Analisis Anggaran dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mopoli Raya

(1)

Bustami, Bastian, Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Carter, William K, 2009, Akuntansi Biaya, Cost Accounting, Edisi Keempat Belas, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya.Edisi Lima. Yogyakarta: Aditya Media. Mursyidi, 2008. Akuntansi Biaya.Edisi Pertama. Bandung: Refika Aditama. Witjaksosno, 2006. Akuntnsi Biaya.Edisi Pertama. Jakarta: Graha Ilmu.

Sukanto, Edy 2000. Anggaran Perusahaan. Buku Satu. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Adisaputro, Gunawan, Anggraini, Yunita. 2007. Anggaran Bisnis. Buku Satu. Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hansen & Mowen, 2000, Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian.Jakarta: Salemba Empat.

Munandar, 2007. Budgeting (Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja). Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Marzuki, 2000.Metode Penelitian. Jakarta: Erlangga.

Tampubolon, Manahan, P, 2004. Manajemen Operasional. Ghalia Indonesia, Jakarta.


(2)

A.Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya

Keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya itu sendiri. Ada beberapa konsep tentang biaya, antara lain para akuntan, ahli ekonomi, insinyur dan pihak lainnya yang dihadapkan pada masalah biaya ini telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. Menurut Bustami et al (2009).

Dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian expense. Dimana cost merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Namun expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Expense dimasukkan dalam Laba-Rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.

Selanjutnya Carter (2009);Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefenisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung disebut sebagai biaya utama. Tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, keduanya disebut biaya konvensi.


(3)

Mulyadi (2005:8); “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut”.

Mursyidi (2008:14); “Biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang”.

Witjaksono (2006:6);“Biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.

2. Klasifikasi Biaya

Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dengan aktivitas bisnis. Biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan biaya tersebut digunakan. Sehingga berbeda biaya akan berbeda tujuan.

Carter (2009:68) menyebutkan biaya terbagi atas: 1) Biaya Tetap


(4)

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis menigkat atau menurun.

2) Biaya Variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas bisnis. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut.

3) Biaya SemiVariabel

Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Misalnya biaya listrik, gas, bensin, batu bara, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuaransi jiwa, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas dan biaya representasi.

Menurut Bustami et al (2009:9) “Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya, sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya”.

Sementara itu, untuk tujuan penghitungan biaya produk dan jasa, biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsinyakedalam 3 (tiga) fungsional utama, antara lain:


(5)

a. Biaya Dalam Hubungan Dengan Produk 1. Biaya Produksi

a) Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri langsung pada produk jadi.

b) Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk jadi dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk jadi.

c) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tanaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk jadi. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk jadi.

2. Biaya Non Produksi

Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi juga disebut sebagai biaya komersil atau biaya operasional. Terdapat 3 (tiga) biaya non produksi, yaitu:

a) Beban Pemasaran

Beban pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan apabila produk jadi dan siap dipasarkan ketangan konsumen.


(6)

Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan, pengawasan, kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

c) Beban Keuangan

Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan.

b. Biaya Dalam Hubungan Dengan Volume Produksi 1) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per-unit tetap.

2) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara per-unit berubah.

3) Biaya Semi Variabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang didalamnya mengandung unsur tetap dan unsur variabel.

c. Biaya Dalam Hubungan Dengan Periode Waktu 1) Biaya Pengeluaran Modal

Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva.


(7)

2) Biaya Pengeluaran Pendapatan

Biaya pengeluaran pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

B.PengertianBiaya Produksi

Proses produksi adalah proses mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan pada konsumen. Dalam proses produksi tentu membutuhkan pengorbanan atau biaya, dimana biaya tersebut ada yang secara langsung dapat diidentifikasi dalam proses proses produksi, namun ada juga biaya yang tidak dapat diidentifikasi dalam produk, namun dapat mendukung proses pembuatan produk.

Menurut Bustami et al (2009:12), ”Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik”. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk, yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

Selanjutnya menurut Carter (2009:40); “Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari 3 (tiga) elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung disebut sebagai biaya utama. Tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, keduanya disebut biaya konvensi”.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan pengorbanan atas sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan yang berhubungan dengan produksi barang atau jasa untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


(8)

Biaya produksi juga terbagi atas tiga elemen yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

C.Anggaran Biaya Produksi

Perusahaan besar maupun kecil seyogyanya membuat anggaran, karena penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan. Perencanaan melihat kedapan, menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu perusahaan. Sedangkan pengendalian melihat kebelakang, menilai hasil kerja dan membandingakan dengan rencana yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan dari dilakukannya anggaran bagi perusahaan adalah berikut ini: 1. Memaksa manajer membuat rencana kerja

2. Tolak ukur mengevaluasi kinerja

3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer 4. Membantu pengambilan keputusan

Anggaran ialah suatu rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis.

