Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang Auditing 1. Pengertian Auditing

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diugkapkan, perumusan masalah atas objek penelitian yaitu apakah faktor-faktor yang menyebabkan tidak diberikannya opini wajar tanpa pengecualian pada LKPD Provinsi Sumatera Utara.

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang

menyebabkan tidak diberikannya opini wajar tanpa pengecualian pada LKPD Provinsi Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan peneliti tentang audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD dan hal-hal apa saja yang mempengaruhi pemberian opini BPK pada LKPD.

b. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada pihak-pihak yang terkait di pemerintah daerah. Disamping itu, melalui penelitian ini pemerintah daerah diharapkan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian pada LKPD.

c. Bagi Peneliti lain, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan untuk menyempurnakan penelitian-penelitian sejenis berikutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Auditing 1. Pengertian Auditing

Definisi audit yang dikemukakan oleh Arens, Elder dan Beasley 2003: 11 menyatakan bahwa “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent independent person.” Dari definisi audit diatas meliputi beberapa konsep penting diantaranya pengumpulan dan evaluasi bukti, informasi dan kriteria yang ditetapkan, orang yang kompeten dan independen serta pelaporan. a. Pengumpulan dan evaluasi bukti Bukti-bukti adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti dapat berupa pernyataan lisan pada klien, komunikasi tertulis dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh auditor. b. Informasi dan kriteria yang ditetapkan Dalam pelaksanaan audit terkandung informasi-informasi yang berupa bukti-bukti verified form dan berupa standar criteria. Melalui kedua hal tersebut auditor dapat mengevaluasi informasi kuantitatif, termasuk laporan keuangan dan laporan pajak penghasilan individu. Kriteria untuk mengevaluasi informasi tersebut bervariasi tergantung pada informasi yang akan diaudit. c. Orang yang kompeten dan independen Kompeten adalah mampu mematuhi standar teknis profesi serta memiliki kemampuan profesi yaitu dengan memiliki kemampuan pengetahuan umum, pengetahuan organisasi dan bisnis, serta peengetahuan dibidang akuntansi, kemampuan skill dan profesionalisme. Independen adalah mampu membebaskan diri dari semua kepentingan yang dapat mengganggu integritas dan objektivitas. Auditor harus dapat memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten dalam mengetahui tipe-tipe dan jumlah bukti yang harus dikumpulkan untuk menghasilkan kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti tersebut diperiksa. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang independen jika pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti dilakukan secara berat sebelah. d. Pelaporan Tahap terakhir dari proses auditing adalah penyiapan laporan audit audit report yang merupakan komunikasi antara temuan auditor kepada pemakai yang berkepentingan. Dapat disimpulkan bahwa auditing adalah : 1. proses yang terdiri dari serangkaian langkah atau prosedur, 2. dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten, 3. auditing adalah proses membandingkan bukti dengan kriteria yang telah ditetapkan dengan cara mengumpulkan dan mengevaluasi secara objektif bukti-bukti yang ada untuk melihat tingkat kesesuaian informasi dan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Jenis - Jenis Auditing

Mulyadi 2002: 30-32 menyebutkan jenis-jenis audit terdiri dari audit laporan keuangan financial statement audit, audit kepatuhan compliance audit, dan audit operasional operational audit. a. Audit laporan keuangan Financial statement audit Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit laporan keuangan menitikberatkan apakah laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang spesifik. Auditor menyatakan suatu pendapat apakah laporan tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU. Audit laporan keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas . Hasil audit laporan keuangan akan didistribusikan kepada pemegang saham, kreditor, kantor pemerintah dan masyarakat umum melalui laporan auditor atas laporan keuangan. b. Audit kepatuhan compliance audit Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti- bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. Laporan audit kepatuhan umumnya ditujukan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria tersebut dan dapat terdiri dari 1 ringkasan temuan atau 2 pernyataan keyakinan mengenai derajat kepatuhan dengan kriteria tersebut. c. Audit operasional operational audit Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efesiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumber dayanya dalam mencapai tujuannya. Pemeriksaan atau auditing yang dilaksanakan oleh BPK RI berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 pasal 4 adalah : a. Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan bertujuan untuk memberikan opini pendapat atas kewajaran penyajian Laporan Keuangan Pemerintah sesuai Sistem Akuntansi Pemerintahan SAP b. Pemeriksaan kinerja, yaitu pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan internal pemerintah. Pemeriksaan kinerja bertujuan untuk mengukur sejauh mana suatu program mencapai tujuannya dan menilai apakah suatu entitas telah menggunakan sumber dayanya dengan cara yang paling produktif. c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, diluar pemeriksaaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

