Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Studi Empiris pada Per
SKRIPSI
STUDI PERBANDINGAN RASIO-RASIO (LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS) PADA PERUSAHAAN YANG MENERIMA
OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DAN PERUSAHAAN YANG MENERIMA OPINI AUDIT
WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN BAHASA PENJELAS
(Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Properti Tahun 2013)
OLEH
SHUFIA ZUHROH 120522097
PROGRAM STUDI STRATA-I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “ STUDI PERBANDINGAN RASIO-RASIO
(LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS) PADA PERUSAHAAN YANG MENERIMA OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DAN
PERUSAHAAN YANG MENERIMA OPINI AUDIT WAJAR TANPA
PENGECUALIAN DENGAN BAHASA PENJELAS, STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI TAHUN 2013” adalah benar
hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 2015
120522097 Shufia Zuhroh
(3)
ABSTRAK
Studi Perbandingan Rasio-rasio (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa
Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rasio-rasio yaitu : leverage
yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), likuiditas yang diproksikan dengan current ratio, dan profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets (ROA) pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dan perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Populasi sasaran dipilih dari populasi dan seluruh populasi sasaran akan digunakan sebagai sampel. Variabel penelitian ini terdiri dari leverage, likuiditas dan profitabilitas. Studi perbandingannya adalah opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik pada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian memiliki DER dan likuiditas yang lebih rendah daripada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Sedangkan untuk ROA pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian memiliki ROA yang lebih tinggi daripada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci : Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, opini unqualified, dan opini
(4)
ABSTRACT
Comparison studies ratios (Leverage, Liquidity and Profitability) At the company Received Unqualified Audit Opinion
and company Received Unqualified Audit Opinion With Explanatory Language
The objective of the research was to compare the ratios : leverage proxied by debt to equity ratio (DER), proxied by the current liquidity ratio, and profitability are proxied by return on assets (ROA) at companies that received an unqualified audit opinion and companies that received an unqualified audit opinion with explanatory language in real estate and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This study uses secondary data. The population of this research is a real estate and properties listed in Indonesia Stock Exchange in 2013. The target population is selected from the population and the entire target population will be used as a sample. The variables of this study consisted of leverage, liquidity and profitability. Comparative study is unqualified audit opinion and an unqualified audit opinion with explanatory language. This study used a significance level of 5%.
The results of this study showed that statistically the companies that received an unqualified opinion has DER and lower liquidity than companies that received an unqualified opinion with an explanatory language. As for the ROA in companies that received an unqualified audit opinion has a higher ROA than the companies that received an unqualified audit opinion with explanatory language in real estate and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Keywords: Leverage, Liquidity, Profitability, an unqualified opinion, and an unqualified opinion with an explanatory
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Dzat yang
menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya dan Pemilik dari segala ilmu
pengetahuan, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Studi Perbandingan Faktor-faktor (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa
Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa
Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti Tahun 2013”. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1
Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh
dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Ayahanda dan
Ibunda tercinta Bapak H. Ilham Karim dan Ibu Hj. Siti Kamaliah yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini.
Penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
(6)
Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga
selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama
proses penyusunan skripsi ini, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku
Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Rustam Msi, Ak selaku dosen penguji dan Bapak Drs. Sucipto, MM,
Ak selaku dosen pembanding atas saran dan nasehat yang diberikan kepada
penulis.
5. Adik-adikku tercinta Muhammad Khowariz Masyah, Karimah Arify dan
Syaftania Qolby yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi.
Semoga kita bisa menjadi anak yang dibanggakan.
6. Teman-teman yang saya sayangi, Hafiza Ulfani, Dwi Andhika Putri, Febrina
Soraya, Maya Sartika, Putri Anggreini, Muthmainnah, Karina dan Jessi
Arsitha serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian
(7)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap
agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, 2015
Penulis
Shufia Zuhroh 120522097
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR. ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Teori Agensi ... 9
2.1.2 Auditing... 13
2.1.3 Opini Audit... 14
2.1.4 Leverage ... 18
2.1.5 Likuiditas ... 19
2.1.6 Profitabilitas ... 21
2.1.7 Opini wajar tanpa pengecualian ... 22
2.1.8 Opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis Penelitian . ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Variabel Penelitian dan definisi operasionalnya ... 32
3.2.1 Leverage ... 32
3.2.2 Likuiditas ... 33
3.2.3 Profitabilitas ... 33
3.3 Desain Penelitian ... 34
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 37
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.7 Teknik Analisis Data ... 38
3.7.1 Statistik Deskriptif ... 38
3.7.2 Merumuskan Hipotesis ... 38
3.7.3 Kriteria Pengujian ... 39
(9)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 40
4.1 Hasil Penelitian. ... 40
4.1.1 Statistik Deskriptif . ... 40
4.2.1.1 Leverage. ... 40
4.2.1.2 Likuiditas. ... 41
4.2.1.3 Profitabilitas. ... 42
4.1.2 Uji Paired Sample T test . ... 42
4.1.2.1 Leverage. ... 43
4.1.2.2 Likuiditas ... 45
4.1.2.3 Profitabilitas. ... 47
4.2 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis. ... 49
4.2.1 Perbandingan Rasio Leverage . ... 50
4.2.2 Perbandingan Rasio Likuiditas. ... 51
4.2.3 Perbandingan Rasio Profitabilitas. ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 54
5.1 Kesimpulan. ... 54
5.2 Saran. ... 55
(10)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Definisi dan Skala Pengukuran Variabel... 32
3.2 Proses Seleksi Sampel Dengan Kriteria ... 33
3.3 Sampel Penelitian Unqualified... ... 33
3.4 Sampel Penelitian Unqualified with Explanatory... ... 34
4.1 Hasil Analisis Deskriptif Leverage ... 38
4.2 Hasil Analisis Deskriptif Likuiditas ... 39
4.3 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas ... 40
4.4 Hasil Uji T-Test Statistik Leverage... 41
4.5 Hasil Uji Korelasi T-Test Leverage ... 42
4.6 Hasil Uji T-Test Leverage ... 43
4.7 Hasil Uji T-Test Statistik Likuiditas ... 44
4.8 Hasil Uji Korelasi T-Test Likuiditas ... 45
4.9 Hasil Uji T-Test Likuiditas ... 46
4.10 Hasil Uji T-Test Statistik Profitabilitas ... 46
4.11 Hasil Uji Korelasi T-Test Profitabilitas ... 47
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Perusahaan Yang Menerima Opini Unqualified ... 59
2 Data Perusahaan Yang Menerima Opini Unqualified With
Explanatory ... 60 3 Hasil Olah Data... ... 61
(13)
ABSTRAK
Studi Perbandingan Rasio-rasio (Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas) Pada Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa
Pengecualian dan Perusahaan yang Menerima Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rasio-rasio yaitu : leverage
yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), likuiditas yang diproksikan dengan current ratio, dan profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets (ROA) pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dan perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Populasi sasaran dipilih dari populasi dan seluruh populasi sasaran akan digunakan sebagai sampel. Variabel penelitian ini terdiri dari leverage, likuiditas dan profitabilitas. Studi perbandingannya adalah opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik pada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian memiliki DER dan likuiditas yang lebih rendah daripada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Sedangkan untuk ROA pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian memiliki ROA yang lebih tinggi daripada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci : Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, opini unqualified, dan opini
(14)
ABSTRACT
Comparison studies ratios (Leverage, Liquidity and Profitability) At the company Received Unqualified Audit Opinion
and company Received Unqualified Audit Opinion With Explanatory Language
The objective of the research was to compare the ratios : leverage proxied by debt to equity ratio (DER), proxied by the current liquidity ratio, and profitability are proxied by return on assets (ROA) at companies that received an unqualified audit opinion and companies that received an unqualified audit opinion with explanatory language in real estate and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This study uses secondary data. The population of this research is a real estate and properties listed in Indonesia Stock Exchange in 2013. The target population is selected from the population and the entire target population will be used as a sample. The variables of this study consisted of leverage, liquidity and profitability. Comparative study is unqualified audit opinion and an unqualified audit opinion with explanatory language. This study used a significance level of 5%.