Anggaran produksi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang terperinci yang disusun oleh perusahaan untuk menentukan seluruh biaya produksi dalam satuan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan dan sasaran perusahaan itu sendiri.


(9)

1. Anggaran Bahan Baku

Anggaran biaya bahan baku adalah sebuah rencana terperinci yang disusun mengenai jumlah biaya bahan baku yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang.

Metode pengendalian bahan baku, yaitu: 1) Metode siklus pesanan

Dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.Perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya 30, 60, 90 hari)

2) Metode minimum maksimum

Dilakukan dengan didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran tertentu, dimana jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan dan tingkat minimun sudah memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali.

3) Just in time

Filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan, semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja pada saat dibutuhkan tepat waktu.


(10)

2. Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebuah rencana terperinci mengenai jumlah biaya yang tenaga kerja langsung yang akan digunakan pada periode tertentu dimasa yang akan datang.

Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja adalah: 1) Departemen personalia

Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai.

2) Departemen perencanaan produksi

Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi.

3) Departemen pencatatan waktu

Departemen pencataan waktu memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan.

4) Departemen penggajian

Data penggajian diproses dalam dua tahap yaitu menghitung dan menyiapkan gaji, serta mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen.

5) Departemen biaya

Departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja


(11)

3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Anggaran biaya overhead manufaktur adalah suatu rencana terperinci mengenai jumlah biaya overhead yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang.

Untuk menyusun suatu anggaran dipergunakan suatu standar tertentu, seperti standar bahan, standar upah, dan standar biaya lainnya yang merupakan unsur-unsur biaya produksi. Biaya standar digunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan suatu anggaran dan biaya standar ini dapat disusun berdasarkan pengalaman melalui data-data historis tahun-tahun sebelumnya ataupun melalui taksiran-taksiran dan melalui riset ilmiah.

Busatami et al (2009:271); “Biaya standar merupakan berapa biaya yang seharusnya dicapai dan dapat diterima, dengan kinerja yang kurang memadai”.

Biaya standar adalah biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan cermat atau disebut pula biaya sasaran (target cocst) yaitu biaya yang harus dicapai oleh perusahaan (Sukanto, 2000).

Jadi biaya standar ini berguna untuk memberikan pedoman kepada manajemen berupa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga meyakinkan manajemen mengurangi biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Perencanaan bahan baku biasanya membutuhkan 4 (empat) macam sub anggaran yang sering disebut anggaran-anggaran bahan baku dan pembelian bahan baku. Adapun ke 4 (empat) sub anggaran-anggaran tersebut ialah:


(12)

Anggaran bahan baku adalah angaran yang memperinci kuantitas masing-masing bahan baku yang akan digunakan dalam produksi yang akan direncanakan, dalam menyusun anggaran bahan baku perlu diketahui bahwa ada dua macam kebutuhan bahan baku yang ada di perusahaan. Yang pertama adalah kebutuhan bahan baku untuk dibeli dan kedua kebutuhan bahan baku untuk diproduksi, kedua bahan baku ini belum tentu sama jumlahnya. Kedua macam kebutuhan bahan baku ini perlu diketahui oleh manajemen. Kebutuhan bahan baku untuk proses produksi akan berhubungan erat dengan masalah harga pokok produksi sedangkan bahan baku yang akan dibeli berhubungan dengan penyediaan dana untuk pembelian bahan baku tersebut.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran yang merinci harga masing-masing bahan baku dan waktu penyerahan yang direncanakan. Besarnya bahan baku yang dibeli tergantung kepada besarnya rencana kebutuhan bahan baku ditambah saldo awal bahan baku yang diharapkan.

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran persedian bahan baku adalah anggaran yang menunjukkan tingkatan persediaan bahan baku yang direncanakan baik menurut kuantitas maupun menurut harganya. Anggaran ini dimaksudkan untuk mengawasi persediaan bahan baku di gudang dan sekaligus sebagai perencanaan yang terperinci atas jumlah bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan digudang.


(13)

Anggaran pemakain bahan baku adalah anggaran yang menyusun suatu suatu anggaran secara rinci mengenai jumlah dan harga setiap satuan bahan baku yang akan dugunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi pada suatu periode tertentu.

D.Perhitungan Biaya Produksi

Pada umumnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba dengan membandingkan pendapatan yang diperolehnya dengan besarnya pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Maka dengan itu perusahaan perlu melakukan perhitungan biaya produksi untuk mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan dan berapa besar pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Adapun tujuan dari dilakukannya perhitungan biaya produksi antara lain:

1. Untuk mengendalikan biaya

Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu dengan mengggunakan biaya standar. Sistem ini digunakan sebagai pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut.