3. Tipe-Tipe Auditor

Mulyadi 2002: 28-29 menyebutkan tipe-tipe auditor terdiri dari auditor independen, auditor pemerintah dan auditor intern. a. Auditor independen Auditor independen independent auditor atau yang disebut juga auditor internal adalah akuntan publik bersertifikat certified public accountant yang mempunyai kantor praktik sendiri dan menawarkan jasa audit serta jasa lain kepada klien. Auditor independen tidak memihak kepada siapapun termasuk kliennya, meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya. b. Auditor internal Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan organisasi sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif. Auditor internal biasanya melaporkan kepada dewan direktur organisasi, yang merupakan pengguna utama hasil kerja internal auditor, akan tetapi, internal auditor juga mempengaruhi berbagai pihak lainnya, termasuk manajemen, pemegang saham, dan auditor independen. c. Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP dan Badan Pemeriksa Keuangan BPK, serta instansi pajak. BPKP merupakan instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. BPK adalah lembaga tinggi Negara yang tugasnya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan Presiden RI dan aparat dibawahnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR.

4. Jenis – Jenis Opini Auditor

Berdasarkan UU No.15 Tahun 2004 pasal 16 diuraikan bahwa opini auditor, dalam hal ini BPK atas laporan keuangan terdiri atas 4 macam terdiri atas wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, wajar dengan pegecualian qualified opinion, tidak wajar adverse opinion dan tidak memberikan pendapat disclaimer. a. Wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan mendapat opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, Pemda dianggap telah menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP dan tidak terdapat salah saji material, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. b. Wajar dengan pengecualian Qualified opinion, adalah opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian. Jika opini ini diberikan, maka auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam laporan auditnya. c. Tidak wajar Adverse opinion, adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan mengandung salah saji material, atau dengan kata lain laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jika laporan keuangan mendapat opini jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, auditor wajib menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar dan dampak utama yang disebabkan ketidakwajaran tersebut. d. Tidak memberikan pendapat Disclaimer, opini yang diberikan jika auditor tidak bisa meyakini apakah LKPD wajar atau tidak. Opini Tidak memberikan Pendapat bisa diterbitkan jika auditor menganggap ada ruang lingkup audit yang dibatasi secara material oleh Pemda yang diaudit, misalnya auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti audit yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan menyatakan pendapat.

B. Standar Akuntansi Pemerintahan SAP 1. Pengertian SAP

Dokumen yang terkait

Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Studi Empiris pada Per

0 48 75

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Opini Audit Oleh BPK RI Atas LKPD Provinsi, Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara

13 159 140

Perbandingan reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman opini audit unqualified

1 13 174

Analisis Dampak Publikasi Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) dan Opini Audit Wajar dengan Pengecualian (WDP) terhadap Abnormal Return Saham

1 15 3

ANALISIS DAMPAK PUBLIKASI OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELAS (WTP-PP) Analisis Dampak Publikasi Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) Dan Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Terhadap Ab

0 1 16

ANALISIS DAMPAK PUBLIKASI OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELAS (WTP-PP) Analisis Dampak Publikasi Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) Dan Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Terhadap Ab

0 1 15

Evaluasi Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Diberikannya Opini Audit Disclaimer Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Padang (Tahun Anggaran 2007).

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjel

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, St

0 0 8

Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Studi Empiris pada Per

0 0 12