The results of this study showed that statistically the companies that received an unqualified opinion has DER and lower liquidity than companies that received an unqualified opinion with an explanatory language. As for the ROA in companies that received an unqualified audit opinion has a higher ROA than the companies that received an unqualified audit opinion with explanatory language in real estate and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Keywords: Leverage, Liquidity, Profitability, an unqualified opinion, and an unqualified opinion with an explanatory
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan sebagai entitas bisnis yang bergantung pada publik, berkewajiban
untuk memberikan informasi yang relevan kepada publik. Informasi tersebut berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Bentuk dari informasi yang disampaikan ini diantaranya berupa laporan keuangan
beserta laporan auditor independen. Ketentuan tersebut telah ditegaskan dalam
Peraturan Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 bahwa perusahaan yang telah listing di Bursa Efek diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku dan telah diaudit oleh akuntan publik.
Laporan keuangan merupakan instrumen penting untuk mengukur
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dikelolanya. Tolak ukur
kualitas laporan keuangan biasanya dilihat dari jenis opini yang diberikan auditor dalam laporan audit. Semakin baik opini audit yang di dapat perusahaan, maka
semakin besar pula kepercayaan yang diperoleh perusahaan untuk memberikan
return yang cukup bagi investor. Dengan demikian, opini audit atas laporan keuangan merupakan salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam
mengambil keputusan berinvestasi.
Dari sisi manajemen, dengan semakin baiknya opini audit yang
(16)
manajemen semakin besar. Alasan tersebut mendorong manajemen untuk
selalu berusaha mendapatkan opini audit yang terbaik, terlepas dari kinerja
yang sesungguhnya dicapai dan bisa saja memberi informasi yang menyesatkan
bagi investor. Hal ini sesuai dengan konsep agency theory yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976:305)). Selanjutnya, De Fond (1992) berpendapat
bahwa permintaan akan kualitas audit merupakan sebuah fungsi dari konflik
keagenan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara manajemen dan
pemegang saham.
Menurut De Angelo (1981), Carcello et al. (1992) dan Dye (1993), terjadinya kualifikasi audit dalam penerbitan laporan audit perusahaan berhubungan dengan konsep kualitas audit. Lebih lanjut De Angelo (1981) menjelaskan bahwa kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan dalam sistem akuntansi klien, dimana probabilitas dari penemuan penyelewengan dalam sistem akuntansi klien tersebut tergantung pada kemampuan teknikal auditor, sedangkan probabilitas dari pelaporan kesalahan tergantung pada independensi auditor. Pernyataan De Angelo
tersebut menarik kepentingan peneliti, otoritas pasar modal dan regulator di berbagai Negara (Dopouch et al., 1987; Bell dan Tabor, 1991;
Laitinen dan Laitinen, 1998; SEC, 2002; Irlandia, 2003).
Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan
investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan
keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan
pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari
auditor. Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit, opini wajar tanpa
pengecualian dari auditor menjamin angka-angka akuntansi dalam laporan
keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material. Peran auditor
(17)
Dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan
keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya.
Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu
selfinterest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi (Praptitorini dan Januarti, 2007).
.
Tulisan ini meneliti karakteristik keuangan dan atribut lain yang terkait pada
populasi audit kualifikasi yaitu (1) Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang terdaftar si Singapura. Sebuah kerangka pilihan ekonomi yang telah diambil
pada literatur kontrak mahal, auditor dan laporannya dianggap sebagai salah satu
mekanisme utama, dimana potensi kepentingan antara pemegang saham
(prinsipal) dan manajer (agen) dapat dikendalikan (Watts & Zimmeman,1986)
kualifikasi audit menunjukkan pada banyak kasus, seorang pimpinan perusahaan
mengalami perbedaan pendapat dengan manajernya dalam mengelola laporan
kepada pemegang saham, pemilik hutang dan pihak eksternal lainnya. Pendapat
independen kepada pemegang saham dan pengguna laporan eksternal lainnya
menyatakan bahwa laporan yang dibuat oleh manajer mungkin dalam beberapa
hal ada yang tidak benar dan tidak adil. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa
aspek pada posisi jabatan perusahaan yang perlu dipertanyakan. Manajer tidak
siap atau tidak mampu untuk memperbaiki hubungan dengan auditor karena
menerima audit wajar dengan pengecualian. Sepertinya untuk kasus-kasus yang
melibatkan perselisihan akuntansi tersebut, manfaat yang dirasakan dari
(18)
yang berkaitan dengan laporan yang berkualitas. Biaya-biaya yang relevan dengan
keputusan ini cenderung bervariasi sebagai kondisi keuangan dan perubahan dari
struktur kepemilikan perusahaan. Kualifikasi audit juga dapat dimodelkan sebagai
keputusan ekonomi oleh auditor (Antle,1982; Ng & Stoeckenius,1979; Smith et
al,1987; Nelson et al,1988). Jika laporan audit memenuhi syarat ada kemungkinan
bahwa auditor akan kehilangan klien. Jika laporan bersih dikeluarkan ada
kemungkinan auditor akan menghadapi litigasi oleh pemilik perusahaan. (2)
Biaya dan manfaat yang terlibat dalam keputusan ini juga berubah karena
kesehatan keuangan klien yang berubah. Selanjutnya kapasitas untuk pemegang
saham adalah fungsi dari ukuran dan profesionalitas auditor. (3) Nelson et al
(1988) telah mengembangkan sebuah model relevansi khusus bagi studi ini
dimana pilihan yang dibuat oleh auditor menentukan: tingkat usaha oleh auditor
dan keakuratan laporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai
industri. Juga relevan dengan tulisan ini adalah literatur empiris yang berkaitan
dengan prediksi kualifikasi audit (Mutchler,1985;Dopouch et al,1987; Koh et
al,1988; Lee et al,992).
