Jenis Penelitian Jenis Data Metode Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis Sugiyono, 2007 : 4. Adapun metode penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain :

A. Jenis Penelitian

Didalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan penelitian studi kasus yaitu dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian sehingga hanya merupakan pengungkapan fakta.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah diolah sehingga lebih informative jika digunakan oleh pihak yang berkepentingan atas data tersebut, misalnya dalam bentuk grafik, tabel, diagram dan gambar. Data sekunder yang diperoleh antara lain sejarah singkat entitas, struktur organisasi entitas, dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sumut tahun 2009.

C. Metode Analisis Data

Analisis data didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data, disusun, diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 1. Sejarah Singkat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur. Wilayah Provinsi Sumatera Utara meliputi satu Pemerintahan Provinsi, 19 Pemerintahan Kabupaten, dan tujuh Pemerintahan Kota. Selain itu, diwilayah Provinsi Sumatera Utara terdapat 19 RSUD dan 23 BUMD, yang terdiri atas 14 PDAM, dua PT, lima PD, satu Badan Pelayanan Kesehatan, dan satu Badan Pengelola Perparkiran. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara didirikan tahun 1948 berdasarkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1948 Tanggal 15 April 1948 tentang Penetapan Sumatera menjadi tiga provinsi, yang masing-masing berhak mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri diantaranya Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan- Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli. Namun dengan adanya pergantian kekuasaan maka diudangkanlah Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara 71.680 Km 2 , Sumatera Utara dikenal dengan luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Pemerintah Provinsi Pemprov Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten di Sumatera Utara maupun antara Sumatera Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan.

2. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara. Masa jabatannya dalam satu periode adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya melalui pilkada, dan hanya dapat dipilih selama dua periode. Tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat adalah: 1. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota; 2. Koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi dan kabupatenkota; 3. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupatenkota. Gubernur dan wakil gubernur wajib memberikan pertanggungjawaban kepada lembaga legislatif dalam bentuk laporan pertanggungjawaban yang telah diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan BPK setiap tahunnya. Gubernur dan wakil gubernur melimpahi sebagian wewenangnya kepada Sekretariat Daerah Sekda untuk menjalankan tugas-tugas kepala daerah. Tugas-tugas Sekda secara umum adalah memimpin dan mengkoordinasikan seluruh dinas-dinas dan badan-badan di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Dalam pelaksanaan kegiatan dan tata usaha keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggunakan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat DPRD dengan Perda No. 02 Tahun 2001 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya dengan Perda No. 03 Tahun 2001 Pemerintah Provinsi Sumatera menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Perda tersebut organisasi dan tata kerja dinas daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 19 Dinas. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan susunan organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan dengan Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2001 yang terdiri dari 13 badan dan dua kantor.

3. Latar Belakang Penyusunan LKPD

Sebagai perwujudan atas pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan PP No.8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyajikan Laporan Keuangan Daerah untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2006 sebagai bagian pertanggungjawaban Gubernur Tahun Anggaran 2006. Mengingat sistem yang diterapkan belum dapat menjembatani penyusunan Laporan Keuangan, maka dilakukan pendekatan praktis yaitu mengumpulkan, menganalisis, mencatat anggaran dan realisasi serta data lainnya kedalam pos-pos Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan Realisasi Anggaran. Penyusunan Laporan keuangan mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diberlakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Tujuan penyusunan Laporan Keuangan Daerah adalah untuk memberikan gambaran keuangan yang lebih utuh kepada masyarakat. Disamping itu, penyusunan Laporan Keuangan Daerah dimaksudkan juga untuk akuntabilitas, manajemen dan transparansi. 1. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD secara periodik. 2. Manajemen Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, hutang, dan ekuitas dana. 3. Transparansi Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik good governance.