2. Untuk menetapkan biaya

Sebelum hasil produksi dijual, maka terlebih dahulu harus ditetapkan harga jual dari produk tersebut. Penetapan biaya ini juga merupakan hal yang paling mendasar dalam menentukan harga jual produksi. Penetapan harga jual ini juga berhubungan secara langsung dengan tujuan perusahaan dalam menetapkan laba atau keuntungan yang semaksimal mungkin.


(14)

Berikut ini penulis sajikan laporan anggaran dan realisasi biaya produksi PT. Mopoli Raya tahun 2013:

Tabel 3.1

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya Tahun 2013

URAIAN

RKAP REALISASI

Kg Biaya Kg Biaya

Beban Produksi (Rp)

Gaji & Beban Sosial 463.605.632 25.913.970.000 475.445.665 25.021.724.821

Pemeliharaan Tanaman 119.707.569.000 105.164.845.671

Pemupukan 405.189.373.000 411.223.674.474

Panen 226.436.530.000 216.648.059.351

Pengangkutan ke Pabrik 139.366.029.000 133.529.350.095

Beban Umum 235.113.403.000 214.613.654.541

Jumlah Beban Tanaman 463.605.632 1.151.726.874.000 475.445.665 1.106.201.308.953

Beban Pengolahan 463.605.632 159.124.106.000 475.445.665 166.939.765.146

Beban Produksi Excl. Penyusutan 1.310.850.980.000 1.273.141.074.099

Beban Penyusutan 91.422.120.000 108.436.081.616

Beban Produksi Incl.

PenyusutanKebun Sendiri 1.402.273.100.000 1.381.577.155.715 Beban Pembelian Produksi Pihak

III 150.318.197 722.895.410.000 150.761.086 790.998.551.418

Beban Pengolahan Pihak III 150.318.197 59.699.378.000 150.761.086 43.615.778.331

Beban Produksi Pihak III 782.594.788.000 834.614.329.749

Jumlah Beban Produksi Kebun

613.923.829 2.184.867.888.000 626.206.751 2.216.191.485.464

Sumber : PT. Mopoli Raya

Pada Tabel 3.1 terlihat bahwa realisasi biaya produksi pada tahun 2013 adalah Rp. 2.216.191.485.464atau berada diatas anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu senilai Rp. 2.184.867.888.000, sehingga selisih realisasi


(15)

biayaproduksi dengan anggaran biaya produksi adalah Rp. 31.323.597.464 atau sebesar 1,43%. Salah satu penyebab meningkatnya biaya produksi pada tahun 2013 adalah biaya penyusutan, dan biaya produksi kelapa sawit yang dihasilkan oleh anak perusahaan dari PT. Mopoli Raya.

E. Pengawasan Anggaran Biaya Produksi

Manajemen operasional didalam organsisasi bisnis merupakan bagian yang memproduksi barang atau jasa dalam menghasilkan produk didalam proses konversi yang menjadi elemen dasar adalah faktor masukan (In-puts factor) untuk diproses dan keluaran (outputs) sebagai hasil dari proses masukan disertai informasi umpan balik (information feedback) yang merupakan sistem operasional (Manahan, 2004).

Pengawasan biaya produksi merupakan suatu kegiatan dalam mengadakanpenilaian, pengukuran dan perbaikan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan rencana pengeluaran biaya produksi yang telah dilakukan.

Pengawasan biaya produksi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam suatu kegiatan kerja. Penyimpangan ini diukur dari realisasi kegiatan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor pentingnya pengawasan biaya produksi adalah perubahan yang selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi dan kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.

Adapun persyaratan sistem pengawasan biaya produksi yang efektif adalah pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan yang ada, pengawasan


(16)

harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat mungkin, pengawasan harus menyatakan pola organisasi, pengawasan harus ekonomis tidak mengeluarkan biaya yang besar dan pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuannya.

Pengawasan biaya produksi mempunyai manfaat bagi suatu organisasi. Manfaat tersebut adalah dapat menjamin diadakannya tindakan korektif, mencegah penyimpangan atau kesalahan dan dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-peyimpangan biaya produksi, memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi meningkatkan rasa tanggung jawab setiap pegawai dalam menjalankan tugasnya.

Agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan PT. Mopoli Raya berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap biaya produksi. Pengawasan ini berguna untuk mengendalikan pengeluaran biaya produksi, mencegah terjadinya pemborosan, melihat pembandingan seberapa jauh pelaksanaan rencana dan biaya tercapai serta mendorong kesadaran pengendalian biaya.

