri
6. Penerapan teknologi secara tepat seperti penerapan Good Agriculture Practises GAP bagi kelompok. Untuk Sekolah Lapang GAP dilaksanakan
bagi kelompok untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan budidaya yang baik dan benar sesuai Standar Operasional Prosedur serta
termotivasinya petanikelompok tani dalam penerapan teknologi secara benar.
Hambatan:
1. Musim hujan yang terus menerus menyababkan gangguan pada proses pembungaanpembuahan pada komoditas tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan 2. Serangan organisme pengganggu tanaman untuk tanaman tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan 3. Di sektor pertanian, penurunan nilai NTP disebabkan karena karena
adanya kenaikan harga produk pertanian yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga-harga kebutuhan rumah tangga dan biaya
produksi serta penambahan barang modal untuk usahataninya
Strategi pemecahan masalah :
Pemberdayaan petani melalui penguatan kelembagaan dan usahanya, peningkatan kemampuan petani melalui pelatihan, kursus, magang dan Sekolah
Lapang, peningkatan aplikasi teknologi pertanian oleh masyarakat, penerapan GAP dan SOP, pengamanan produksi melalui pengendalian OPT, dan
penanganan dampak bencana alam dan perubahan iklim, dan fasilitasi dan optimasi Sarana prasarana Tanaman pangan dan hortikultura pupuk, benih,
bahan pengendalian OPT, alsintan, sumberdaya air, dan permodalan
A.2.3. Misi Empat, Memantapkan dan Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam, Penataan Ruang, Lingkungan Hidup dan Kenyamanan
Tujuan : Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Sasaran :
“ Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam “
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-23 Hasil capaian sasaran Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
dengan indikator sasaran Tambahan Populasi Tanaman di Sempadan SungaiLahan KritisHutan Rakyat dengan capaian 1000 dengan predikat
“Sangat Berhasil” diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.9. Perhitungan Capaian Sasaran yang Mendukung Misi Empat
No Indikator Kinerja
Sasaran Realisasi
2015 Tahun 2016
Target Realisasi
Capaian 1.
Tambahan Populasi Tanaman di
Sempadan SungaiLahan
KritisHutan Rakyat 1.000
1.000 10.000
1.000
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut : Tambahan populasi tanaman di sempadan sungailahan kritishutan rakyat
merupakan indikator baru yang dihitung berdasarkan tambahan tanaman yang ditanam di sempadan sungailahan kritishutan rakyat pada tahun berkenaan.
Penanaman pada lahan kritis dilakukan dengan tujuan untuk dapat memperbaiki kondisi lahan kritis yang ada di Kabupaten Sleman. Sempadan sungai riparian
zoneadalah zona penyangga antara ekosistem perairan sungai dan daratan. Zona ini umumnya didominasi oleh tetumbuhan danlahan basah. Tumbuhan
tersebut berupa rumput, semak atau pepohonan sepanjang tepi kiri atau kanan sungai. Sempadan sungai yang cukup lebar dengan banyak kehidupan tumbuhan
dan binatang di dalamnya merupakan cerminan tata guna lahan yang sehat pada suatu wilayah. Rincian jenis tanaman bambu yang di tanam di sempadan sungai
tahun 2016 adalah sebagai berikut :
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-24
Tabel 3.10. DAFTAR PELAKSANAAN KEGIATAN PENANAMAN TANAMAN BAMBU SEMPADAN SUNGAI TAHUN 2016
KABUPATEN SLEMAN
NO. Nama Kelompok
Alamat Jenis Bambu batang
Jumlah Nama Ketua
Petung Apus
Wulung batang
1. Sedyo Rukun
Bantulan, Margokaton,
500
250 250
1,000 Suryono
Seyegan
2. Parakan Wetan
Parakan wetan,
500
250 250
1,000 Nyono Abbas
Sendangmulyo,Minggir
3. Tani Mulyo
Krasakan, Lumbungrejo,
750
375 375
1,500 Agus Nur Hanan
Tempel
4. Komunitas Kalikuning
Sempu, Wedomartani,
500
250 250
1,000 Lestari
Ngemplak Yudi Sunyoto
5.
Amrih Lestari Mandiri Tanjungsari, Sukoharjo,
750
375 375
1,500 Sugimin
Ngaglik
6. Ayo Maju
Karongan, Jogotirto,
500
250 250
1,000 Suharno
Berbah
7. Maju Makmur
Kopeng, Kepuharjo,
750
375 375
1,500 Tresno Wiyono
Cangkringan
8. Rimba Lestari
Tritis kulon, Girikerto,
750
375 375
1,500 Parjo
Turi JUMLAH
5,000 2,500
2,500 10,000
Ketidakpahaman masyarakat tentang fungsi sempadan sungai menyebabkan banyak sempadan yang hilang terdesak oleh peruntukan lain. Manfaat keberadaan
sungai bagi kehidupan manusia adalah sebagai penyedia air dan wadah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian, industri,
pariwisata, oleh raga, pertanahan, perikanan, pembangkit tenaga listrik, transportasi dan kebutuhan lain, sedangkan untuk kehidupan alam adalah sebagai pemulih
kualitas air, penyalur banjir, dan pembangkit utama ekosistem flora dan fauna. Dengan melihat manfaat tersebut maka Tambahan Populasi Tanaman di
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-25 Sempadan SungaiLahan KritisHutan Rakyat ditargetkan hingga tahun 2021
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11. Target Indikator Kinerja Sasaran Misi Tiga tahun 2016 – 2021 dan Realisasi
Tahun 2016
No Indikator
Kinerja Sasaran
Realisasi 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
Target 2020
Target 2021
1. Tambahan
Populasi Tanaman di
Sempadan SungaiLahan
KritisHutan Rakyat
10.000 10.000
10.000 10.000
10.000 10.000
Sasaran Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam didukung oleh pencapaian program-program sebagai berikut :
1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 2. Program Pemanfaatan Potensi Sumber daya Hutan
3. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4. Program Perencanaan dan Pengambangan Hutan
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran ini Rp 1.382.062.750,00 dari anggaran sebesar Rp 1.466.930.250,00 atau 94,21 dari target. Realisasi
keuangan sebesar 94,21 dibandingkan dengan persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian sasaran adalah :
1. Tingginya semangat kelompok masyarakat untuk menanami sempadan sungai
2. Dukungan dana dan pendampingan masyarakat oleh pemerintah Kabupaten Sleman dalam kegiatan penanaman di sempadan sungai.
