Divinilbenzena Pengujian Keteguhan Lentur Kering MoR dan Modulus Elastisitas

2.13 Divinilbenzena

Divinilbenzena DVB terdiri dari satu cincin benzena yang diikat dua gugus vinil. Biasanya divinilbenzena ditemukan dalam bentuk campuran dengan perbandingan 2:1 antara bentuk meta-divinilbenzena dan para-divinilbenzena, juga mengandung isomer etilvinilbenzena yang sesuai. Bila direaksikan bersama-sama dengan stirena, divinilbenzena dapat dipergunakan sebagai monomer reaktif dalam resin polyester. Stirena dan divinilbenzena bereaksi bersama-sama membentuk kopolymer stirena- divinilbenzena S-DVB. Polimer crosslink yang dihasilkan umumnya dipergunakan sebagai penghasil resin penukar ion. Divinilbenzena terdapat dalam bentuk meta dan para yang dapat dilihat pada gambar 2.11 Gambar 2.11 Struktur molekul meta-divinilbenzena kiri dan para- divinilbenzena kanan Adapun sifat-sifat dari divinilbenzena dijelaskan pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Sifat – sifat divinilbenzena DVB Deskripsi Larutan bening Bentuk molekul C 6 H 4 CHCH 2 2 Berat molekul 130,19 gmol Titik didih 195°C Titik cair -66,9 sampai -52°C Titik api 76°C Kelarutan Larut dalam etanol dan eter, tidak larut dalam air Sumber: Wikipedia.orgwikiDivinylbenzene BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:

3.1.1 Alat

- Neraca Analitis Mettler Toledo - Buret 25ml Pyrex - Internal Mixer Heles CR-52 - Kertas Saring no.42 Whatman - Labu alas 500ml Pyrex - Magnetik Stirer - Alat Pemanas Stirer PMC - Pendingin Liebig - Pompa Vakum Welch Duo-Seal - Oven Memmert - Aluminium Foil - Alat-alat gelas Pyrex - Hidraulik Press HTPS.0001.08 - Alat Uji Tekan Torsee SC- 2DE

3.1.2 Bahan

- Polipropilena Petrochemical Industry - Benzoil Peroksida BPO Merck - Maleat Anhidrida Merck - Xilena Pro Analys Merck - Metanol Pro Analys Merck - Aseton Pro Analys Merck - Plastik polipropilena - Alkohol Pro Analys Merck - Kayu Kelapa Sawit - Divinilbenzena 80 Aldrich 3.2 Prosedur Penelitian 3.2.1 Preparasi Serbuk Kayu Kelapa Sawit Kayu kelapa sawit yang diambil adalah kayu kelapa sawit yang telah non produktif dan berumur 20 – 25 tahun. Pengambilan sampel diambil secara acak dari berbagai titik. Kayu kelapa sawit dicacah hingga dalam bentuk serat-serat halus yang dilanjutkan dengan penghalusan menjadi serbuk kayu kelapa sawit.

3.2.2 Proses Degradasi Polipropilena dengan Benzoil Peroksida

Sampel polipropilena dan inisiator benzoil peroksida ditimbang dengan perbandingan PP : BPO yaitu 90 : 10 dalam 50 gram. Selanjutnya dimasukkan polipropilena ke dalam alat internal mixer dengan suhu 170 o C kemudian diputar sampai melebur. Ditambahkan benzoil peroksida yang telah dibungkus dengan plastik polipropilena dan diputar selama 10 menit. Dikeluarkan dan didinginkan campuran yang diperoleh lalu dicuci endapan dengan alkohol untuk melarutkan sisa zat yang tidak bereaksi dan hasil sampingnya kemudian dikeringkan endapan polipropilena terdegradasi.

3.2.3 Proses Grafting Maleat Anhidrida kedalam Polipropilena Terdegradasi

Sampel polipropilena terdegradasi PPd, maleat anhidrat MA dan benzoil peroksida` BPO ditimbang dengan perbandingan 92 : 6 : 2 dalam 50 gram. Dimasukkan PPd dan MA kedalam internal mixer dengan suhu 160 o C dibiarkan hingga melebur. Selanjutnya ditambahkan BPO kedalam internal mixer lalu diputar kembali selama 10 menit. Dikeluarkan dan didinginkan endapan yang diperoleh.