Pengawasan biaya produksi pada PT. Mopoli Raya dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan biaya melalui pembukuan, antara lain dengan pencatatan dan penggolongan berdasarkan pembukuan, kwitansi serta prosedur pengeluaran dan pengawasan biaya melalui perbandingan anggaran-anggaran biaya tahun lalu.

1. Pengawasan Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan diluar kegiatan perusahaan.


(17)

Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalanan dan administrasi kantor.

Pengawasan yang dilakukan oleh PT. Mopoli Raya terhadap biaya administrasi dan umum adalah:

a) Membuat Laporan Laba Rugi pada awal periode b) Mengalokasikan biaya tersebut secara tepat

c) Memeriksa bukti-bukti pengeluaran atau kwitansi-kwitansi yang terjadi.

2. Pengawasan Anggaran Biaya Overhead a) Membuat anggaran biaya overhead

b) Menghitung penyusutan terhadap peralatan

c) Serta memperkirakan biaya operasi tidak langsung dan menganalisisnya.

3. Pengawasan Pendapatan

Pengawasan pendapatan adalah pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan operasional organisasi, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien tanpa adanya pengawasan akuntansi. Pengawasan pendapatan merupakan suatu kegiatan dalam mengadakan penilaian, pengukuran dan perbaikan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan rencana pengeluaran biaya operasi yang telah dilakukan.

Agar perencanaan pendapatan yang telah disusun dan dijalankan tiap-tiap bagian PT. Mopoli Raya berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pengawasan atas pendapatan. Pengawasan ini berguna untuk


(18)

mengendalikan pengeluaran biaya operasional untuk mencegah terjadinya pemborosan, melihat pembandingan seberapa jauh pelaksanaan rencana dan biaya tercapai serta mendorong kesadaran pengendalian biaya.

4. Pengawasan Anggaran Biaya Produksi

Pengawasan operasional adalah pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan operasional organisasi, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien tanpa adanya pengawasan akuntansi. Pengawasan melalui anggaran biaya produksi secara keseluruhan, perencanaan biaya produksi untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 3.558,86/kg untuk total biayanya dengan kuantitas anggaran sebesar Rp. 2.184.867.888.000.

Pengendalian biaya produksi secara keseluruhan ini meliputi pengendalian keseluruhan total biaya produksi yang mencakup biaya tanaman, biaya pengolahan, biaya penyusutan dan biaya pembelian.

Berikut ini adalah pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Mopoli Raya secara menyeluruh dari tahun 2013:

Besarnya realisasi biaya produksi untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 adalah Rp. 3.539,07/kg dengan total biaya sebesar Rp. 2.216.191.485.464 untuk kuantitas realisasi sebesar 626.206.751 kg.

Penyimpangan biaya produksi


(19)

Realisasi biaya produksi tahun 2013 Rp. 2.216.191.485.464

Selisih Rp. 31.323.597.464

Selisih sebesar Rp. 31.323.597.464 (1,43%) merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan(unfavorable variance).

Realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2013 berada diatas anggaran disebabkan oleh:

Perbedaan Kuantitas

= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar = (626.206.751 – 613.923.829) x 3.558,86

= 12.282.922 x 3.558,86

= 43.713.178.380 (unfavorable variance)

Realisasi biaya produksi tahun 2013 dibandingkan dengan RKAP tahun 2013 berada diatas sebesar Rp. 31.323.597.464 atau 1,43%. Sedangkan realisasi biaya produksi Rp. 3.539,07/kg tahun 2013 apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2013 berada dibawah sebesar 19,79/kg atau 0,56%.

Dapat disimpulkan bahwa relisasi biaya produksi berada diatas biaya yang telah dianggarkan perusahaan. Adapun penyebab-penyebab realisasi biaya produksi bisa berada diatas biaya yang telah dianggarkan di tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1) Gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan, berada diatas biaya yang dianggarkan. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya pegawai karena adanya pegawai yang dimutasi atau pegawai yang dipindahkan kekebun


(20)

lainatau pensiun, meningkatnya jumlah tunjangan karyawan dan naiknya gaji para pegawai.

2) Pemeliharaan tanaman menghasilkan jugaberada dibawah angka yang dianggarkan oleh perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah gaji untuk para pekerja dibidang ini tidak terlalu banyak, atau biaya untuk peralatan pemeliharaan tanaman menghasilkan tidak terlalu banyak dikeluarkan.

3) Panen, merupakan biaya yang selalu berada dibawah angka yang dianggarkan oleh perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah pekerja dibidang ini sebagian besar adalah buruh harian lepas (BHL), sehingga gaji yang dikeluarkan perusahaan tidak terlalu banyak.