Studi perbandingan tentang opini audit pernah diteliti sebelumnya oleh
Yoke-Kai Chan dan Terry S. Walter (1996) yang telah membandingkan opini audit
wajar dengan pengecualian (qualified) dengan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dengan penelitian yang berjudul “Qualified Audit Reports and Costly Contracting”.
Penelitian ini dilandasi oleh pentingnya mengetahui faktor penentu kualifikasi
(19)
Likuiditas, Profitabilitas. Penelitian ini merupakan studi empiris pada
perusahaan-perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2013.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Yoke-Kai Chan dan Terry S. Walter
(1996). Namun terdapat perbedaan penelitian sebelumnya, yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan Yoke-Kai Chan dan Terry S. Walter (1996)
menggunakan 6 variabel, yaitu : Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Perusahaan, dan Auditor Identity.
Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel Leverage, Likuiditas dan Profitabilitas.
2. Peneliti sebelumnya menggunakan opini audit wajar dengan pengecualian
dan opini audit wajar tanpa pengecualian sebagai perbandingannya.
Sedangkan peneliti menggunakan opini audit wajar tanpa pengecualian
dan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas sebagai
studi perbandingan. Peneliti mengganti opini wajar dengan pengecualian
(Qualified) dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified With Explanatory) sebagai perbandingannya. Karena perusahaan di Indonesia yang mendapat opini wajar dengan pengecualian
sangat sedikit sehingga tidak dapat dijadikan perbandingan dengan opini
audit wajar tanpa pangecualian. Sehingga peneliti menggantinya dengan
opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang mana opini
(20)
3. Yoke-Kai Chan dan Terry S.Walter (1996) melakukan penelitian pada
perusahaan manufaktur di Singapore Stock Exchange (SSE) selama periode 1973 – 1985, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada
perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini
mengambil judul “STUDI PERBANDINGAN RASIO-RASIO (LEVERAGE,
LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS) PADA PERUSAHAAN YANG MENERIMA OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DAN PERUSAHAAN YANG MENERIMA OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN BAHASA PENJELAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Apakah rasio leverage pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian lebih tinggi/lebih rendah daripada rasio leverage pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas? 2. Apakah rasio likuiditas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa
pengecualian lebih tinggi/lebih rendah daripada rasio likuiditas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas?
(21)
3. Apakah rasio profitabilitas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian lebih tinggi/lebih rendah daripada rasio profitabilitas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk meneliti perbandingan leverage pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dan perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
2. Untuk meneliti perbandingan likuiditas pada perusahaan yang menerima
opini audit wajar tanpa pengecualian dan perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
3. Untuk meneliti perbandingan profitabilitas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dan perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan, bahan diskusi, dan bahan kajian lanjut bagi pembaca tentang perbandingan variabel control leverage, likuiditas, profitabilitas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dan perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
(22)
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Kantor Akuntan Publik, menurut Dopuch (1987), jenis penelitian ini dapat membantu Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam mengidentifikasi klien dan untuk menyaring klien yang potensial. Selain itu, penelitian ini dapat membantu Kantor Akuntan Publik dalam penilaian resiko perikatan termasuk proses perencanaan serta meningkatkan kualitas dari jasa auditing
b. Bagi investor dan calon investor, sedikit penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi tambahan informasi bagi investor maupun calon investor agar lebih cermat dalam menilai perusahaan terkait keputusan investasi yang akan dilakukan.
c. Bagi manajemen, sebagai pertimbangan dalam menggunakan laporan audit
terhadap dampaknya bagi kelangsungan hidup perusahaan yang dimilikinya dimasa yang akan datang .
(23)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi
Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan
kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984:7).
Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana
keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil
antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (The performance evaluation role). Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua (Eisenhardt,1989:58), yaitu positive agency research dan principal agent research. Positve agent research memfokuskan pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme
pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen. Secara ekslusif, kelompok ini hanya memperhatikan konflik tujuan antara pemilik
(stockholder) dengan manajer. Sementara itu principal agent research
(24)
besar penekanan pada hubungan principal dan agent. Principal-agent research
mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja,
lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee.
Agency theory tidak dapat dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun agen merupakan pelaku utama dan keduanya mempunyai
bargaining position masing-masing dalam menempatkan posisi, peran dan kedudukannya. Prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi
internal perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional
perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara
riil dan menyeluruh. Posisi, fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan latar belakang
prinsipal dan agen yang berbeda dan saling bertolak belakang tersebut akan
menimbulkan pertentangan dengan saling tarik menarik kepentingan (conflict of interest) dan pengaruh antara satu sama lain.
Berkaitan dengan auditing, baik prinsipal maupun agen diasumsikan
sebagai orang yang memiliki rasionalitas ekonomi, dimana setiap tindakan yang
dilakukan termotivasi oleh kepentingan pribadi atau akan memenuhi
kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kepentingan orang lain. Teori
keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (principal), sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham (Copeland dan Weston,1992:20).
Shareholder atau prinsipal mempekerjakan agen untuk melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam lingkungan yang tidak pasti
(25)
seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. Agen sebagai seorang manajer akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai strategi guna
mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan.
Disisi lain agen merupakan pihak yang diberikan kewenangan oleh
prinsipal berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan
kepadanya. Teori keagenan menyatakan bahwa dalam pengelolaan perusahaan
selalu ada konflik kepentingan (Brigham dan Gapenski,1996:415) antara (1)
manajer dan pemilik perusahaan (2) Manajer dan bawahannya, (3) Pemilik
perusahaan dan kreditor. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pihak yang
melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan
oleh pihak-pihak tersebut diatas. Aktivitas pihak-pihak tersebut, dinilai lewat
kinerja keuangannya yang tercermin dalam laporan keuangan.
