menunjukkan untuk meningkatkan daya rekat antar muka ditemukan bahwa polipropilena yang tergrafting dengan maleat anhidrat sangat efisien untuk
meningkatkan sifat mekanik dari papan komposit yang berasal dari polipropilena- sellulosa. Peningkatan sifat mekanik ditunjukkan oleh adanya ikatan ester antara
gugus yang berasal dari maleat anhidrat dengan gugus hidroksil yang berasal dari selulosa Endo et.al., 2004.
Keunggulan dari papan komposit adalah bahan dasarnya berasal dari kayulignin-selulosa yang dapat diperoleh dari alam dan dapat dibuat dengan jalan
yang relatif murah. Mereka menawarkan kemungkinan untuk menanggulangi masalah lingkungan dan produk fabrikasi dengan sifat dan kegunaan yang bervariasi. Fungsi
yang paling utama dari penggunaan plastik dan selulosa sebagai material komposit adalah perlindungan terhadap sumber daya yang berasal dari kayu. Substitusi bahan
kimia anorganik dan serat sintetis yang umumnya digunakan sebagai bahan pengisi oleh selulosa akan lebih menguntungkan dari segi lingkungannya Yang et.al., 2006.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti bagaimana kompabilitas dan sifat mekanik antara polipropilena termodifikasi maleat anhidrida PP-g-MA dengan
selulosa serbuk kayu kelapa sawit KKS serta penambahan divinilbenzena DVB yang berfungsi sebagai agen ikat silang perekat yang dapat meningkatkan sifat
mekanis dari polimer tersebut Dow Chemical Company. Selain itu, penulis berharap penelitian ini dapat mengurangi masalah limbah padat perkebunan kelapa sawit yang
sekarang ini luasnya mencapai 7.125.331 Ha
http:www.kapanlagi.comhold0000167560.html.
1.2 Permasalahan
Berapakah komposisi papan komposit dengan divinilbenzena sebagai agen ikat silang yang menghasilkan papan komposit yang memenuhi standar mutu SNI 03-2105-2006
1.3 Pembatasan Permasalahan
1. Dalam penelitian digunakan perbandingan PP-g-MA : KKS : BPO : PP : DVB yaitu: 10, 80, 2, 10, 15 g, 20, 70, 2, 10, 15 g, 30, 60, 2, 10, 15 g, 40 ,50 ,2
,10 ,15 g. 2. Setelah diperoleh nilai maksimum dari uji keteguhan lentur kering dan
modulus elastisitas PP-g-MA : KKS : BPO : PP : DVB dengan perbandingan 10, 80, 2, 10, 15 g maka ditentukan spesimen dengan variasi berat
divinilbenzena 0, 5, 10, 15, 20 g. 3. Uji dilakukan terhadap papan komposit meliputi uji kerapatan, kadar air,
pengembangan tebal setelah direndam air dan uji ketahanan lentur kering dan modulus elastisitas lentur.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui komposisi papan komposit dengan divinilbenzena sebagai agen ikat silang yang menghasilkan papan komposit yang memenuhi standar mutu SNI 03-
2105-2006.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kompabilitas dari PPd-g-MA dengan selulosa dari papan komposit yang dapat diaplikasikan sebagai
bahan dasar pembuatan perabotan and alat-alat rumah tangga lainnya. Selain itu, selulosa yang berasal dari kayu kelapa sawit yang sudah non-produktif diharapkan
dapat mengurangi limbah padat perkebunan kelapa sawit.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Polimer, Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Penelitian FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini berupa eksperimen laboratorium. Tahap Penelitian:
Tahap pertama yaitu peyediaan serbuk kayu kelapa sawit non produktif yang telah dibuang kulitnya, dikeringkan dan kemudian dihaluskan.
Tahap kedua yaitu degradasi polipropilena dengan menggunakan benzoil peroksida dengan perbandingan 90 : 10 pada suhu 170
o
C. Tahap ketiga yaitu proses grafting maleat anhidrida ke dalam polipropilena
terdegradasi PPd-g-MA dengan perbandingan PPd : MA : BPO adalah 92 : 6 : 2 pada suhu 165
o
C. PPd-g-MA dimurnikan dengan cara merefluks PPd-g-MA dengan menggunakan xilena dan diendapkan dengan aseton kemudian disaring dan
endapannya dicuci dengan metanol berulang-ulang. Endapan dikeringkan dalam oven pada suhu 120
o
C selama 6 jam. Tahap keempat yaitu pembuatan papan komposit. Serbuk kayu kelapa sawit,
polipropilena, polipropilena termodifikasi maleat anhidrat, benzoil peroksida dan divinilbenzena dicampur ke dalam gelas beaker dan diaduk. Kemudian dimasukkan ke
dalam cetakan dan ditekan selama 3 menit dengan suhu 170
o
C. Untuk pengumpulan data papan komposit makan dilakukan uji keteguhan lentur kering, modulus elastisitas
lentur, kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal setelah direndam air. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Variabel tetap
- Berat benzoil peroksida adalah 2 g
- Berat polipropilena adalah 10 g
- Berat divinilbenzena adalah 15 g
- Variabel bebas
- Berat polipropilena yang dimodifikasi dengan maleat anhidrida
adalah 10 g, 20 g, 30 g, dan 40 g. -
Berat serbuk kayu kelapa sawit adalah 50 g, 60 g, 70 g,dan 80 g.
- Variabel terikat
- Keteguhan lentur kering
- Modulus elastisitas lentur
- Kerapatan
- Kadar air
- Pengembangan tebal setelah direndam air
Hasil keteguhan lentur kering dan modulus elastisitas dengan nilai maksimum pada variasi komposisi PPd-g-MA dan selulosa digunakan sebagai acuan variasi berat
divinilbenzena. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: -
Variabel tetap
- Berat polipropilena yang dimodifikasi dengan maleat anhidrida
adalah 10 g
- Berat serbuk kayu kelapa sawit adalah 80 g
- Berat benzoil peroksida adalah 2 g
- Berat polipropilena adalah 10 g
- Variabel bebas
- Berat divinilbenzena adalah 0 g, 5 g, 10 g, 15 g, dan 20 g.
- Variabel terikat
- Keteguhan lentur kering
- Modulus elastisitas lentur
- Kerapatan
- Kadar air
- Pengembangan tebal setelah direndam air
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kayu Kelapa Sawit