lalu menginstruksikan untuk mengerjakannya bersama teman sebangku. Tiga orang siswa ditugaskan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis.Semua siswa
menyamakan jawabannya dengan jawaban yang benar. Guru bersama siswa menyimpulkan materi ajar dan melakukan refleksi pembelajaran bersama
siswa.Pembelajaran pun ditutup dengan ucapan hamdalan dan do’a.
Pada pertemuan ketiga, pembelajaran dimulai setelah istirahat. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, bertanya mengenai kehadiran siswa, dan
memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai keliling dan luas jajargenjang. Guru memberikan contoh soal dan
penyelesaiannya kepada siswa tentang luas dan keliling jajargenjang. Lalu, guru memberikan soal yang lain tetapi masih berkaitan dengan luas dan keliling
jajargenjang. Terdapat 3 orang siswa menuliskan penyelesaian soal yang telah diberikan. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan menghafal rumus luas dan
keliling jaargenjang dan melakukan refleksi pembelajaran. Pembelajaran ditutup dengan hamdalah dan berdo’a.
b. Data Gain Kelas Kontrol
Syarat utama untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi siswa di kelas kontrol sama halnya dengan di kelas eksperimen yaitu harus adanya data
gain sebagai nilai peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. Untuk menghitung nilai gain menggunakan rumus berikut:
Setelah nilai gain dihitung, maka nilai gai setiap siswa tersebut diinterpretasikan sesuai dengan kriteria tingkat nilai gain. Hasil penghitungan
nilai gain dari setiap siswa dan nilai gain secara keseluruhan disajikan dalam tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Data Nilai Pretes, Postes, dan
Gain di Kelas Kontrol
No. Nama Siswa
Pretes Postes
Gain Interpretasi
1 Siswa 1
61 65
0.11 Rendah
2 Siswa 2
57 65
0.20 Rendah
3 Siswa 3
52 61
0.18 Rendah
4 Siswa 4
43 65
0.38 Sedang
5 Siswa 5
65 69
0.11 Rendah
6 Siswa 6
70 73
0.11 Rendah
7 Siswa 7
70 73
0.11 Rendah
8 Siswa 8
52 70
0.36 Sedang
9 Siswa 9
57 61
0.10 Rendah
10 Siswa 10
61 65
0.11 Rendah
11 Siswa 11
57 61
0.10 Rendah
12 Siswa 12
52 61
0.18 Rendah
13 Siswa 13
65 70
0.13 Rendah
14 Siswa 14
57 61
0.10 Rendah
15 Siswa 15
57 70
0.30 Sedang
16 Siswa 16
70 71
0.05 Rendah
17 Siswa 17
48 61
0.25 Rendah
18 Siswa 18
61 64
0.08 Rendah
19 Siswa 19
57 61
0.10 Rendah
20 Siswa 20
48 61
0.25 Rendah
21 Siswa 21
57 65
0.20 Rendah
22 Siswa 22
52 65
0.27 Rendah
23 Siswa 23
61 65
0.11 Rendah
24 Siswa 24
65 66
0.02 Rendah
25 Siswa 25
65 70
0.14 Rendah
26 Siswa 26
70 72
0.08 Rendah
27 Siswa 27
52 65
0.27 Rendah
28 Siswa 28
52 70
0.36 Sedang
29 Siswa 29
57 65
0.20 Rendah
30 Siswa 30
57 65
0.20 Rendah
31 Siswa 31
65 68
0.08 Rendah
32 Siswa 32
61 65
0.11 Rendah
Jumlah 1870
2109 5
Rata-rata 58.42391
65.89402 0.167876
Rendah
Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata gain di kelas kontrol adalah 0,167. Nilai tersebut berada pada kategori rendah untuk nilai gain.Setelah dihitung nilai
gain dari setiap siswa dan secara keseluruhan, maka pengolahan data dilanjutkan dengan menghitung normalitas, homogenitas dan uji perbedaan rata-rata.
1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data hasil pretes dan postes di kelas ekperimen termasuk data yang normal atau tidak
normal.Uji normalitas untuk data kelas kontrol menggunakan uji liliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 16.Adapun hipotesis
pengujian normalitas data kelas kontrol sebagai berikut. H
o
= Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H
1
= Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Kriteria untuk menolak atau menerima hipotesis pengujian H
berdasarkan P- value
yaitu dengan α = 0,05 jika nilai signifikansi ≥ α, maka H diterima,
sedangkan jika nilai signifikansi , maka H ditolak.
Hasil perhitungan uji normalitas data kelas kontrol dengan menggunakan uji liliefors Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas di Kelas Kontrol
Tests of Normality
Nilai Kolmogorov-Smirnov
a
Kelas Statistic
df Sig.
Kontrol Pretes
.151 32
.061 Postes
.217 32
.001 a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. untuk pretes kelas kontrol adalah 0,061, nilai tersebut lebih besar dari nilai
α = 0,05. Sehingga, H untuk nilai pretes
tersebut diterima, sedangkan H
1
ditolak.Artinya, data nilai pretes di kelas kontrol berdistribusi normal.
Nilai Sig. untuk data postes di kelas kontrol bernilai 0,001, nilai tersebut lebih kecil dari nilai
α = 0,05, sehingga untuk nilai postes kelas kontrol berlaku H ditolak sedangkan H
1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai postes di kelas kontrol berdistribusi tidak normal.
2 Uji Homogenitas
Telah diketahui bahwa data nilai pretes dan postes di kelas kontrol salah satunya berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu dilakukan uji
homogenitas.Pada langkah selanjutnya, pengolahan data dilakukan dengan uji perbedaan rata-rata.
3 Uji Perbedaan Rata-rata
Untuk melihat nilai signifikansi peningkatan nilai pretes dan postes di kelas kontrol menggunakan uji Wilcoxon. Taraf signifikansi dalam uji Wilcoxon adalah
α = 0,05. Pengolahan data untuk uji wilcoxon ini dibantu oleh SPSS versi 16.0 for windows.Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H = Tidak terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada
materi luas dan keliling jajargenjang di kelas kontrol. H
1
= Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada materi luas dan keliling jajargenjang di kelas kontrol.
Kriteria hipotesis diterima atau ditolak adalah jika nilai signifikansi maka
diterima, jika nilai signifikansi maka
ditolak.Berikut adalah tabel hasil uji Wilcoxon di kelas eksperimen.
Tabel 4.6 Hasil Uji
Wilcoxon di Kelas Kontrol
Test Statistics
b
Postes – Pretes
Z -4.954
a
Asymp. Sig. 2-tailed .000
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. 2-tailed untuk nilai pretes dan postes di kelas kontrol adalah 0,000.Nilai tersebut lebih kecil dari
α, maka H ditolak
sedangkan H
1
diterima.Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi luas dan keliling
jajargenjang di kelas kontrol.
3. Pendekatan