Hambatan :
1. Penambangan pasir di sungai yang mengganggu kelangsungan tanaman bambu yang sudah di tanam.
2. Perlu ditingkatkannya pemeliharaan tanaman oleh masyarakat secara swadaya
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-26
Strategi pemecahan masalah :
1. Meningkatkan monitoring dan evaluasi serta pembinaan pada masyarakat oleh petugas kabupaten maupun petugas terutama dalam
pemeliharaan tanaman.
2. Optimalisasi pemanfaatan lahan sempadan sungau yang berpotensi untuk ditanami
A.3. Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Pencapaian sasaran strategis Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.12. Pencapaian Sasaran Stategis Berdasarkan Misi
No Uraian sasaran
Jumlah Indikator
Kinerja Sasaran
Rata- Rata
Capaian Predikat
A. Misi Satu 1.
Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah
2 100,00 Sangat Berhasil
2. Meningkatnya kualitas pelayanan
public oleh SKPD 1
101,74 Sangat Berhasil
B. Misi Tiga 1.
Meningkatnya kesejahteraan petani
3 84,25
Berhasil
C. Misi Empat 1.
Perlindungan dan konservasi sumberdaya alam
1 1000 Sangat Berhasil
Predikat nilai capaian sasaran yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Sangat Berhasil
: 3 sasaran 2. Berhasil
: 1 sasaran 3. Cukup Berhasil
: - 4. Tidak Berhasil
: -
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-27
A.4. Capaian Kinerja atas IKU
Kinerja pencapaian Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14. Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman
No Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi
Capaian Kinerja 1
Sasaran strategis : Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah
Predikat LAKIP SKPD predikat
A Belum
diketahui
-
Persentase temuan hasil pemeriksaaan yang
ditindaklanjuti
100 100
100 2
Sasaran strategis : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik oleh SKPD
Nilai Indeks Kepuasan IKM nilai
78,67 80,24
101,74
3 Sasaran strategis : Meningkatnya Kesejahteraan Petani
Nilai Tukar Petani Nilai 111,65
108,87 96,97
Persentase peningkatan produksi komoditas pertanian
dan perikanan 3,256
1,06 32,50
Jumlah kelompok penerima penguatan modal kelompok
228 281
123,25
Kinerja pencapaian IKU sangat berhasil. Pencapaian ini diantaranya disebabkan karena terjalinnya sinergi antara sumberdaya manusia baik petani
maupun petugas sebagai pelaku utama di sektor pertanian, perikanan dan kehutanan dengan sumber daya alam yang dimiliki melalui pelaksanaan kegiatan
yang sudah dirinci berdasarkan pada tingkat kebutuhan masyarakat yang didukung dari pendanaan yang bersumber dari pemerintah pusat maupun
daerah.
B.Realisasi Anggaran
Hasil pengukuran penggunaan biaya untuk mencapai sasaran strategis tahun 2016 sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, untuk mencapai 4 sasaran
strategis dianggarkan dengan APBD perubahan dengan anggaran menjadi sebesar Rp 35.605.635.393,00 terrealisasi sebesar Rp 33.025.838.419,00 atau
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
III-28 92,75. Adapun anggaran dan penggunaan dana untuk masing-masing sasaran
strategis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.15 Target dan Realisasi Anggaran Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016
No Sasaran strategis
Anggaran Realisasi
Capaian keuangan
Rp Rp
1.
Meningkatkan akuntabilitas kinerja
dan keuangan daerah 199.408.500,00
196.843.400,00 98,71
2.
Meningkatnya kualitas pelayanan public oleh
SKPD 3.986.282.625,00
3.717.166.662,00 93,25
3.
Meningkatnya kesejahteraan petani
25.253.873.218,00 23.310.693.577,00
92,31
4.
Perlindungan dan konservasi
sumberdaya alam 1.466.930.250,00
1.382.062.750,00 94,21
JUMLAH 35.605.635.393,00
33.025.838.419,00 92,75
C. Dukungan Kegiatan dari Dana Tugas Pembantuan
Pencapaian sasaran strategis Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tahun 2016 di dukung dari dana tugas pembantuan dengan rincian sebagai
berikut:
1. Satuan Kerja Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman 010.06.04.0402542016 Tahun Anggaran 2016
A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah DIPA Tahun Anggaran 2016 Nomor DIPA-010.06.04.0402542016 tanggal
7 Desember 2015
B. Instansi Pemberi
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri RI.
C. Program Kegiatan 1. Program Bina Pembangunan Daerah
Kegiatan :
1.
Pembinaan Penyelenggaraan
dan Pembangunan
Urusan Pemerintahan Daerah I
1. FasilitasiPembinaanMonev Kegiatan Bidang Penataan Ruang
Daerah dan Lingkungan Hidup