akan semakin dapat dipercaya. Dengan kata lain, pengawasan penerimaan pendapatan retribusi akan sangat tergantung kepada seberapa jauh Pemerintah
Kab. Karo melaksanakan pengawasan intern yang efektif atas penerimaan pendapatan retribusi. Jika pengawasan intern atas pendapatan asli daerah
terlaksana dengan efektif, maka penerimaan pendapatan retribusi semakin akurat, dan diyakini bahwa peranan pengawasan intern sangat penting untuk mencapai
penerimaan pendapatan retribusi yang efektif dan benar. Berdasarkan latar belakang, serta mengingat pentingnya peranan pengawasan
intern yang diterapkan Pemerintah Kab. Karo untuk menciptakan laporan pendapatan retribusi yang terpercaya keakurasiannya, maka penulis tertarik untuk
mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi, dengan judul “ Peranan Pengawasan Internal Dalam Penerimaan Pendapatan
Retribusi Sebagai Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Kab. Karo”.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang sudah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah:
“Apakah pengawasan internal yang diterapkan oleh Pemerintah Kab. Karo telah berjalan dengan efektif di dalam penerimaan pendapatan retribusi sebagai
pendapatan asli daerah?”.
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang peranan
pengawasan intern yang diterapkan oleh Pemerintahan Kab. Karo dalam penerimaan pendapatan retribusi.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi penulis, penelitian bermanfaat dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pengawasan intern.
2. Bagi Pemerintah Kab. Karo, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumbangan pemikiran yang berguna untuk meningkatkan pengawasan intern atas pendapatan retribusi yang telah diterapkan selama ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Pendapatan Asli Daerah 1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan pos yang penting dari laporan keuangan dan mempunyai penggunaan yang bermacam-macam untuk berbagai tujuan.
Penggunaan informasi pendapatan yang paling utama adalah untuk tujuan pengambilan keputusan, dan biasanya sebagai tolok ukur berhasilnya suatu
organisasi atau instansi dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Gade 2000:100 menyatakan” Pendapatan merupakan penambahan kas pemerintah
pusat yang berasal dari berbagai sumber antara lain mencakup penerimaan pajak, cukai, penerimaan minyak, pendapatan yang berasal dari investasi, penerimaaan
bantuan luar negeri dan pinjaman dalam negeri serta hibah”. Pendapatan daerah yang berasal dari semua penerimaan kas daerah dalam
periode anggaran menjadi hak daerah. Didalam hal ini kita dapat melihat bahwa pendapatan daerah diakui dan dicatat berdasarkan asas kas yaitu diakui dan dicatat
berdasarkan jumlah uang yang diterima dan merupakan hak daerah. Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber sumber pendapatan
daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintahan daerah. Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperolaeh dan digali dari potensi pendapatan yang
ada di daerah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 : Laporan Realisasi Anggaran
Uraian Anggaran Realisai
Pendapatan XXX XXX
XXX
Pendapatan Asli Daerah XXX
XXX XXX
Pendapatan Dana Perimbangan
XXX XXX XXX
Bagi hasil pajak dari Pem. Propinsi
XXX XXX XXX
Lain-lain pendapatan yang sah
XXX XXX XXX
Total Pendapatan XXX
XXX XXX
2. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber- sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintahan daerah.
Pendapatan daerah juga merupakan pendapatan yang diperoleh oleh pemerintah daerah dan digali dari potensi pendapatan yang ada di daerah. Dengan kata lain
pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah atas segala sumber-sumber atau potensi yang ada pada daerah yang harus
diolaholeh pemerintah daerah didalam memperoleh pendapatan daerah. 5
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2004 RI, 2004 tentang perimbangan keuangan negara atara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membagi
Pendapatan Asli Daerah 3 bagian yaitu : 1.