4. Kebijakan Akuntansi

Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara disusun dengan mengacu pada format yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP yang telah diperlakukan sesuai dengan PP Nomor 24 Tahun 2005. Masa pembukuan adalah satu tahun anggaran yang dimulai 1 Januari dan berakhir 31 Desember. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah, Valuta Asing dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah, dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal Neraca. Basis Akuntansi, yang dipergunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah : − basis Kas untuk pengakuan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan, − basis Akrual untuk pengakuan Aset, Kewajiban dan Ekuitas. 1. Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Daerah Provinsi Sumatera Utara yang menambah ekuitas dana dalam periode Laporan Keuangan yang menjadi hak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, yang tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Kas Umum Daerah Provinsi Sumatera Utara. Pembukuan pendapatan dilaksanakan dengan menggunakan asas bruto, yakni dengan membukukan penerimaan bruto atas pendapatan. Pengembaliankoreksi penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan, sedangkan atas penerimaan pendapatan dari periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar. 2. Belanja Belanja adalah semua pengeluaran Kas Umum Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode laporan keuangan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali menjadi beban Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Umum Daerah Provinsi Sumatera Utara. Belanja dalam Laporan Keuangan diklasifikasikan ke dalam Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan, Belanja Modal, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Tersangka. Koreksi atas pengeluaran penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam ekuitas dana lancar. Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja, sedangkan Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja. 3. Pembiayaan Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah Provinsi Sumatera Utara, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar kembali atau akan diterima kembali dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Sisa LebihKurang Perhitungan Anggaran adalah akumulasi surplusdefisit dengan pembiayaan netto. 4. Aset Aset diakui pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya danatau pada saat penguasaannya berpindah. 5. Persediaan Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan barang - barang yang dimaksudkan untuk dijualdiserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Persediaan dicatat pada akhir tahun buku berdasarkan atas hasil inventarisasi fisik. Persediaan dinilai dengan cara : a harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian, b harga standar bila memperoleh dengan memproduksi sendiri, c harga wajar atau harga estimasi apabila diperoleh dengan cara lainnya, seperti donasirampasan. 6. Investasi Permanen Investasi permanen dinilai berdasarkan harga perolehan Historical Cost termasuk didalamnya biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh investasi permanen. Harga perolehan dalam valuta asing dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada saat tanggal transaksi. 7. Aset Tetap Aset Tetap dinilai berdasarkan harga perolehan Historical Cost termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh Aset Tetap. Harga perolehan aset tetap yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya lainnya yang berhubungan hingga aset tetap tersebut siap digunakan. Aset Tetap Dalam Pengerjaan dinilai sebesar realisasi biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut. Nilai aset tetap bertambah apabila terjadi penambahan dan berkurang nilainya apabila terjadi penghapusan yang telah ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Aset tetap yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya. Nilai aset tetap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam neraca tidak disusutkan. Nilai aset tetap dalam Neraca Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk aset tetap yang dipisahkan aset tetap BUMNBUMD dan perusahaan lainnya. 8. Aset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran dan Piutang lain-lain dinilai sebesar nilai nominal. Bangunan berdasarkan kemitraan dengan pihak ketiga dinilai berdasarkan nilai perolehan pada saat bangunan tersebut selesai dibangun. Dana Cadangan dinilai sebesar akumulasi dana yang berasal dari pembentukan dana cadangan yang tercantum dalam APBD nominal ditambah dengan hasil yang diperoleh. 9. Kewajiban Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. Kewajiban dibukukan dalam neraca sebesar nilai nominal dari kewajiban tersebut. Kewajiban dalam valuta asing dikonversikan kedalam mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi.

B. Analisis Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Studi Empiris pada Per

0 48 75

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Opini Audit Oleh BPK RI Atas LKPD Provinsi, Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara

13 159 140

Perbandingan reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman opini audit unqualified

1 13 174

Analisis Dampak Publikasi Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) dan Opini Audit Wajar dengan Pengecualian (WDP) terhadap Abnormal Return Saham

1 15 3

ANALISIS DAMPAK PUBLIKASI OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELAS (WTP-PP) Analisis Dampak Publikasi Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) Dan Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Terhadap Ab

0 1 16

ANALISIS DAMPAK PUBLIKASI OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELAS (WTP-PP) Analisis Dampak Publikasi Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) Dan Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Terhadap Ab

0 1 15

Evaluasi Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Diberikannya Opini Audit Disclaimer Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Padang (Tahun Anggaran 2007).

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjel

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, St

0 0 8

Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Studi Empiris pada Per

0 0 12