4) Beban penyusutan berada diatas biaya yang dianggarkan. Biaya penyusutan pengolahan ini dimaksudkan penyusutan terhadap barang-barang yang secara langsung berhubungan dengan proses pengolahan.

5) Beban umum juga berada dibawah angka yang telah dianggarkan. Biaya umum biasanya meliputi biaya yang bersifat umum seperti biaya tamu, biaya untuk mengamankan areal.


(21)

Setelah menganalisis dan mengevaluasi mengenai analisis biaya produksi padaPT. Mopoli Raya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

A.KESIMPULAN

1. Penyusunan anggaran biaya produksi pada PT. Mopoli Raya dilakukan dengan menyusun anggaran biaya produksi, yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, sesuai dengan rancangan anggaran yang dibuat oleh perusahaan.

2. PT. Mopoli Raya telah berupaya menerapkan fungsi perencanaan dan pengawasan anggaran biaya produksi dalam meningkatkan efisiensi, namun masih banyak mengalami penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) seperti penyimpangan biaya tanaman, penyimpangan biaya pengolahan, penyimpangan biaya penyusutan dan penyimpangan biaya pembelian.

B.SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan agar perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan efisiensi biaya produksi dan dapat meninjau kembali kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diterapkan adalah sebagai berikut :


(22)

1. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap penyimpangan yang terjadi dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

2. PT. Mopoli Raya sebaiknya mengalokasikan semua biaya secara tepat keseluruhan bagian atau divisi yang ada dalam perusahaan, khususnya biaya produksi hendaknya dilakukan dengan lebih cermat agar anggaran biaya produksi yang disusun dapat lebih baik dan realistis.

3. PT. Mopoli Raya disarankan untuk lebih meningkatkan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksiakan berperan besar dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi karena anggaran biaya produksi akan terus-menerus mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan.


(23)

A.Sejarah Perusahaan

PT. Mopoli Raya merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahannya. PT. Mopoli Raya didirikan pada tanggal 17 Desember 1980 atas 3 pendiri utama, yaitu:

1. H.A. Basyah Ibrahim (Alm.) 2. H. Muhammad Sati (Alm.) 3. Mustafa Sulaiman (Alm.)

Sejak pendiriannya, PT. Mopoli Raya terus berkembang. Hal ini dapat dilihat dari areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaannya yang semakin luas. Areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaannya tersebar di 2 (dua) provinsi yaitu, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tepatnya di Kabupaten Aceh Timur, Aceh Barat, dan Aceh Selatan, serta di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Langkat. Luas perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaanya di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam seluas 6.678,76 Ha dan di Provinsi Sumatera Utara seluas 3.053,57 Ha. Areal tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan yang tergabung dalam group usaha PT. Mopoli Raya.

Adapun perusahaan-perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan berada dibawah koordinasi PT. Mopoli Raya antara lain:


(24)

1. PT. Sulaiman Saleh, yang mengelola perkebunan Damar Condong. 2. PT. Perapen, yang mengelola perkebunan Perapen.

3. PT.Mazdah, yang mengelola perkebunan Serang Jaya. 4. PT. Surya Mata Ie, yang mengelola perkebunan Upah.

5. PT. Sumber Asih, yang mengelola perkebunan Biara dan Paya Rambe. 6. PT. Tenggulon Raya, yang mengelola perkebunan Tenggulon.

7. PT. Darma Agung, yang mengelola perkebunan Mopoli. 8. PT. Puga Raya, yang mengelola perkebunan Sawit Rambe. 9. PT. Aloer Timur, yang mengelola perkebunan Aloer The. 10. PT. Gading Bhakti, yang mengelola perkebunan Alue Kuyun. 11. PT. Watu Gede Utama, yang mengelola kebun Kreung Semayam.

PT. Mopoli Raya sebenarnya merupakan kerjasama dari banyak pihak terutama dengan pemerintah melalui program rehabilitasi PBSN dengan penyaluran kredit investasi Bank Indonesia melalui Bank Ekspor Impor, yang telah banyak membantu dalam proses pendirian Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dimana dengan adanya PKS ini PT. Mopoli Raya dapat mengolah hasil sendiri.

Melalui kredit Free Financing (jenis kredit modal kerja yang diberikan kepada pemilik perusahaan) dari Bank Exim, maka pada bulan April 1984 mulai dilaksanakan persiapan-persiapan pelaksanaan dan pengaturan pelaksanaan pembangunan PKS. Pada tanggal 26 Agustus 1985 dimulai secara resmi pembangunan PKS ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak Gubernur Daerah Istimewa Aceh pada saat itu, dan disaksikan oleh pihak-pihak yang terkait.


