e. Batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali.
• Identitas suatu bets bahan awal biasanya hanya dapat dipastikan apabila sampel
diambil dari tiap wadah dan dilakukan uji identitas terhadap tiap sampel. •
Pengambilan sampel boleh dilakukan dari sebagian wadah bila telah dibuat prosedur tervalidasi untuk memastikan bahwa tidak satupun wadah bahan awal
yang salah label identitasnya. •
Mutu suatu bets bahan awal dapat dinilai dengan mengambil dan menguji sampel representatif. Sampel yang diambil untuk uji identitas dapat digunakan untuk
tujuan tersebut. •
Jumlah yang diambil untuk menyiapkan sampel representatif hendaklah ditentukan secara statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan sampel.
• Jumlah sampel yang dapat dicampur menjadi satu sampel komposit hendaklah
ditetapkan dengan pertimbangan sifat bahan, informasi tentang pemasok dan homogenitas sampel komposit itu.
2.4 Batuk
Batuk merupakan gejala yang mungkin paling umum yang bisa timbul pada penyakit tenggorokan sampai penyakit cabang tenggorokan. Batuk bisa kering atau
berlendirberdahak Irianto, 2004. Batuk adalah suatu refleks fisiologis protektif yang berfungsi untuk mengeluarkan
dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak, debu, zat–zat perangsang asing dan unsur–unsur infeksi. Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali, berkat mekanisme
pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi, yang berfungsi menggerakkan dahak keluar dari paru–paru menuju batang tenggorokan. Cilia ini juga membantu
menghindarkan masuknya zat–zat asing ke saluran napas Tjay, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Batuk juga bisa dipicu oleh stimulasi reseptor–reseptor yang terdapat di mukosa dari seluruh saluran napas, termasuk tenggorokan, juga lambung. Bila
reseptor yang peka ini oleh zat–zat perangsang distimulir, biasanya timbullah refleks batuk. Saraf–saraf tertentu menyalurkan isyarat–isyarat ke pusat batuk di sumsum
lanjutan medula oblogata, yang kemudian mengkoordinir serangkaian proses yang menjurus ke respon batuk Tjay, 2007.
Menurut Anif 2000, obat yang digunakan untuk mengobati penyakit batuk dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Ekspektoransia, yaitu mempertinggi sekresi dari saluran pernapasan dan atau
mencairkan riak sehingga mudah dikeluarkan. 2.
Zat–zat pereda batuk antitusif, yaitu zat–zat ini mengerem rangsangan batuk, dan titik kerjanya dapat sentral, dapat perifer.
Bagi Mutschler 1991, jenis dua golongan besar di atas dibagi lagi. Ekspektoran dibagi atas: Sekretolitika meniggikan sekresi bronkhus dan dengan
demikian mengencerkan lendir, Mukolitika mengubah sifat fisikokimia sekret, terutama viskositasnya diturunkan, Sekretomotorika menyebabkan gerakan sekret
dan batuk, untuk mengeluarkan sekret tersebut. Sedangkan sifat kerja antitusif dibagi atas: penekanan pusat batuk serabut sensorik rangsang batuk dan penekan reseptor
batuk serabut motorikpendorong batuk.
2.5 Ekspektoran
Ekspektoran menurut Sartono 2005 adalah obat yang bekerja dengan cara meningkatkan jumlah cairan sehingga lendir menjadi encer, dan juga merangsang
pengeluaran lendir dari saluran napas.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian yang hampir sama diberikan oleh Setiabudy 2007, yaitu ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas
ekspektorasi. Penggunaan ekspektoran didasarkan pengalaman empiris. Belum ada data yang membuktikan efektivitas ekspektoran dengan dosis yang umum digunakan.
Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N.Vagus, sehingga
menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak.
2.6 Gliseril Guaiakolat Dirjen POM, 1995