Lebih lanjut dalam agency theory, pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak
perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan
legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan),
sehingga mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Disisi lain,
kreditor membutuhkan auditor untuk memastikan bahwa uang yang mereka
kucurkan untuk membiayai kegiatan perusahaan, benar-benar digunakan sesuai
dengan persetujuan yang ada, sehingga kreditor bisa menerima bunga atas
pinjaman yang diberikan. Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak
independen memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang merupakan salah satu dari agency cost (Jensen dan Meckling, 1976:305).
(26)
Biaya pengawasan (monitoring cost) merupakan biaya untuk mengawasi perilaku
agent apakah agent telah bertindak sesuai kepentingan principal dengan melaporkan secara akurat semua aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer.
Uraian tersebut diatas memberi makna bahwa auditor merupakan pihak yang
dianggap dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal)
dengan pihak manajer (agent) dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan, 2006:78) termasuk menilai kelayakan strategi manajemen dalam upaya untuk
mengatasi kesulitan keuangan perusahaan.
Auditor independen melakukan fungsi pengawasan atau monitoring atas
pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan keuangan, sehingga
auditor akan melakukan proses audit terhadap kewajaran laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus
kas termasuk catatan atas laporan keuangan yang kemudian akan memberikan
pendapat atas pekerjaan auditnya dalam bentuk opini audit. Auditor independen
melakukan pengawasan atau monitoring karena manajer berkeinginan untuk menyajikan laporan keuangan agar tampak lebih baik dari kondisi senyatanya.
Sejalan dengan pendekatan audit topdown holistic, auditor berkewajiban untuk mengevaluasi resiko bisnis klien (Boynton, 2002:211). Perusahaan yang
mengalami financial distress memiliki resiko bisnis yang lebih besar. Oleh karena itu, auditor akan mempertimbangkan rencana dan tindakan strategi yang
(27)
2.1.2 Auditing
Arens et al (2010:4) telah mendefinisikan audit:
“Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapka
independen dan kompeten.”
Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unsur penting yang
mendasari pengertian auditing tersebut (Mulyadi, 2002: 9):
a. Proses sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik yaitu berupa suatu rangkaian
langkah atau prosedur yang logis terstruktur dan jelas tujuannya bagi
pengambilan keputusan dan audit bukan merupakan proses yang tidak
terancang dan asal jadi.
b. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif
Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang informasi yang
akan mempengaruhi proses keputusan auditor. Bukti diartikan sebagai semua
informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi
yang sedang diaudit dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti audit
dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pernyataan lisan dari pihak
yang diaudit (auditee), komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. Demi tercapainya sasaran dari kegiatan auditing
ini, diperlukan bukti-bukti dengan mutu dan jumlah yang memadai.
(28)
kelayakan informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang
merupakan bagian penting dari audit.
c. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi
Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses
akuntansi. Akuntasi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan
penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Setiap kali audit dilakukan,
ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas,
terutama hal yang harus dilakukan adalah menegaskan entitas atau satuan
usaha yang dimaksud dengan periode waktunya.
d. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan
Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor adalah menentukan apakah
pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
e. Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan
Penyampaian hasil ini dilakukan dengan tertulis dalam bentuk laporan audit
(audit report) yang merupakan penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya.
Tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada pihak
yang berkepentingan (stakeholder).
2.1.1 Opini Audit
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 110, tujuan audit
(29)
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor harus
memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan , maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor
(PSA NO O1, 2004). Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari
laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini audit
diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat
memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya. Arens (1996:1) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan
pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar
pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu,
(30)
menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting yang
menurut auditor perlu diungkapkan.
Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk memungkinkan
pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak lain yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan
keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit dapat dipercaya.
Opini auditor terdiri atas lima jenis opini (Arens, 2011:374)
yaitu:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi
berikut terpenuhi:
a. Seluruh laporan neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan
aliran kas dimasukkan dalam laporan keuangan.
b. Tiga standar umum diikuti dalm seluruh penugasan.
c. Bukti yang tepat dan memadai telah diakumulasi dan auditor melakukan
penugasan sesuai dengan cara yang membuat ia dapat memastikan bahwa
ketiga standar pekerjaan lapangan sudah dipenuhi.
d. Laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
(31)
dalam penjelasan tambahan dan bagian lain dalam laporan keuangan sudah
memadai.
e. Tidak ada keadaan yang memerlukan paragraf penjelasan tambahan atau
modifikasi dalam laporan.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language)
Laporan audit tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
kata juga telah memenuhi kriteria audit hasil yang memadai dan laporan
keuangan yang disajikan dengan wajar, tetapi auditor yakin perlunya
menyediakan informasi tambahan. Berikut ini adalah penyebab utama dari
adanya paragraf penjelasan atau modifikasi kata dalam laporan standar tanpa
pengecualian :
• Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip akuntansi berlaku umum.
• Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan.
• Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan prinsip yang wajib diterapkan
• Penekanan atas suatu hal
• Pelaporan yang melibatkan auditor lain
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara
wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang dikecualikan.
(32)
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan auditor berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar
c. Adanya salah saji material dalam komponen laporan keuangan.
d. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
e. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan
auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan
audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam
kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.1.4 Leverage
Harahap (2010:304) mengemukakan bahwa leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini
mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau kreditur dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik
seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Walau
(33)
hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena perputaran uang
perusahaan lebih cepat.
Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan modal
perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya. Semakin rendah DER perusahaan
maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut.
Literatur yang memuat biaya-biaya berisi banyak contoh tentang
penyelidikan empiris mengenai cara menghitung leverage sebagai proxy untuk hutang. Literatur ini berpendapat bahwa level hutang yang lebih tinggi pada asset
adalah berkaitan dengan biaya yang lebih tinggi. Peneliti mengontrol keteraturan
empiris bahwa rasio hutang pada asset bervariasi diantara perusahaan-perusahaan
dengan cara membandingkannya. Tingginya tingkat hutang melibatkan resiko
keuangan klien lebih tinggi. Resiko keuangan dari perusahaan meningkat, auditor
memiliki insentif untuk lebih waspada dalam menjalankan tugasnya, Nelson et al
(1988) berpendapat bahwa jika resiko klien meningkat, auditor menanggapinya
dengan meningkatkan usaha atau biaya.
2.1.5 Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya atau menganalisa dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan
(Munawir,2002:68). Tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur melalui current ratio. Current ratio dihitung dengan cara aktiva lancar dibagi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dengan hutang lancar menutupi
(34)
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk
persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar
dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika
berada diatas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah
hutang lancar.