(25)

PKS PT. Mopoli Rayaterletak di desa Gedong Biara Kec. Seruway Kabupaten Aceh Timur, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Areal yang digunakan untuk pabrik adalah seluas 6 Ha dan terletak di daerah berbukit dengan ketinggian antara 20-55 m diatas permukaan laut, karena PKS tersebut terletak di desa Gedong Biara, maka PKS PT. Mopoli Raya ini sering disebut PKS Gedong Biara. Pabrik yang berlokasi di Blok 53 perkebunan Gedong Biara Kuala Simpang ini berkapasitas awal 30 Ton TBS per jam. Pada tahun 1991 kapasitas PKS tersebut diperluas sehingga menjadi 60 Ton TBS per jam, suatu kapasitas yang cukup untuk dapat menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal kelapa sawit.

PKSdigunakan sebagai tempat pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) untuk mendapatkan minyak sawit, pupukdan hasil-hasil produksi lain. Pupuk dan produksi lain seperti bahan boiler, cangkang, abu, dapat dikategorikan sebagai hasil sampingan atau by product yang berguna untuk proses produksi selanjutnya.

B. Struktur Organisasi

Kunci utama untuk menciptakan sisitem operasional yang baik dalam suatu perusahaan atau suatu organisasi adalah struktur daripada organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap individu atau anggota dari organisasi tersebut dapat mengetahui tentang posisinya, wewenang dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Selain itu struktur organisasi juga menjelaskan tentang hubungan antara unit-unit terkait dalam perusahaan atau organisasi.

Strukutur organisasi sebuah perusahaan sangat mungkin akan berbeda dengan struktur organisasi pada perusahaan atau organisasi lain. Perbedaan ini muncul karena


(26)

struktur organisasi suatu perusahaan akan sangat tergantung pada kondisi perusahaan, kebijakan-kebijakan strategis perusahaan dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang.

Dengan melihat kondisi perusahaan dan kondisi pasar yang kian berkembang PT. Mopoli Raya menerapkan struktur organisasi garis atau staf, dengan struktur ini akan terdapat pucuk pimpinan sebagai pemegang komando tertinggi dan juga terdapat para manajer-manajer bagian yang bertugas menjalankan dan mengawasi aktivitas di setiap bagian yang menjadi wewenangnya. Para manajer ini juga diharapkan bisa memberikan masukan dan nasehat kepada pihak yang berada di atasnya atau pihak yang menjadi bawahannya yang bertujuan untuk menjalankan roda bisnis perusahaan secara baik. Adapun struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Mopoli Raya dapat dilihat pada gambar berikut ini:


(27)

Sumber: PT. Mopoli Raya (2015)

Gambar 2.1: Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya

C.Uraian Pekerjaan a) Dewan Komisaris Tugas:

1. Mengawasi jalannya pengurusan oleh Direksi, untuk itu Anggota Dewan komisaris baik secara sendiri maupun bersama-sama berhak memasuki bangunan dan pekarangan Perseroan, memeriksa buku, memeriksa buku,


(28)

memeriksa persediaan, memeriksa uang kas dan surat berharga lainnya serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

2. Mengadakan rapat umum tahunan dan rapat umum luar biasa para pemegang saham.

3. Jika suatu sebab ada kekosongan salah satu jabatan direksi atau dewan komisaris maka paling lama satu bulan setelah terjadinya kekosongan tersebut, Dewan Komisaris berkewajiban mengundang para pemegang saham dan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan siapa yang akan mengisi kekosongan tersebut.

4. Memberikan persetujuan terhadap hal-hal sebagai berikut: a. Pembagian tugas antara para anggota direksi.

b. Rencana perseroan sebagai penanggung jawab.

c. Membeli, menjual, memberatkan atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang tidak bergerak/harta tetap perusahaan dan surat ijin/lisensinya.

d. Menggadaikan barang-barang tak bergerak yang merupakan milik Perseroan. 5. Memberikan pengesahan atas RAPB tahunan.

6. Memberikan pengesahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan yang merupakan laporan pertanggung jawaban Direksi.

b) Biro Komisaris Tugas:


(29)

Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasannya di Perseroan. Biro komisaris dipimpin oleh Kepala Biro Komisaris.

Kepala Biro Komisaris Tugas:

1. Membuat pembagian tugas para anggota Biro Komisaris.

2. Bersama-sama anggota menyusun usulan anggaran tahunan Biro Komisaris. 3. Mengevaluasi apakah kinerja perusahaan telah sesuai dengan rencana, baik

fisik/keuangan maupun prosedurnya.