3.2.4 Pemurnian Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida

PPd tergrafting MA yang diperoleh dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian direfluks dengan xilena hingga larut. Diambil endapan yang tidak larut dalam xilena panas lalu dikeringkan dan ditimbang sebagai fraksi gel. Endapan yang dapat larut dalam xilena panas diendapkan dengan cara penambahan aseton. Endapan yang diperoleh disaring dengan kertas saring Whatman no.42 yang terhubung dengan pompa vakum dan dicuci dengan metanol berulang kali yang bertujuan untuk melarutkan asam-asam sisa reaksi. Dikeringkan spesimen yang diperoleh pada oven selama 6 jam dan kemudian ditimbang berat endapan yang diperoleh.

3.2.5 Preparasi sampel pembuatan papan komposit

Ditimbang PPd-g-MA, serbuk Kayu Kelapa Sawit KKS, Benzoil Peroksida BPO, serbuk Polipropilena PP dan Divinilbenzena DVB dengan perbandingan sebagai berikut: Sampel PPd-g-MAg KKSg BPOg PPg DVBg 1 10 80 2 10 15 2 20 70 2 10 15 3 30 60 2 10 15 4 40 50 2 10 15 Kemudian hasil uji keteguhan lentur kering dan modulus elastisitas lentur maksimum diambil dan divariasikan dengan perbandingan sebagai berikut: Sampel PPd-g-MA g KKS g BPOg PP g DVB g 1 10 80 2 10 2 10 80 2 10 5 3 10 80 2 10 10 4 10 80 2 10 15 5 10 80 2 10 20

3.2.6 Pembuatan papan komposit

Sampel PPd-g-MA, serbuk KKS, BPO, PP dan DVB dimasukkan ke dalam beaker glass dan diaduk hingga merata. Campuran dimasukkan ke dalam cetakan dan dipress dengan menggunakan hidraulik press pada suhu 170 o C hingga tercetak. Kemudian papan didinginkan dalam suhu kamar dan dikeluarkan dalam cetakan. 3.2.7 Pengujian Papan Komposit 3.2.7.1 Uji Kerapatan Diukur panjang, lebar dan tinggi spesimen dengan ketelitian 0,1 mm. Spesimen yang telah diukur kemudian ditimbang dengan neraca analitis dengan ketelitian 0,1 gram. Kerapatan gcm 3 = ................................ 1 Dimana: B = massa gram I = volume cm 3 = panjang cm x lebar cm x tinggi cm

3.2.7.2 Uji Kadar Air

Spesimen ditimbang untuk mengetahui massa awal kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103 o C ± 2 o C selama 6 jam kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang massa papan komposit setelah dikeringkan. Kadar Air = x 100 ............................... 2 Dimana : Ba = berat awal gram Bk= berat kering gram

3.2.7.3 Uji Pengembangan Tebal Setelah Direndam Air

Diukur tebal spesimen pada bagian pusat kemudian direndam air pada suhu 27 o C ± 1 o C secara mendatar sekitar 3 cm dari permukaan air selama 24 jam. Spesimen yang telah direndam, diangkat dan diukur tebalnya Pengembangan tebal = x 100 .........................3 Dimana : T 1 = tebal sebelum direndam air mm T 2 = tebal setelah direndam air mm

3.2.7.4 Uji Keteguhan Lentur Kering MoR dan Modulus Elastisitas Lentur MoE

Panjang, lebar dan tebal spesimen diukur dengan menggunakan jangka sorong dan diletakkan secara mendatar pada penyangga. Kecepatan yang digunakan adalah 10 mmmenit kemudian tombol pembebanan dihidupkan. Dicatat defleksi dan beban maksimum yang digunakan. Keteguhan lentur kering kgFcm 2 = ..........................4 Dimana : B = beban maksimum N S = jarak sangga cm L = lebar cm T = tebal cm Modulus elastisitas lentur kgFcm 2 = x ..........................5 Dimana : S = jarak sangga cm L = lebar cm T = tebal cm ΔB = selisih beban B 1 -B 2 yang diambil dari kurva N AD = defleksi cm yang terjadi pada selisih beban B 1 -B 2