Isu-isu seperti kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas, belum
digunakan untuk mengeluarkan batasan kredit, kesamaan perusahaan (yang
sedang digunakan untuk perbandingan) dan aspek distribusi tidak bias ditangkap
dalam current rasio lancar. Meskipun terbatas, rasio ini digunakan secara luas
dalam analisis laporan keuangan. Dari perspektif auditor kemungkinan pemegang
saham litigasi akan meningkat dengan penurunan rasio lancar karena rasio lancar
yang lebih rendah artinya kemungkinan terjadi kebangkrutan perusahaan lebih
besar. Sekali lagi Nelson et al (1988:383) berpendapat bahwa upaya audit yang
meningkat sejalan dengan peningkatan risiko klien. Dengan demikian kualifikasi
audit harus menjadi fungsi negatif dari likuiditas perusahaan. Secara ekstrem
masalah likuiditas yang parah akan menyebabkan going concern.
2.1.6 Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
(35)
Adapun rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan
untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh
laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Perputaran aktiva ditunjukkan
melalui seberapa besar volume penjualannya.
Semakin besar rasio ini maka menunjukkan perusahaan mampu
menghasilkan laba dan volume penjualan yang besar. Namun apabila rasio
ROA semakin kecil, maka hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan kecil
dikarenakan penjualan sedikit sehingga mengakibatkan perputaran aktiva lambat.
Profitabilitas suatu perusahaan menentukan kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Profitabilitas juga berhubungan positif dengan kompensasi manajemen.
Argumen bahwa probabilitas menerima kualifikasi audit yang meningkat
ketika profitabilitas menurun dapat dilihat dari berbagai perspektif. Pertama,
keuntungan yang menurun, meningkatkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan.
Kedua, keuntungan yang menurun jauh lebih cenderung mengarah pada metode
akuntansi yang dibuat oleh para manajer dalam upaya mereka untuk
mempertahankan kompensasi mereka. Ketiga, perusahaan yang dikelola dengan
buruk cenderung menerima publisitas lebih besar dan menyoroti para pemegang
saham. Keempat, kemungkinan terjadinya litigasi oleh pemegang saham karena
meningkatnya kinerja auditor sebagai ancaman pada kelangsungan hidup
perusahaan. Kelima, klien beresiko ditinjau lebih teliti oleh auditor, sebagai syarat
untuk terhindar dari kerugian karena litigasi (Nelson et al,1988:383).
2.1.7 Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian
Laporan standar audit tanpa pengecualian diterbitkan saat kondisi berikut ini dipenuhi :
(36)
1. Seluruh laporan ( neraca, laporan laba/rugi, laporan saldo laba, dan laporan
aliran kas ) dimasukkan dalam laporan keuangan.
2. Tiga standar umum diikuti dalam seluruh penugasan.
3. Bukti yang tepat dan memadai telah diakumulasi dan auditor melakukan
penugasan sesuai dengan cara yang membuat ia dapat memastikan bahwa
ketiga standar pekerjaan lapangan sudah dipenuhi.
4. Laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum di Indonesia. Hal ini juga berarti pengungkapan yang dimasukkan
dalam penjelasan tambahan dan bagian lain dalam laporan keuangan sudah
memadai.
5. Tidak ada keadaan yang memerlukan paragraf penjelasan tambahan atau
modifikasi dalam laporan.
Saat kondisi tersebut dipenuhi, laporan standar audit tanpa pengecualian dapat
diterbitkan. Laporan standar audit tanpa pengecualian sering disebut sebagai opini
bersih karena tidak ada kondisi yang mensyaratkan kualifikasi atau modifikasi
dalam opini auditor. Laporan standar audit tanpa pengecualian merupakan opini
audit yang paling umum. Kadang-kadang, kondisi di luar kendali auditor atau
klien yang menyebabkan opini bersih tidak dapat diterbitkan. Dalam banyak hal,
perusahaan memadai atas pencatatan akuntansi untuk menghindari kualifikasi atau
modifikasi dari auditor. Jika salah satu atau beberapa dari lima persyaratan untuk
laporan standar audit tanpa pengecualian tidak dipenuhi, maka laporan tersebut
(37)
laporan tanpa opini atau opini tidak wajar dibandingkan dengan laporan tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan.
2.1.8 Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas
Pendapat wajar dengan pengecualian (Unqualified Opinion with Explanatory Language) menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan arus kas suatu entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang
dikecualikan.
Pendapat ini dinyatakan bilamana :
• Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup
audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
• Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang
berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak
wajar. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf
terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia harus juga
mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf
(38)
Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian
besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam periode waktu pantas. Pada saat auditor menetapkan bahwa ada
keraguan yang pasti terhadap kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya
sebagai going concern, auditor diizinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkan unqaulified opinion with explanatory language atau disclaimer
opini.
PSA 29 paragraf 11 huruf d, menyatakan bahwa, keraguan yang besar tentang
kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambah paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan auditor bentuk baku,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian, yang
dinyatakan oleh auditor. Istilah bahasa digunakan untuk mencakup paragraf,
kalimat, frasa dan kata yang digunakan oleh akuntan publik untuk
mengkomunikasikan hasil auditnya kepada pemakai laporan.
Keadaan tersebut meliputi :
a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independent
lain.
b) Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena
keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan
menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan
(39)
c) Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor
yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas,
namun setelah mempertimbangangkan rencana manajemen, auditor
berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif
dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.
d) Di antara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.
e) Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan
keuangan komparatif.
f) Data kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak di-review.
g) Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang
penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan oleh
Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang
berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat
menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah informasi tambahan
tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.
h) Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.
Going Concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan
(40)
usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu
pendek. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan
beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi,
kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang
dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.
Menurut standar profesional akuntan publik SA Seksi 110, tujuan audit
atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana
bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan
untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen,
auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak
mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan
tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.
Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan
(contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan
dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh
(41)
melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari
luar dan kegiatan serupa yang lain (PSA No. 30).
2.2 Kerangka Konseptual
Pada bagian ini dijelaskan dan digambarkan mengenai kerangka konseptual penelitian. Kerangka konseptual penelitian menunjukkan perbandingan antara 3
faktor yaitu Leverage, Likuiditas, Profitabilitas pada opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
• Rasio leverage menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan
modal perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya. Semakin rendah
rasio leverage (DER) maka semakin besar perusahaan tersebut menerima opini audit wajar tanpa pengecualian.
• Current Ratio menginformasikan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang
paling liquid yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Jika nilai Current Ratio perusahaan tinggi maka semakin bagus kemampuan likuiditas perusahaan. Oleh karena itu jika perusahaan memiliki nilai Current ratio
yang rendah maka auditor cenderung akan memberikan opini audit wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
• Return On Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset atau total aktiva yang
(42)
nilai ROA yang negatif dalam periode waktu yang berurutan akan memicu
masalah going concern karena ROA yang negatif artinya bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian dan ini akan mengganggu
kelangsungan hidup perusahaan tersebut, dan perusahaan tersebut akan
menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
Perusahaan yang Menerima Perusahaan yang Menerima Opini Opini Unqualified Unqualified with explanatory
Perbandingan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
diturunkan melalui teori, serta suatu pernyataan yang masih diuji kebenarannya
secara empiris (Sekaran, 2006).
Leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh
hutang atau kreditur dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh
modal. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih
besar dari hutang. Walau bagaimanapun, pendanaan perusahaan yang diperoleh Leverage
Likuiditas
Profitabilitas
Leverage
Likuiditas
(43)
sebagian besar melalui hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena
perputaran uang perusahaan lebih cepat. Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan
serta menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk menutupi seluruh
hutangnya. Semakin rendah DER perusahaan maka semakin baik kondisi
perusahaan tersebut, dan kemungkinan akan menerima opini audit wajar tanpa
pengecualian pun lebih besar.
H1 : Perusahaan yang menerima laporan audit wajar tanpa pengecualian akan memiliki rasio leverage yang lebih rendah daripada Perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya atau menganalisa dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan . Tingkat
likuiditas perusahaan dapat diukur melalui current ratio. Current ratio dihitung dengan cara aktiva lancar dibagi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh
mana aktiva lancar dengan hutang lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat
dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio
lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau
(44)
berarti jika perusahaan memiliki current ratio yang rendah maka perusahaan tersebut tidak dapat menutupi hutangnya dan kemungkinan untuk mendapat opini
wajar tanpa pengecualian oleh auditor akan lebih kecil, sebab auditor hanya akan
memberikan opini audit wajar tanpa pengecualian jika current ratio pada laporan keuangan itu stabil sehingga dapat menutupi hutang. Jika current ratio nya rendah maka perusahaan tersebut akan mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelas oleh auditor.
H2 : Perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian akan memiliki current rasio yang lebih tinggi daripada Perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
kegiatan bisnis yang dilakukan. Profitabilitas diukur dengan return on asset, apabila nilai return on asset semakin tinggi mencerminkan semakin baik kondisi perusahaan dikarenakan perusahaan mampu menghasilkan laba yang merupakan
good news bagi perusahaan, sehingga perusahaan yang memiliki good news akan menerima opini audit wajar tanpa pengecualian oleh auditor independen.
Berkaitan dengan teori agensi, keputusan auditor mengeluarkan opini audit
dengan melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan perusahaan, jika laporan
keuangan tersebut baik dan sesuai dengan prinsipal umum auditor akan membuat
keputusan opini wajar tanpa pengecualian untuk perusahaan tersebut, sebaliknya
jika setelah dievaluasi ternyata banyak terdapat kekurangan penerapan konsisten
atas prinsip akuntansi berlaku umum, tidak dapat menutupi hutang sehingga
(45)
keputusan untuk mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas untuk perusahaan tersebut.
H3: Perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian akan
memiliki keuntungan yang lebih tinggi pada rasio total asset daripada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional. Menurut Sumadi
(2003:82) penelitian korelasional adalah penelitian untuk mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Penelitian macam ini
cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tidak dapat
diteliti dengan metode eksperimental atau tidak dapat dimanipulasikan.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI tahun 2013 dalam penerimaan opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Pengujian hipotesis dilakukan
menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat.
3.2.1. Leverage
Rasio leverage yang digunakan untuk penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) dalam pendanaan perusahaan serta
(47)
hutangnya. Semakin rendah DER perusahaan maka semakin baik kondisi
perusahaan tersebut. DER dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Hutang = Total Hutang Ekuitas
x 100% =……. %
3.2.2 Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya atau menganalisa dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan
(Munawir , 2002 : 114). Tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur
melalui current ratio dengan rumus sebagai berikut :
..% ... 100% x Lancar Hutang
Lancar Aset
Lancar
Rasio = =
3.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada,
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
dan sebagainya (Harahap, 2010 : 304). Adapun rasio yang digunakan
adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk
menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh
laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. ROA dapat diukur
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rasio Laba = Laba Bersih Total Aktiva
(48)
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Rumus Skala
1 Leverage Kemampuan modal
perusahaan untuk menutupi seluruh hutangnya
Rasio Hutang=Total Hutang Ekuitas (modal)
x 100% Rasio
2 Likuiditas Kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya
Rasio Lancar=Aset Lancar Hutang Lancar
x100% Rasio
3 Profitabilitas Kemampuan perusahaan mendapatkan laba
Rasio Laba=Laba Bersih Total Aktiva
x 100% Rasio
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain The static group comparison:Randomized control-group only. Menurut Sumardi (2003:101), desain The static group comparison:Randomized control-group only adalah penelitian yang bertujuan menganalisis sejumlah subjek yang diambil dari
populasi tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai
perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, lalu kedua kelompok itu dikenai
pengukuran yang sama. Perbedaan yang ada dianggap bersumber pada perlakuan.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode
(49)
sekaligus pada satu kurun waktu (point time approach). Adapun kriteria dalam pengambilan sampel yang telah ditentukan peneliti adalah:
1. Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2013.
2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
selama tahun 2013.
3. Adanya laporan auditor independen mengenai opini audit wajar tanpa
pengecualian dan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
Tabel 3.2
Proses seleksi sampel dengan kriteria
Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013 43
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah
diaudit 38
Ada laporan auditor independen 38
Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan
dan informasi tidak lengkap 5
Jumlah perusahaan sampel 38
Tahun pengamatan (tahun) 1
Jumlah sampel total selama periode penelitian 38
Sumber : Data Diolah
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Unqualified Kode Nama Perusahaan
APLN Agung Podomoro Land Tbk ASRI Alam Sutera Realty Tbk BCIP Bumi Citra Permai Tbk CTRA Ciputra Development Tbk CTRP Ciputra Property Tbk CTRS Ciputra Surya Tbk DART Duta Anggada Realty Tbk EMDE Megapolitan Development Tbk
(50)
JRPT Jaya Real Property Tbk
KIJA Kawasan Indutri Jababeka Tbk LPCK Lippo Cikarang Tbk
LPKR Lippo Karawaci Tbk
MDLN Modernland Realty Ltd Tbk MKPI Metropolitan Kentjana Tbk NIRO Nirvana Development Tbk PUDP Pudjiadi Prestige Tbk PWON Pakuwon Jati Tbk RDTX Roda Vivatex Tbk
SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
Sumber :
Tabel 3.4
Sampel Penelitian Unqualified With Explanatory Kode Nama Perusahaan
BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk BKDP Bukit Darmo Property Tbk COWL Cowell Development Tbk DILD Intiland Development Tbk DUTI Duta Pertiwi Tbk
FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
KPIG MnNC Land Tbk
LAMI Lamicitra Nusantara Tbk LCGP Laguna Cipta Griya Tbk MTLA Metropolitan Land Tbk MTSM Metro Realty Tbk
OMRE Indonesia Prima Property Tbk PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RODA Pikko Land Deveopment Tbk SCBD Danayasa Arthatama Tbk
Sumber :
Jumlah perusahaan real estate dan properti yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013 berjumlah 43 perusahaan. Berdasarkan data
(51)
yang diperoleh dari perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 yang dapat dijadikan sampel penelitian untuk
opini audit wajar tanpa pengecualian adalah sebanyak 19 perusahaan, dan sampel
penelitian untuk opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
adalah sebanyak 19 perusahaan. Sedangkan total pengamatan dari sampel
penelitian ini adalah sebanyak 38 pengamatan.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data penelitian berupa data
kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti,
data sekunder yang berupa data cross section dimana data yang dikumpulkan sebanyak 19 sampel untuk perusahaan yang opini audit wajar tanpa pengecualian,
dan 19 sampel untuk perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas.
Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan
real estate dan properti tahun 2013 yang diperoleh dari dari situs resmi BEI di www.idx.co.id.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode
dokumentasi, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang
sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan pencatatan
informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan keuangan auditan
(52)
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan
metode analisis perbandingan 2 rata-rata (paired samples t test). Metode analisis ini ditujukan untuk menguji perbandingan dua rata-rata sampel yang berpasangan.
Alasan penggunaan uji t sampel berpasangan adalah karena perbandingan dua
variabel dependen (opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini audit wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas)..
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji t sampel berpasangan
dapat dijelaskan sebagai berikut (Puriyatno, 2011):
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu
data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.
Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian.
3.7.2 Merumuskan Hipotesis.
Ha: Ada perbedaan antara opini audit wajar tanpa pengecualian
(53)
3.7.3 Kriteria Pengujian
• Jika signifikansi < 0,05, maka Ha ditolak
• Jika signifikansi > 0,05 maka Ha diterima
3.7.4. Membuat Kesimpulan
Dapat dilihat dari output hasil uji t sampel berpasangan Jika signifikasi kurang dari 0,05 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan
antara opini audit wajar tanpa pengecualian dengan opini audit wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Sedangkan jika
signifikansi lebih dari 0,05, maka kesimpulannya ada perbedaan antara
opini audit wajar tanpa pengecualian dengan opini audit wajar tanpa
(54)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu data
yang dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai
maksimum. Setelah data terkumpul, seluruh sampel diseleksi berdasarkan
kriteria. Diperoleh 38 sampel yang memenuhi kriteria pemilihan sampel.
Berikut ini ditampilkan data statistik secara umum dari seluruh sampel yang
terpilih.
4.1.1.1. Leverage
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Leverage
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
opini unqualified 19 .32 1.72 .9642 .45427
opini unqualified with explanatory
19 .01 2.24 .5111 .48697
Valid N (listwise) 19
Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2015
Hasil output diatas menunjukkan jumlah sampel (N) adalah 19. Dari 19
jumlah sampel ini, opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) mempunyai nilai minimum 0,32, nilai maksimum nya adalah 1,72, dan standar deviasi sebesar
(55)
mempunyai nilai minimum sebesar 0,01, nilai maksimum sebesar 2,24 dan
standar deviasi sebesar 0,48697. Hasil ini menunjukkan bahwa rasio leverage
pada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian lebih tinggil
daripada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas.
4.1.1.2. Likuiditas
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif Likuiditas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
opini unqualified 19 .24 4.95 1.5389 1.05744
opini unqualified with explanatory
19 .32 59.71 5.2921 13.39555
Valid N (listwise) 19
Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2015
Hasil output diatas menunjukkan jumlah sampel (N) adalah 19. Dari 19
jumlah sampel ini, opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) mempunyai nilai minimum 0,24, nilai maksimum nya adalah 4,95, dan standar deviasi sebesar
1,05744. Sedangkan untuk opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
mempunyai nilai minimum sebesar 0,32, nilai maksimum sebesar 59,71 dan
standar deviasi sebesar 13,39555. Hasil ini menunjukkan bahwa current ratio
pada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian lebih rendah
daripada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan
(56)
4.1.1.3. Profitabilitas
Tabel 4.3
Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
opini unqualified 19 .01 .82 .1384 .20117
opini unqualified with explanatory
19 -3.79 8.67 .2611 2.22955
Valid N (listwise) 19
Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2015
Hasil output diatas menunjukkan jumlah sampel (N) adalah 19. Dari 19
jumlah sampel ini, opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) mempunyai nilai minimum 0,1 nilai maksimum nya adalah 0,82 dam standar deviasi sebesar
0,20117. Sedangkan untuk opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
mempunyai nilai minimum -3,79, nilai maksimum 8,67, dan standar deviasi
sebesar 2,22955. Hasil ini menunjukkan bahwa rasio profitabilitas pada
perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian lebih tinggi daripada
perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelas.
4.1.2. Uji Paired Sample T Test
Paired sample T test atau uji t sampel berpasangan digunakan untuk menguji perbandingan dua rata-rata sampel yang berpasangan (Priyatno:2011:hal
(57)
4.1.2.1. Leverage
Tabel 4.4
Hasil Uji T-Test statistik Leverage
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 opini unqualified .9642 19 .45427 .10422
opini unqualified with explanatory
.5111 19 .48697 .11172
Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2015
Output ini menjelaskan tentang statistik data dari sampel berpasangan,
yaitu opini wajar tanpa pengecualian dan opini wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas. Untuk data opini unqualified nilai rata-rata nya adalah 0,9642, jumlah data 19, standar deviasi 0,45427 dan standar error mean 0,10422. Sedangkan untuk data opini unqualified with explanatory nilai rata-rata nya adalah 0,5111, jumlah data juga 19, standar deviasi 0,48697 dan standar error mean 0,11172. Hal ini menunjukkan bahwa rasio leverage pada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian mempunyai nilai yang lebih rendah
daripada perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas.
Tabel 4.5
Hasil Uji korelasi T-Test Leverage
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 opini unqualified & opini
unqualified with explanatory
19 -.130 .595
(58)
Output ini menjelaskan tentang besarnya korelasi atau hubungan antara dua sampel berpasangan, yaitu opini wajar tanpa pengecualian dan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
Pengambilan keputusan :
a. Diketahui nilai korelasi sebesar -1,30 dengan signifikansi 0,595. Karena signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi hubungan yang signifikan antara opini wajar tanpa pengecualian dan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.
b. Jika nilai korelasi semakin mendekati 1, maka hubungannya semakin kuat. Sedangkan jika nilai korelasinya semakin mendekati 0, maka hubungannya semakin lemah. Jadi, karena nilai korelasi -1,30 (semakin mendekati 0), maka hubungan yang terjadi adalah lemah.