4. Bertanggung jawab atas keselamatan harta perusahaan dan arsip-asip yang ada pada Biro Komisaris.

5. Memberikan laporan kepada Dewan Komisaris tentang perkembangan perusahaan berdasarkan hasil evaluasi.

6. Menampung masukan-masukan dari bawahan.

7. Menunjukkan salah satu anggota Biro Komisaris sebagai pejabat Kepala Biro berdasarkan persetujuan Komisaris, apabila kepala Biro berhalangan dalam waktu yang relatif lama atau menjalani cuti.

c) Direktur Utama Tugas:

1. Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.

2. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham.


(30)

3. Mengkoordinir anggota Direksi lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan seperti yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang telah disyahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

d) Internal Audit Tugas:

1. Menyusun rencana kerja dan langkah-langkah pemeriksaan yang akan menjadi pedoman bagi para audit.

2. Menyusun pembagian tugas para auditor dalam melaksanaan tugas-tugas pemeriksaan.

3. Memonitor penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap anggaran. 4. Mengevaluasi usulan tentang penyempurnaan sistem prosedur yang ada.

e) Direktur Produksi dan Pengembangan Tugas:

1. Mengkoodinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur organisasi yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

2. Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan produktifitas dengan memperhatikan kelangsungan jangka panjang perusahaan.

3. Melaksanakan menejem tanaman dan pengolahan yang baik, tertib, dan teratur serta berkesinambungan

4. Membantu dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.


(31)

f) Direktur SDM dan Umum Tugas:

a. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk perekrutan dan pemilihan kebijakan / practices, disiplin, keluhan, konseling, upah dan peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan pengembangan, perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan pengembangan sikap dan moral kerja, manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar manajemen mutu, dan lain-lain (ditambahakan selama masih relevan).

b. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek penting dari pengembangan HR.

c. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan, peluang, rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM dan pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk / format yang sudah disepakati.

d. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan direct report kepadanya).

e. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen sesuai anggaran-anggaran yang disetujui.

f. Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer functional / manajer department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan SDM, dan untuk memastikan mereka telah mendapatkan


(32)

informasi yang tepat dan mencukupi tentang sasaran, tujuan / obyektif dan pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.

g. Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan HR yang sesuai zaman dan metoda-metoda dan menyediakan penafsiran yang pantas untuk para direktur, para manajer dan staf di dalam organisasi.

h. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan SDM dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut, dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.

i. Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi (organizational requirements) untuk bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.

g) Direktur Komersial Tugas:

1. Mengkoordinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur organisasi yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

2. Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara yang sesuai dengan peraturan-peraturan perusahaan yang berlaku.


(33)

4. Mengadakan koordinasi dengan Direktur Produksi mengenai administrasi kepegawaian, keuangan, dan pengadaan pada unit/bagian yang berada di bawah Direktur Produksi.

5. Membantu dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.

h) Bagian Keuangan dan Akuntansi Tugas:

1. Membuat rencana penjualan bulanan berdasarkan rencana pabrik dan kebun. 2. Menjamin kelancaran pemasaran komoditi-komoditi yang dihasilkan

perusahaan dengan harga yang maksimal.

3. Membuat laporan penjualan dan laporan realisasi pembelian secara bulanan untuk diserahkan kepada atasan dan bagian-bagian yang memerlukannya.

i) Bagian Pemasaran danPengadaan

1. Memastikan seluruh proses penjualan produk sesuai dengan prosedur. 2. Memastikan kualitas produk barang yang akan dijual.

3. Merencankan penjualan produk bulanan (CPO, inti & karet)

4. Memastikan seluruh proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan prosedur. 5. Memastikan kualitas pengadaan barang dan jasa sesuai dengan spesifikasi yang

diminta unit kerja.

6. Memastikan tersedianya supplier / rekanan yang terkini. 7. Memastikan tersedianya data harga barang dan jasa.


(34)

8. Melakukan survey harga dari semua supplier yang ada dan melaksanakan proses pengadaan sesuai prosedur.

j) Bagian SDM dan Umum Tugas:

1. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.

2. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan pengembangan pegawai.

3. Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal / external equity".

4. Bersama manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi perusahaan. 5. Menyelenggarakan sistem informasi SDM dalam suatu data base kepegawaian. 6. Tersusunnya kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi

program Pendidikan dan Latihan (Diklat)

7. Tersusunnya program penelusuran bakat dan pembinaan kepribadian pegawai. 8. Tersedianya kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi

peraturan bagi perkembangan perusahaan.