3.3 Bagan Penelitian

3.3.1 Skema Penelitian Keseluruhan

Penyediaan serbuk kayu kelapa sawit Degradasi polipropilena Proses grafting maleat anhidrida dengan polipropilena terdegradasi Pencetakan papan komposit Pengujian keteguhan lentur kering dan modulus elastisitas dengan nilai maksimal digunakan sebagai acuan variasi berat divinilbenzena 0, 5, 10, 15, 20 g Pengujian keteguhan lentur kering, modulus elastisitas, kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal setelah direndam air Pembuatan Papan Komposit Spesimen I, Spesimen II, Spesimen III, Spesimen IV PPd-g-MA:KKS:BPO:PP:DVB 10 : 80 : 2 : 10 : 15 g, 20 : 70 : 2 : 10 : 15 g, 30 : 60 : 2 : 10 : 15 g, 40 : 50 : 2 : 10 : 15 g Spesimen I, Spesimen II, Spesimen III, Spesimen IV, Spesimen V PPd-g-MA:KKS:BPO:PP:DVB 10 : 80 : 2 : 10 : 0 g, 10 : 80 : 2 : 10 : 5 g, 10 : 80 : 2 : 10 : 10 g, 10 : 80 : 2 : 10 : 15 g, 10 : 80 : 2 : 10 : 20 g Hasil

3.3.2 Proses Degradasi Polipropilena dengan benzoil peroksida

Dimasukkan ke dalam alat internal mixer dengan suhu 170 o C sampai melebur Ditambahkan 5 g benzoil peroksida Diputar selama 10 menit Dikeluarkan Didinginkan Dicuci dengan alkohol Dikeringkan Ditimbang 45 g Polipropilena Endapan PPd Endapan PPd kering

3.3.3 Proses Grafting Maleat Anhidrida kedalam Polipropilena Terdegradasi

Dicampur dengan 3 g maleat anhidrida Dimasukkan kedalam alat internal mixer dengan suhu 160 o C Diputar sampai melebur Ditambahkan 1 g benzoil peroksida Diputar selama 10 menit Dikeluarkan Didinginkan PPd-g-MA 46 g PPd

3.3.4 Proses Pemurnian PPd-g-MA

Ditimbang sebanyak 50 g Ditambahkan xilena Direfluks Diambil endapan yang tidak larut Ditambahkan aseton sehingga terbentuk endapan Disaring dengan kertas saring Yang terhubung dengan pompa vakum Dikeringkan di dalam oven pada suhu 120 o C selama 6 jam PPd – g - MA Endapan PPd-g-MA kering Endapan Tidak Larut Filtrat Endapan PPd-g-MA basah Filtrat

3.3.5 Pembuatan Papan Komposit

Dicampurkan dan diaduk sampai rata Dimasukkan ke dalam cetakan Dijepit dengan menggunakan plat besi Dipress dengan menggunakan Hidraulik Press pada suhu 170 o C sampai campuran tercetak Didinginkan papan komposit hingga suhu kamar dan dikeluarkan dari cetakan Diulangi prosedur yang sama sebanyak 3 kali Dilakukan prosedur yang sama pada Sampel 2,3, dan 4 Dikarakterisasi Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi divinilbenzena PPd-g-MA : KKS : BPO : PP : DVB 10 : 80 : 2 : 10 : 15 g Uji Kerapatan Uji Keteguhan Lentur Kering dan Modulus Elastiitas Lentur Uji Kadar Air Uji Pengembangan Tebal Setelah Perendaman Air BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Keteguhan Lentur Kering MoR dan Modulus Elastisitas