Pajak Asli Daerah bersumber dari: a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah 2. Dana Perimbangan yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepala daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
a. Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan salah satu pendapatan yang memberi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Menurut Siahaan 2005:7 “pajak adalah
pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan undang-undang yang tidak dapat dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau membayar
pajak dapat dilakukan paksaan. Dengan demikian, akan terjamin bahwa kas negara selalu berisi uang pajak. Sedangkan menurut pendapat ahli yang lain yaitu
mengenai pajak daerah menurut Sunarto 2005:15 beliau menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
pajak daerah merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupatenkota yang berguna untuk menunjang penerimaan
pendapatan asli daerah dan hasil penerimaan tersebut masuk di dalam APBD”. Didalam segi kewenangan pemungutan pajak atas objek di daerah, dibagi atas dua
hal yaitu: 1.
Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi 2.
Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten atau kota.
1. Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi
Pajak provinsi didalam kewenangan pungutannya terdapat pada pemerintah daerah provinsi. Didalam pajak provinsi jenis pajak tersebut ada beberapa jenis
berdasarkan Undang-undang No. 34 tahun 2000, RI, 2000 tentang Pajak Daerah adalah
a Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di AtasAir.
c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
2. Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupatenkota
Pajak Kabupatenkota kewenangan pemungutan ada pada pemerintah daerah kabupaten atau kota . Jenis pajak kabupaten atau kota berdasarkan Undang-
Universitas Sumatera Utara
undang No. 34 tahun 34 RI, 2000 tentang Pajak Daerah ditetapkan sebanyak tujuh, yaitu:
a Pajak Hotel
b Pajak Restoran
c Pajak Hiburan
d Pajak Reklame
e Pajak Penerangan Jalan
f Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g Pajak Parkir
b. Retribusi Daerah
Penerimaan pemerintah daerah selain dari pajak daerah dan bagi hasi pajak pusat yang diperuntukkan ke pemerintah daerah berasal dari retribusi daerah.
Akan tetapi, untuk retribusi tiap daerah memiliki potensi yang berbeda satu sama lan, untuk itu pemerintah daerah harus dapat melihat peluang apa saja yang dapat
dilakukan dalam menggali penerimaan dari retribusi untuk menunjang penerimaan. Di dalam jenis pungutannya pajak dan retribusi tidaklah sama,
perbedaannya ialah pada Take and Give. Pajak merupakan iuran wajib yang
dibayarkan wajib pajak ke kas negara tanpa ada kontra prestasi langsung dan yang dapat dipaksakan serta memiliki sanksi yang tegas yang ditetapkan sesuai dengan
undang-undang. Sedangkan retribusi menurut Siahaan 2005:5 “retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara adanya jasa tertentu yang
diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan”. Namun tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya. Tetapi,
hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial-ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 1997 RI, 1997 menyebutkan bahwa “ retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan’.
Jasa tertentu atau jasa jasa khusus tersebut dikelompokkan ke dalam empat bagian yakni:
1. Retribusi jasa umum, yaitu retribusi atas jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orangpribadi
atau badan. Jasa umum, antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan kebersihan, retribusi parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pemakaman, penggantian
biaya cetak KTP dan Akta pencatatan sipil. Yang tidak termasuk jasa umum yakni jasa urusan umum pemerintahan.
2. Retribusi jasa usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya disediakan oleh sektor
swasta. Jasa usaha, antara lain penyewaan aset yang dimiliki diakui oleh pemerintah daerah, penyediaan tempat penginapan, usaha bengkel kendaraan,
tempat pencucian mobil, penjualan bibit, retribusi pasar grosir,retribusi penginapan.
3. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, penggunaan sumber daya alam,
Universitas Sumatera Utara
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Mengingat bahwa fungsi perizinan
dimaksudkan untuk mengadakan pembinaan, pengaturan, pengadilan, dan pengawasan, maka pada dasarnya pemberian izin oleh pemerintah daerah tidak
harus dipungut retribusi. Akan tetapi, untuk melaksanakan fungsi tersebut, pemerintah daerah mungkin masih mengalami kekurangan biaya yang tidak selalu
dapat dicukupi dari sumber-sumber penerimaan daerah. Perizinan tertentu yang dapat dipungut retribusi, antara lain izin mendirikan bangunan, izin penggunaan
tanah, retribusiizin trayek, retribusi izin Tempat Penjualan Miniman Beralkohol.