Tabel 4.6
Hasil Uji T-test Leverage
Paired Samples Test Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 opini unqualified - opini unqualified with explanatory
.45316 .70790 .16240 .11196 .79435 2.790 18 .012
Sumber: Hasil Olahan Data Penulis, 2015
Output ini menjelaskan tentang hasil uji sampel berpasangan (Paired
Samples T Test). Dalam mengambil keputusan cukup membaca nilai
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E. F. dan L. C. Gapenski. (1996).”Intermediate Financial Management”
Fifth Edition, New York: The Dryden press
Chan, Yoke-kai;Walter, Terry S, 1996.”Qualified Audit Reports and Costly
Contracting”, Asia Pacific Journal of Management
Copeland, Thomas E., J Fred Weston, (1992).“Financial Theory And Corporate
Policy” 5
thEd, Addison-Wesley Publishing Company, Inc, USA.
Dopuch, N , R. Holthausen dan R. Leftwich, (1987),”Abnormal Stock Return
Associated with Media Disclosure of Subject to Qualified Audit
Opinions”, Journal of Accounting and Economics (June):93-117
Eisenhardt, K.M. 1989,”Agency Theory: An Assesment and Review”, Academy of
Management Review. Vol. 14. No. 1: 57-74.
Jensen, Michael C. dan Clifford W. Smith. (1984),”The Theory of Corporate
Finance”, A Historical Overview. Newyork: Mc Graw Hill
Jensen, M. dan W. Meckling. (1976).“Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics
3, 305-360
Praptitorini, M.D. dan I. Januarti,2007,”Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going
Concern”, Simposium Nasional Akuntansi X, h.1-25
Priyatno, Duwi, 2011,”Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS”,Andi,
Yogyakarta
Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat
Setiawan, Rahmat. (2006),
“
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
dalam Perspektif
Pecking Order Theory: Studi Kasus pada Industri
Makanan dan Minuman di BEJ”,
Majalah Ekonomi Th.XVI Nomor 3
Desember : 318-334
S. Munawir. (2002),”Analisis Laporan Keuangan”, Yogyakarta : Liberty
Suryabrata, Sumardi (2003),”Metodologi Penelitian”, Jakarta:Rajawali Pers
Sofyan Syafri Harahap. 2010. “Teori Akuntansi”, Edisi Revisi. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
(2)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 opini unqualified .9642 19 .45427 .10422
opini unqualified with explanatory
.5111 19 .48697 .11172
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 opini unqualified & opini unqualified with explanatory
19 -.130 .595
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 opini unqualified - opini unqualified with explanatory
.45316 .70790 .16240 .11196 .79435 2.790 18
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 opini unqualified 1.5389 19 1.05744 .24259
opini unqualified with explanatory
5.2921 19 13.39555 3.07315
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 opini unqualified & opini unqualified with explanatory
19 .728 .000
(3)
Paired Differences
t df
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 opini unqualified - opini unqualified with explanatory
-3.75316 12.64640 2.90128 -9.84853 2.34221 -1.294 18
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 opini unqualified .1384 19 .20117 .04615
opini unqualified with explanatory
.2611 19 2.22955 .51149
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 opini unqualified & opini unqualified with explanatory
19 -.034 .889
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 opini unqualified - opini unqualified with explanatory
-.12263 2.24548 .51515 -1.20492 .95966 -.238 18
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
opini unqualified 19 .32 1.72 .9642 .45427
opini unqualified with explanatory
19 .01 2.24 .5111 .48697
(4)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
opini unqualified 19 .01 .82 .1384 .20117
opini unqualified with explanatory
19 -3.79 8.67 .2611 2.22955
(5)
Lampiran
Data Perusahaan yang Menerima Opini Unqualified dan Perusahaan yang Menerima
Opini Audit Unqualified With Explanatory Language
No. Unqualified
Kode Nama Perusahaan Leverage Likuiditas Profitabilitas 1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 1,72 1,67 0,51 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 1,70 0,73 0,06 3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 0,92 0,61 0,07 4 CTRA Ciputra Development Tbk 1,62 1,35 0,01 5 CTRP Ciputra Property Tbk 0,76 1,35 0,05 6 CTRS Ciputra Surya Tbk 1,31 1,15 0,07 7 DART Duta Anggada Realty Tbk 0,62 2,01 0,03 8 EMDE Megapolitan Development Tbk 0,68 1,84 0,03 9 JRPT Jaya Real Property Tbk 1,29 0,70 0,08 10 KIJA Kawasan Indutri Jababeka Tbk 0,97 2,86 0,01 11 LPCK Lippo Cikarang Tbk 1,11 1,61 0,15 12 LPKR Lippo Karawaci Tbk 1,20 4,95 0,05 13 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk 1,06 0,83 0,25 14 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 0,47 0,38 0,12 15 NIRO Nirvana Development Tbk 0,59 1,79 0,82 16 PUDP Pudjiadi Prestige Tbk 0,32 1,96 0,07 17 PWON Pakuwon Jati Tbk 1,26 1,30 0,12 18 RDTX Roda Vivatex Tbk 0,35 0,24 0,12 19 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 0,37 1,91 0,01 20 SMRA Summarecon Agung Tbk 1,93 1,28 0,08
(6)
No Unqualified with explanatory language
Kode Nama Perusahaan Leverage Likuiditas Profitabilitas 1 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 0,89 0,79 0,02
2 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 0,29 0,32 0,19 3 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 0,43 0,34 (1,02) 4 COWL Cowell Development Tbk 0,64 0,66 0,02 5 DILD Intiland Development Tbk 0,83 0,78 0,04 6 DUTI Duta Pertiwi Tbk 0,23 3,51 0,10 7 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 0,51 1,17 0,07 8 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 2,24 1,02 0,07 9 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 0,13 5,71 0,07 10 KPIG MnNC Land Tbk 0,20 2,06 0,04 11 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 0,70 1,50 0,08 12 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 0,01 59,71 (3,79) 13 MTLA Metropolitan Land Tbk 0,60 2,27 0,08 14 MTSM Metro Realty Tbk 0,18 10,39 (0,02) 15 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 0,52 0,63 (0,02) 16 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 0,91 1,09 8,67 17 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0,24 3,03 (0,08) 18 RODA Pikko Land Deveopment Tbk 0,40 1,87 0,13 19 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 0,29 3,70 0,31