Modal investasi berasal dari: Modal sendiri saham
– saham sebanyak 60 dari total modal investasi. Modal sendiri adalah Rp 247.403.867.516
Pinjaman dari bank sebanyak 40 dari total modal investasi.
Pinjaman dari bank adalah Rp 164.935.911.677
10.2 Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC
Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi :
10.2.1 Biaya Tetap Fixed Cost FC
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi :
Gaji tetap karyawan Bunga pinjaman bank
Depresiasi dan amortisasi Biaya perawatan tetap
Biaya tambahan industri Biaya administrasi umum
Biaya pemasaran dan distribusi Biaya laboratorium, penelitian dan pengembangan
Biaya hak paten dan royalti Biaya asuransi
Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap fixed cost adalah
sebesar Rp 144.451.913.715
10.2.2 Biaya Variabel BV Variable Cost VC
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi, meliputi :
Biaya bahan baku proses dan utilitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan lingkungan, pemasaran dan distribusi
Biaya variabel lainnya
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel variable cost
adalah sebesar Rp 713.249.756.173
Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 144.451.913.715 + Rp 713.249.756.173
= Rp 852.777.047.176
10.3 Total Penjualan
Total Sales
Penjualan yang diperoleh dari hasil penjualan produk dimetil tereftalat adalah sebesar Rp 991.296.742.091. Maka laba penjualan adalah sebesar Rp
159.751.813.496.
10.4 Bonus Perusahaan
Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan kalsium klorida, maka perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar Rp
692.598.475
10.5 Perkiraan Rugi Laba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh : 1. Laba sebelum pajak bruto
= Rp 137.827.096.441 2. Pajak penghasilan PPh
= Rp 34.456.774.110 3. Laba setelah pajak netto
= Rp 103.370.322.330
10.6 Analisa Aspek Ekonomi
10.6.1 Profit Margin PM
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum
pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. PM =
penjualan Total
pajak sebelum
Laba 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PM = 100
2.091 991.296.74
Rp 6.441
137.827.09 Rp
PM = 13,9
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 13,09 , maka
pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
10.6.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi.
BEP = Variabel
Biaya Penjualan
Total Tetap
Biaya
100
BEP = 6.173
713.249.75 Rp
2.091 991.296.74
Rp 1.003
139.527.29 Rp
100
BEP = 50,18 Kapasitas produksi pada titik BEP = 50,18
60.000 tontahun = 30.108,72 tontahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 50,18 × Rp 991.296.742.091
= Rp 497.444.518.405
Dari data feasibilities, Timmerhaus, 1991 : BEP
50 , pabrik layak feasible BEP
70 , pabrik kurang layak infeasible.
Dari perhitungan diperoleh BEP = 50,18 , maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.6.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih. ROI =
Investasi Modal
Total pajak
setelah Laba
100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ROI = 9.194
421.339.77 Rp
2.330 103.370.32
Rp 100
ROI = 25,07
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal
tersebut adalah :
ROI 15 resiko pengembalian modal rendah.
15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata.
ROI 45 resiko pengembalian modal tinggi.
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 25,07 ; sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata
– rata.
10.6.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada
kapasitas penuh setiap tahun. POT =
tahun 1
0,2507 1
POT = 3,99 tahun
Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 3,99 tahun pabrik beroperasi.
10.6.5 Return on Network RON
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan
modal sendiri.
RON = sendiri
Modal pajak
setelah Laba
100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RON = 7.516
247.403.86 Rp
2.330 103.370.32
Rp 100
RON = 41,78
10.6.6 Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan
keuntungan rata – rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan
besarnya sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik
akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik dianggap rugi.
Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 33,47 , sehingga pabrik akan
menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank saat ini sebesar 13,5 Bank Mandiri, 2012.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB XI KESIMPULAN