4. Retribusi Lain-lain, sesuai dengan Undang-undang No.34 tahun 2000 telah ditetapkan retribusi jasa umum, jasa usaha, dan juga retribusi perizinan tertentu.
Sesuai dengan undang-undang tersebut daerah juga diberikan kewenangan untuk menetapkan jenis retribusi daerah lainnya yang dipandang sesuai dengan
daerahnya, apakah ada potensi yang lain yang dapat dijadikan oleh pemerintah daerah sebagai retribusi.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan pendapatan daerah selain pajak dan retribusi ialah pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dimana didalam hal ini yang termasuk
didalamnya ialah laba dari BUMD dan hasil kerja sama pemerintah daerah dengan pihak ketiga.
d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Universitas Sumatera Utara
Penerimaan pendapatan daerah yang terakhir ialah melalui pendapatan daerah yang sah, dimana pendapatan tersebut meliputi:
1. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
2. Jasa giro
3. Pendapatan bunga
4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan
atau jasa oleh Daerah.
Karena penulis tertarik meneliti tentang retribusi, maka penulis akan membahas secara khusus tentang penerimaan retribusi yang merupakan salah satu
bagian dari Pendapatan Asli Daerah yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan, didalam memperoleh pendapatan daerah melalui
retribusi. Dalam hal ini pneliti ingin melakukan penelitian bagiamana pengawasan internal yang dilakukan oleh pemerintah daerah didalam penerimaan pendapatan
retribusi. Apakah pengawasan internal yang dilakukan oleh pemerintah daerah didalam penerimaan pendapatan retribusi telah dapat efektif didalam penerimaan
retribusi. Dan bagaimana hasil dari pengawasan internal yang dilakukan oleh pemerintah daerah didalam menghasilkan pendapatan retribusi sesuai dengan
yang telah dianggarkan. Apakah melalui pengawasan internal yang dilaksanakan, peerimaan pendaptan retribusi telah sesuai dengan yang diharapkan sebagai salah
satu pendapatan daerah yang memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Istilah-istilah yang berkaitan dengan retribusi yaitu: a. Wajib retribusi adalah orang atau badan yang menggunakan jasa yang
diberikan oleh pemerintah daerah b. Objek retribusi, menurut Kurniawan 2005:145 adalah berbagai jenis jasa
tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. c. Subjek retribusi adalah setiap orang atau badan yang memperoleh jasa
tertentu yang sediakan atau diberikan oleh pemerintah. d. Tarif retribusi adalah nilai rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan
untuk menghitung besarnya retribusi yang terutang. Besarnya tarif dapat dinyatakan dalam rupiahunit tingkat penggunaan jasa.
e. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.
f. Surat Setoran retribusi daerah yang disebut juga SSRD adalah surat yang
digunakan oleh wajib retribusi untuk melukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
B. Retribusi Sebagai Pendapatan Asli Daerah 1. Dasar Hukum Pemungutan Retribusi Daerah
a. Undang – Undang Nomor 7 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten – Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatra Utara.
Universitas Sumatera Utara
b. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku sejak tanggak diundangkan yaitu 23 Mei 1997.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah.
d. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
e. Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang –
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah. UU ini berlaku sejak tanggal 20 Desember 2000.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, yang
diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku sejak tanggal 13 September 2001.
