Degradasi Polipopilena Benzoil Peroksida Degradasi dengan Inisiator Peroksida

2.6 Degradasi Polipopilena

Tsucia dan Summil telah meneliti hasil dari dekomposisi termal polipropilena isotaktik pada suhu 360 o C, 380 o C, dan 400 o C dalam ruang hampa. Kirain dan Gillham juga telah mempelajari degradasi termal polipropilenna isotaktik. Hasil yang diperoleh oleh Kiran Clan Gillham ternyata sama seperti yang diperoleh Tsucia Clan Summi. Kirain dan Gillham menyarankan mekanisme degradasi termal polipropilena sebagai berikut : radikal primer dan sekunder selanjutnya akan terpolimerisasi sehingga akan menjadi monomer-monomer. Reaksi perpindahan radikal intra molekular akan menghasilkan radikal pada atom karbon tersier Hidayani, 2010.

2.7 Benzoil Peroksida

Benzoil Peroksida gambar 2.6 merupakan peroksida organik pertama yang dapat dibuat melalui teknis sintesis. Benzoil peroksida ini dibuat dengan mereaksikan benzoil klorida dengan barium peroksida yang mengikuti suatu reaksi yang dipaparkan pada gambar 2.4 2 C 6 H 5 C O Cl + BaO 2 [C 6 H 5 CO] O 2 + BaCl 2 Gambar 2.4 Sintesis Benzoil Peroksida Benzoil peroksida umumnya dipersiapkan dengan cara mereaksikan hidrogen peroksida dengan benzoil klorida. Ikatan Oksigen dengan Oksigen dalam peroksida terikat secara lemah. Dengan demikian, benzoil peroksida akan melangsungkan suatu reaksi homolisis, membentuk radikal bebas yang dijelaskan pada gambar 2.5 [C 6 H 5 CO] O 2 2C 6 H 5 CO 2 • Gambar 2.5 Reaksi Homolisis Pembentukan Radikal Simbol • menandai bahwa hasil reaksi adalah radikal, yang berarti mereka mengandung sebuah elektron. Hasil reaksi seperti ini menandakan spesies ini memiliki kereaktifan yang tinggi. Homolisis biasanya dapat dipaksa dengan cara pemanasan Hidayani. 2010. Gambar 2.6 Struktur Benzoil Peroksida C 4 H 10 O 4

2.8 Degradasi dengan Inisiator Peroksida

Kemampuan degradasi dari peroksida dapat dilihat dari kesatbilan lelehnya. Keefektifan stabilitas pelelehan dari penggunaan peroksida belum dapat dipastikan secara teknik konvensional dikarenakan kurang efektifnya konsentrasi dari peroksida yang dapat bereaksi. Karena adanya kekurangan dari tekhnik digunakan, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan degradasi dari peroksida. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih peroksida untuk proses ini: a. Waktu paruh dari peroksida Pemakaian peroksida tersebut harus dioptimalkan sesuai dengan waktu paruhnya pada saat pencampuran. Bagaimanapun, pada saat pencampuran tersebut perlu diperhatikan suhu dari pencampuran, yaitu dengan maksud bahwa peroksida yang dimasukan dapat tercampur secara sempurna sehingga bereaksi secara sempurna pula dengan bahan polimer. Degradasi diharapkan dapat tercapai secara optimal tanpa ada peroksida yang terbuang karena telah terlewati waktu paruhnya. b. Konsentrasi Apabila konsentrasi dari peroksida terlalu rendah, hasil dari degradasi yang diperoleh tidak akan maksimal sehingga hanya melepas oksigen. Namun apabila konsentrasi terlalu tinggi, radikal yang terbentuk akan secara spontan mengakhiri penataan ulang reaksi sebelum terjadinya reaksi degradasi. c. Jenis radikal yang dihasilkan Jenis dari radikal yang dihasilkan akan berbeda yaitu radikal yang diharapkan adalah radikal yang terjadi pada peroksida yang akan bereaksi dengan bahan polimer, namun bila radikal yang terbentuk pada gugus alkoksi atau karboksilatnya, maka hal tersebut akan mempengaruhi jalannya reaksi. d. Lingkungan Adanya sedikit saja pengganggu misalnya adanya oksigen pada reaksi yang dilakukan akan sangat mempengaruhi reaksi dengan cepat, dan energi yang dihasilkan. Hasil yang berbeda dari yang diharapkan dengan adanya pengaruh tekanan dan gas lain. e. Daya kemampuan Kegunaan atau kemampuan peroksida secara umum yang diketahui secara teori dapat mengakibatkan terjadinya reaksi lain yang pada dasarnya dapat menurunkan kemampuan degradasi tersebut sendiri Allen, 1983.

2.9 Proses Grafting

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Pati Biji Cempedak

2 67 64

Karakterisasi Papan Partikel Dari Polipropilena Termodifikasi Maleat Anhidrida Dengan Serbuk Bambu Betung (Dendrocalamus)

10 67 69

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

1 6 71

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

4 17 82

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 13

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 2

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 7

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 18

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 1 3

Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Komposit Polipropilena-Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrat-Serat Daun Nenas Yang Telah Dialkalisasi

0 0 11