Gambar 2.10 Mekanisme Reaksi Maleat Anhidrida dengan PP
2.11 Komposit
Komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih senyawa yang berbeda. Komposit dapat dibentuk dari polimer serat dalam resin
sebagai bahan pengikat. Komposit ini meliputi papan serat, papan partikel, papan insulasi, papan dengan bahan dasar semen dan lain lain. Dalam komposit, serat
dibutuhkan untuk menguatkan sifat fisis dan mekanis suatu papan. Kekuatan dari suatu komposit sangat terhantung terhadap komposisi dari matriksnya yang tersebar
pada seluruh permukaan Bhatnagar, 2004.
Serbuk kayu yang digunakan sebagai bahan pengisi berasal dari serbuk hasil penggergajian, limbah pertukangan dan limbah perkebunan sehingga tidak
memerlukan sumber kayu dan plastik dapat diperoleh dari hasil plastik daur ulang. Pada umumnya pembuatan papan komposit mencakup pembuatan partikel,
pengelompokan ukuran partikel, pengeringan partikel, pencampuran partikel dan mutu
FI B
ER OH
OH +
O C
C CH
2
C H
O
O C
FI B
ER O
O C
C O
O CH
2
C H
C
FI B
ER O
O C
C O
H H
O
O C
CH
2
C H
perekat, pencetakan, pengempaan, pendinginan, penghalusan dan penimpaan. Mutu papan partikel ditentukan oleh jenis kayu, rapat massa kayu, ukuran partikel, perekat
dan cara pengolahan Nasution, 2011.
2.12 Papan Komposit
Menurut Dumanauw 1990 papan komposit adalah papan buatan yang terbuat dari partikel-partikel chips kayu atau bahan selulosa lainnya yang diikat dengan perekat
organik dengan bahan penolong lainnya dan dengan bantuan tekanan dan panas hot press dalam waktu tertentu.
Berdasarkan dari kerapatannya papan komposit ini ada 3 jenis: 1.
Papan komposit berkerapatan rendah dengan kerapatan 0,24 – 0,40 gcm
3
2. Papan komposit berkerapatan sedang dengan kerapatan 0,40 – 0,80 gcm
3
3. Papan komposit berkerapatan tinggi dengan kerapatan 0,80 – 1,20 gcm
3
2.12.1 Sifat-sifat papan komposit
− Penyusutan dianggap tidak ada
− Keawetan terhadap jamur tinggi, karena adanya bahan pengawet
− Merupakan isolasi bahan panas yang baik
− Merupakan bahan akustik yang baik
2.12.2 Penggunaan papan komposit
− Untuk perabot
− Dinding dalam rumah, dinding antara
− Flafon dan lantai
− Dan macam-macam kegunaannya dalam permebelan
2.12.3. Keuntungan papan komposit
− Papan partikel merupakan bahan konstruksi yang sangat baik
− Bahan isolasi dan akustik yang baik
− Dapat menghasilkan bidang yang luas
− Pengerjaan mudah dan cepat
− Tahan api
− Mudah di-finishing, dilapisi kertas dekor, dilapisi finir dan lain sebagainya
−
Memiliki kestabilan dimensi
2.12.4 Mutu Papan Komposit
Menurut Sutigno 2006, mutu papan komposit meliputi cacat, ukuran, sifat fisis, sifat mekanis, dan sifat kimia. Dalam standar papan komposit yang dikeluarkan oleh
beberapa negara masih mungkin terjadi perbedaan dalam hal kriteria, cara pengujian, dan persyaratannya. Walaupun demikian, secara garis besarnya sama.
a. Cacat
Pada Standar Indonesia Tahun 1983 tidak ada pembagian mutu papan komposit berdasarkan cacat, tetapi pada standar tahun 1996 ada 4 mutu penampilan papan
komposit menurut cacat, yaitu :A, B, C, dan D. Cacat yang dinilai adalah partikel kasar di permukaan, noda serbuk, noda minyak, goresan, noda perekat, rusak tepi dan
keropos.
b. Ukuran
Penilaian panjang, lebar, tebal dan siku terdapat pada semua standar papan komposit. Dalam hal ini, dikenal adanya toleransi yang tidak selalu sama pada setiap
standar. Dalam hal toleransi telah, dibedakan untuk papan komposit yang dihaluskan kedua permukaannya, dihaluskan satu permukaannya dan tidak dihaluskan
permukaannya.
c. Sifat Fisis
− Kerapatan papan komposit ditetapkan dengan cara yang sama pada semua
standar, tetapi persyaratannya tidak selalu sama. Menurut Standar Indonesia Tahun 1983 persyaratannya 0,50-0,70 gcm3, sedangkan menurut Standar
Indonesia Tahun 1996 persyaratannya 0,50-0,90 gcm3. Ada standar papan partikel yang mengelompokkan menurut kerapatannya, yaitu rendah, sedang,
dan tinggi. −
Kadar air papan komposit ditetapkan dengan cara yang sama pada semua standar, yaitu metode oven metode pengurangan berat. Walaupun
persyaratan kadar air tidak selalu sama pada setiap standar, perbedaannya tidak besar kurang dari 5.
− Pengembangan tebal papan komposit ditetapkan setelah contoh uji direndam
dalam air dingin suhu kamar atau setelah direndam dalam air mendidih, cara pertama dilakukan terhadap papan partikel interior dan eksterior, sedangkan
cara kedua untuk papan partikel eksterior saja. Menurut Standar Indonesia Tahun 1983, untuk papan partikel eksterior, pengembangan tebal ditetapkan
setelah direbus 3 jam, dan setelah direbus 3 jam kemudian dikeringkan dalam oven 100 °C sampai berat contoh uji tetap. Ada papan komposit interior yang
tidak diuji pengembangan tebalnya, misalnya tipe 100 menurut Standar Indonesia Tahun 1996, sedangkan untuk tipe 150 dan tipe 200 diuji
pengembangan tebalnya. Menurut standar FAO, pada saat mengukur pengembangan tebal ditetapkan pula penyerapan airnya absorbsi.
d. Sifat Mekanis