Lentur MoE Pada Variasi Komposisi PPd-g-MA dan Selulosa Nilai hasil pengujian keteguhan lentur kering MoR dan modulus elastisitas lentur MoE ditunjukkan oleh tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Uji MoR dan MoE Sampel PPd-g- MAg KKS g BPO g PP g DVB g MoR kgFcm 2 MoE kgFcm 2 1 10 80 2 10 15 175,27 16432,03 2 20 70 2 10 15 85,20 7987,49 3 30 60 2 10 15 51,10 3832,50 4 40 50 2 10 15 28,12 2109,37 Berdasarkan hasil pengujian keteguhan lentur kering MoR dan modulus elastisitas lentur MoE diperoleh nilai yang ditunjukkan oleh diagram batang pada gambar 4.1 dan gambar 4.2. Gambar 4.1 Grafik Keteguhan Lentur Kering MoR 175,27 85,2 51,1 28,12 50 100 150 200 Spesimen I Spesimen II Spesimen III Spesimen IV M o R kg F c m 2 Sampel Gambar 4.2 Grafik Modulus Elastisitas Lentur MoE Nilai keteguhan lentur kering papan komposit berkisar antara 28,12 – 175,27 kgFcm 2 dengan nilai tertinggi pada perbandingan PPd-g-MA : KKS 10:80. Adapun yang memenuhi persyaratan SNI 03-2105-2006 dengan nilai minimum 82 kgFcm 2 adalah spesimen I dan spesimen II. Sementara nilai Modulus Elastisitas Lentur MoE papan komposit berkisar antara 2109,37 – 16432,03 kgFcm 2 . Nilai ini masih jauh dibawah standar mutu SNI 03-2105-2006 yaitu 2,04 x 10 4 kgFcm 2 . Kekuatan suatu papan komposit dalam industri perabotan merupakan suatu paramater yang sangat penting. Data di atas menunjukkan adanya penurunan nilai keteguhan lentur kering seiring dengan bertambahnya massa PPd-g-MA. Hal ini disebabkan sifat polipropilena terdegradasi yang rapuh akibat penurunan berat molekul Keener et.al., 2003. Sementara rendahnya nilai modulus elastisitas lentur dikarenakan partikel KKS mengandung sifat pith gabus, pith dapat dihilangkan melalui proses depithing karena pith mengandung sel parenkim yang tidak memberi sifat kekuatan sehingga akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik. Mawardi, 2009 16432,03 7987,49 3832,5 2109,37 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 Spesimen I Spesimen II Spesimen III Spesimen IV M o E kg F c m 2 Sampel 4.2 Pengujian Keteguhan Lentur Kering MoR dan Modulus Elastisitas Lentur MoE Pada Variasi Berat Divinilbenzena DVB Berdasarkan hasil pengujian keteguhan lentur kering dan modulus elastisitas diperoleh nilai MoR dan MoE yang ditunjukkan tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Uji MoR dan MoE Sampel PPd-g- MA g KKS g BPO g PP g DVB g MoR kgFcm 2 MoE kgFcm 2 1 10 80 2 10 162,12 12159,37 2 10 80 2 10 5 192,81 18056,24 3 10 80 2 10 10 219,67 20594,52 4 10 80 2 10 15 174,47 16357,02 5 10 80 2 10 20 172,77 16197,65 Berdasarkan hasil pengujian keteguhan lentur kering MoR dan modulus elastisitas lentur MoE diperoleh nilai yang ditunjukkan oleh diagram batang pada gambar 4.3 dan gambar 4.4. Gambar 4.3 Grafik keteguhan Lentur Kering MoR 162,12 192,81 219,67 174,47 172,77 50 100 150 200 250 Spesimen I Spesimen II Spesimen III Spesimen IV spesimen V M o R kg F c m 2 Sampel Gambar 4.4 Grafik Modulus Elastisitas Lentur MoE Nilai keteguhan lentur kering papan komposit dengan divinilbenzena sebagai agen pengikat silang menunjukkan adanya peningkatan sejalan dengan bertambahnya massa divinilbenzena. Akan tetapi, apabila jumlah divinilbenzena melebihi kadar optimumnya maka akan terjadi penurunan nilai keteguhan yang cukup signifikan. Nilai keteguhan lentur kering papan komposit di atas berkisar antara 162,12 – 219,67 kgFcm 2 . Keteguhan lentur kering papan komposit yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu SNI 03-2105-2006 yaitu 82 kgFcm 2 . Sementara nilai MoE dari penelitian ini berkisar antara 12159,37 – 20594,52 kgFcm 2 . Adapun papan komposit yang telah memenuhi standar mutu SNI 03-2105- 2006 dengan nilai 2.04 x 10 4 kgFcm 2 adalah papan kompsoit spesimen III dengan nilai MoE 20594,52 kgFcm 2 . 12159,37 18056,24 20594,52 16357,02 16197,65 5000 10000 15000 20000 25000 Spesimen I Spesimen II Spesimen III Spesimen IV Spesimen V M o E kg F c m 2 Sampel

4.3 Pengujian Kerapatan Papan Komposit

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Pati Biji Cempedak

2 67 64

Karakterisasi Papan Partikel Dari Polipropilena Termodifikasi Maleat Anhidrida Dengan Serbuk Bambu Betung (Dendrocalamus)

10 67 69

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

1 6 71

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

4 17 82

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 13

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 2

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 7

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 18

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 1 3

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 11