2. Fungsi Undang-undang dalam Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah
Didalam melakukan pemungutan retribusi undang-undang memiliki fungsi untuk menertibkan pungutan-pungutan di daerah baik melalui Peraturan Daerah
Perda maupun dasar hukum yang lain selain Perda. Oleh karena itu untuk mengefektifkan dan mengefefisienkan Penerimaan Asli Daerah maka diterbitkan
undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Asli Daerah 1997. Selain untuk mengefisienkan dan mengefektifkan penerimaan tersebut, penertiban ini juga
berfungsi untuk mencegah atau menghilangkan pungutan-pungutan di daerah yang diman hal ini tentu dapat meresahkan para investor, pungutan yang lebih
besar pungutannya dari pada pemasukannya, serta menghilangkan pungutan yang dapat meresahkan masyarakat, mengganggu kenyamananmenimbulkan rasa
ketidak adilan, oleh karena itu undang-undang ini berfungsi “memberikan
Universitas Sumatera Utara
jaminan” bahwa pemangkasan pungutan-pungutan tersebut tidak akan menurunkan PAD tiap-tiap daerah.
3. Pajak dan Retribusi Sebagai Penerimaan Daerah
Penetapan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah ditetapkan dengan dasar hukum yang kuat, yaitu dengan undang-undang,
khususnya undang-undang tentang pemerintahan daerah maupun tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Penetapan tentang pajak dan
retribusi daerah dari awal kemerdekaan hingga saat ini dapat dilihat pada berbagai undang-undang berikut ini:
a. Undang-undang No. 48 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan yang menjadi pendapatan daerah adalah:
1. Pajak daerah, termasuk juga retribusi; 2. Hasil perusahaan daerah;
3. Pajak negara yang diserahkan kepada daerah; 4. Pendapatan lain-lain, meliputi pinjaman, subsidi, macam-macampenjualan
barang-barang milik daerah penyewaan barang milik daerah, dan lain-lain. b. Undang-undang No. 32 tahun 1956 tentang Perimbangan Keuangan antara
Negara dengan Daerah-daerah yang Berhak Mengurus Rumah Tangganya Sendiri menetapkan menjadi pendapatan pokok dari daerah ada lima
kelompok yaitu: 1. Pajak daerah
Universitas Sumatera Utara
2. Retribusi daerah 3. Pendapatan yang diserahkan kepada daerah
4. Hasil perusahaan daerah 5. Dalam hal-hal tertentu kepada daerah dapat diberikan ganjaran, subsidi.
c. Undang-undang No. 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa sumber keuangan daerah adalah:
1. Hasil perusahaan daerah dan sebagian hasil perusahaan negara; 2. Pajak daerah;
3. Retribusi daerah; 4. Pajak negara yangdiserahkan kepada daerah;
5. Bagian dari hasil pajak pemerintah pusat; 6. Pinjaman; dan
7. Lain-lain hasil usaha sesuai dengan kepribadian nasional d.
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentnag perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan daerah menetapkan bahwa untuk melaksanakan otonomi daerah, khususnya asas desentralisasi, pemerintah daerah memiliki
sumber penerimaan dari empat kelompok yaitu: 1. Pendapatan asli daerah, yaitu penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, meliputi: a. hasil pajak daerah;
Universitas Sumatera Utara
b. hasil retribusi daerah; c. hasil perusahaan milikdaerah an hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya
yang dipisahkan, antara laba, dividen, dan penjualan saham milik daerah d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain hasil penjualan aset
tetap daerah dan jasa giro 2. Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari penerimaan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
3. Pinjaman daerah, yaitu semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani
kewajiban untuk membayar kembali, tidak termasuk kredit jangka pendek yang lazim terjadi dalam perdagangan.
4. lain-lain penerimaan yang sah, anatara lain hibah atau penerimaan dari daerah provinsi atau daerah kabupatenkota lainnya, dana darurat, dan
penerimaan lainya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusatdan Daerah menetapkan bahwa penerimaan daerah dan pembiayaan. Pendapatan Daerah bersumber dari tiga kelompok yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah PAD, yaitu pendapatan yang diperolehdaerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a. Pajak daerah; b. Retribusi daerah, termasuk hasil dari pelayanan badan layanan umum
daerah c. hasil pengelolaan kekayaan pisahkan
d. lain-lain PAD yang sah 2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepadadaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
C. Pengakuan dan Penghitungan Retribusi 1. Pengakuan Retribusi