menstruasi instrumenstrual bleeding dan perdarahan pada wanita yang sudah menopause postmenopausal bleeding Pitkin, 2003. Secret vagina berwarna
kekuningan dan berbau busuk juga ditemukan, khususnya pada pasien dengan nekrosis jaringan yang lama Randall, 2005.
Perdarahan spontan saat defekasi dapat pula ditemukan. Hal ini terjadi akibat tergesernya tomur eksofitik dari serviks oleh skibala. Adanya perdarahan
abnormal pervaginam saat devekasi perlu dicurigai kemungkinan adanya karsinoma serviks uteri tingkat lanjut Mardjikoen, 2007. Gejala-gejala hematuria
atau perdarahan per-rektal timbul bila tumor sudah menginvasi vesika urinaria atau rectum. Jika terjadi perdarahan kronik, maka penderita akan mengalami
anemia, kehilangan berat badan, lelah dan gejala konstitusional lainnya Randall, 2005.
Pasien dapat mengeluhkan nyeri yang hebat. Nyeri dapat dirasakan saat pasien melakukan hubungan seksual. Nyeri di pelvic atau di hipogastrium dapat
disebabkan oleh tumor yang nekrotik atau radang panggul. Bila muncul nyeri di daerah lumbosakral maka dapat dicurigai terjadi hidronefrosis atau penyebaran ke
kelenjar getah bening yang meluas ke akar lumbosakral. Nyeri di epigastrium timbul bila penyebaran mengenai kelenjar getah bening yang lebih tinggi
Randall, 2005. Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat lesi pada daerah serviks. Beberapa lesi dapat
tersembunyi di kanal bagian endoserviks, namun dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Semakin lebar diameter lesi maka semakin sempit jarak
antara tumor dengan dinding perlvis Randall, 2005.
2.2.8. Diagnosa dan Deteksi Dini Kanker Serviks
Deteksi dini kanker serviks secara teratur sangat dianjurkan bagi setiap wanita, biasanya dimulai tiga tahun setelah wanita aktif secara seksual atau berusia lebih
dari 21 tahun Zeller, 2007. Selain dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, diperlukan deteksi dini berupa :
1. Pemeriksaan IVA Inspeksi Visual dengan Asam Asetat merupakan metode
inspeksi yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan asam asetat 3 -
5 pada serviks sebelum melakukan inspeksi visual. Pemeriksaan ini disebut positif bila terdapat area putih acetowhite didaerah sekitar porsi serviks.
2. Pemeriksaan pap smear, merupakan pemeriksaan sitologi untuk mendeteksi
karsinoma serviks uteri. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil contoh sel epitel serviks melalui kerokan dengan spatula khusus, kemudia hasil
kerokan dihapuskan pada kaca objek. Apusan sel pada kaca obejek tersebut selanjutnya diamati di bawah mikroskop oleh ahli patologi American Cancer
Society, 2008. 3.
Pemeriksaan DNA, HPV, merupakan suatu ter laboratorium yang dapat mendeteksi tipe-tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks Zeller,
2007. Jika diperoleh hasil Pap Smear yang abnormal, maka dibutuhkan beberapa
pemeriksaan tambahan untuk mengkonfirmasi diagnosisi, mengetahui penyebaran kanker, dan menentukan pilihan pengobatan Zeller, 2007.
1. Kolposkopi, merupakan pemeriksaan visual serviks uteri dengan
menggunakan alat optic khusus yang disebut kolposkop. Pemeriksaan ini dapat mengenali dysplasia maupun karsinoma, baik in situ maupun invasive,
dengan baik Randall, 2005 2.
Biopsi, merupakan gold standart dalam menentukan diagnosis kanker yaitu dengan mengambil sedikit jaringan lesi kemudia diperiksa secara
histopatologik Zeller, 2007. Jaringan yang diambil harus cukup dalam serta meliputi beberapa area di empat kuadran serviks dan beberapa area vagina
yang dicurigai Randall, 2005.
Pemeriksaan visual kandung kemih dan kolon dengan sitoskopi dan protoskopi, serta pemeriksaan imejing seperti chest X-ray, CT, MRI, dan PET untuk
mengetahui penyebaran dari kanker ke organ-organ sekitar Zeller, 2007.
2.2.9. Penanganan Kanker Serviks