BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan organisasi, baik bisnis maupun non binis, sektor publik maupun swasta, serta perkembangan bidang ekonomi di abad modern telah melahirkan
dunia usaha dengan tingkat persaingan yang tinggi, produk yang semakin berkualitas, dan juga teknologi informasi yang semakin beraneka ragam.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan tersebut, organisasi dituntut untuk berusaha mengikuti setiap perkembangan yang terjadi untuk mencapai tujuannya,
setiap organisasi tersebut mutlak memerlukan startegi yang dijabarkan dalam bentuk program atau aktivitas. Aktivitas organisasi dapat berjalan lancar apabila
didukung oleh faktor-faktor produksi sumber daya yaitu alam, modal, tenaga kerja dan kewira usahaan.
Didalam tubuh setiap organisasi bisnis maupun non bisnis, sektor publik maupun swasta, peranan pengawasan internal sangat penting dalam mencapai
tujuan organisasi. Organisasi sektor publik memiliki tujuan menjalankan kegiatannya ditengah-tengah roda perekonomian masyarakat secara efektif dan
efisien. Aktivitas operasi organisasi yang telah didukung oleh faktor-faktor produksi yang memadai, tetap mempunyai kemungkinan terhambatnya aktivitas
operasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengawasan intern yang efektif untuk dapat mengatasinya. Menurut COSO Committee of Sponsoring Organization of
The Treadway Commission, pengawasan intern adalah suatu proses, yang
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh aturan direksi, manajemen dan personalia lainnya, yang disusun untuk memberi jaminan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan berikut ini :
Efektivitas dan efisiensi operasi kegiatan; Dapat dipercayainya reliability laporan keuangan; Kesesuaian dengan undang-undang yang ditetapkan dan aturan.
Agar dapat tercipta pengawasan internal yang efektif, komponen-komponen pengawasan internal harus diterapkan dalam segala aktivitas organisasi. Menurut
IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2001:SA Seksi 319 paragraf 07, pengawasan intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait yaitu:
Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko, Aktivitas pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan. Komponen pokok dari pengawasan intern
adalah informasi dan komunikasi.Komunikasi yang lancar dan informasi yang berkualitas andal dan jauh dari kesalahan material, dapat dipakai dan diandalkan
oleh pemakainya sebagai penyajian laporan yang jujur dan wajar. Bila ditinjau dari sudut laporan penerimaan pendapatan asli daerah,
pengawasan intern berperan dalam mencapai pengendalian yang baik, baik dalam ketepatan hitung, ketepatan waktu penyelesaian, ketepatan penggunaan, serta
kewajaran dan kejujuran penyajian agar jauh dari penyelewengan dan pemborosan. Apabila suatu organisasi ingin mencapai pengawasan internal
terhadap pendapatan asli daerah , tentunya setiap tahap dalam prosedur penerimaan pendapatan asli daerah harus dilakukan dengan efektif dan efisien,
serta tidak luput dari peran komponen-komponen pengawasan intern. Melalui pengawasan intern yang efektif atas pendapatan retribusi, maka
penerimaan dan laporan pendapatan asli daerah pada Pemerintahan Kab. Karo
Universitas Sumatera Utara
akan semakin dapat dipercaya. Dengan kata lain, pengawasan penerimaan pendapatan retribusi akan sangat tergantung kepada seberapa jauh Pemerintah
Kab. Karo melaksanakan pengawasan intern yang efektif atas penerimaan pendapatan retribusi. Jika pengawasan intern atas pendapatan asli daerah
terlaksana dengan efektif, maka penerimaan pendapatan retribusi semakin akurat, dan diyakini bahwa peranan pengawasan intern sangat penting untuk mencapai
penerimaan pendapatan retribusi yang efektif dan benar. Berdasarkan latar belakang, serta mengingat pentingnya peranan pengawasan
intern yang diterapkan Pemerintah Kab. Karo untuk menciptakan laporan pendapatan retribusi yang terpercaya keakurasiannya, maka penulis tertarik untuk
mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi, dengan judul “ Peranan Pengawasan Internal Dalam Penerimaan Pendapatan
Retribusi Sebagai Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Kab. Karo”.
B. Perumusan Masalah