9. Menindaklanjuti hasil penilaian kinerja seluruh pegawai.

10. Dilaksanakannya pengembangan yang berkelanjutan terhadap sasaran mutu unit kerja dan prosedur mutu unit kerja yang mengacu kepada kebijakan mutu perusahaan yang telah ditetapkan.


(35)

k) Bagian Tanaman Tugas:

1. Menyusun program/rencana kerja bagian tanaman.

2. Memonitor penerimaan dan pendistribusian laporan-laporan kebun dan proyek perkebunan.

3. Mengatur pelaksanaan survey dan pemetaan tanah apabila ada rencana pembukuan lahan baru.

4. Membuat perencanaan tentang pengendalian serangan hama dan penyakit. 5. Membuat perencanaan tentang pemupukan tahunan berdasarkan hasil analisis

daun dari tanah.

6. Membuat perencanaan estimasi produksi dan pembangunan tanaman baru (perluasan, peremajaan, dan konversi).

7. Membantu Direktur Produksi dalam memonitor pelaksanaan proyek perkebunan milik perusahaan.

l) Bagian Pengolahan dan Teknik

1. Memastikan PKS beroperasi pada kapasitas optimal, rendemen maksimal dan losses yang minimal.

2. Melakukan perencanaan dalam proses pengolahan untuk untuk memperoleh kinerja kapasitas optimal, rendemen maksiman dan losses yang minimal.

3. Melakukan sortasi buah kebun sendiri maupun pihak ketiga sesuai dengan standar mutu buah yang telah ditentukan.


(36)

4. Menjaga kebersihan lingkungan pabrik sesuai dengan persyaratan lingkungan yang telah ditetapkan.

5. Melakukan pengolahan limbah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan BLH, sehingga dipastikan tidak mencemari lingkungan.

6. Melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin pabrik dan bangunan pabrik agar pabrik dapat beroperasi secara efektif dan efisien.

m) Bagian Sekretaris Perusahaan Tugas:

1. Membuat usulan mengenai standar penomoran dan bentuk surat-surat yang akan diterapkan.

2. Membuat/mengetik surat-surat keluar Direksi dan membuat registrasinya. 3. Mengetik SK & SE Direksi, membuat registrasinya dan mendistribusikannya. 4. Menerima/membuat registrasi surat-surat masuk dan mendistribusikannya.

5. Memberikan masukan-masukan tentang penyempurnaan surat menyurat perusahaan.

6. Membuat jadwal rapat direksi berdasarkan waktu yang telah ditetapkan. 7. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor atau perlengkapan kerja Direksi.

D.Kinerja Terkini

Kinerja usaha pada dasarnya merupakan tolak ukur dalam menilai suatu perusahaan baik atau tidak. Kinerja usaha dapat dilihat dari banyak faktor dan tergantung dari sudut pandang pihak yang melakukan penilaian.


(37)

PT. Mopoli Raya merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pengelohan kelapa sawit dan karet. PT. Mopoli Raya memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit yang berfungsi untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crued Palm Oil (CPO) dan Inti Kelapa Sawit (IKS) yang menjadi produk inti dari kelapa sawit. Setelah TBS diperoleh lalu diolah menjadi CPO dan IKS yang selanjutnya dijual kepada pihak ketiga.

Selain pengolahan kelapa sawit, PT. Mopoli Raya juga menjalankan usaha pengolahan karet. Getah karet diperoleh dengan membeli dari anak perusahaannya, setelah itu getah karet diolah untuk dijual kepada pihak ketiga.


(38)

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan umumnya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dimanatujuan umum dari suatu perusahaan adalah mencapai laba (profit), kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan menetapkan langkah-langkah yang harus ditempuh dan apabila terjadi penyimpangan maka perusahaan melakukan suatu tindakan korektif yang mengarah kepada tujuan perusahaan.

Dalam rangka melakukan tindakan korektif, perusahaan memperoleh gambaran tentangperkembangan perusahaan. Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan keuangan perusahaan untuk menunjang keefektifan penggunaan biaya produksi perusahaan. Untuk melihat perkembangan keuangan, perusahaan memerlukan suatu analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, yaitu salah satunya adalah menganalisis anggaran biaya produksi perusahaan tersebut.

Seluruh kegiatan perusahaan yang direncanakan dan mencakup kegiatan produksi yang saling mempengaruhi satu sama lain, dinyatakan dalam satuan uang yang berlaku pada masa yang akan datang.Dalam melakukan perencanaan sangat erat kaitannya dengan anggaran, karena anggaran adalah menuntut keputusan pengalokasian sumber daya menuju pencapaian sasaran disamping anggaran juga mempunyai fungsi pengawasan, yaitu mengawasi apakah pelaksanaan suatu kegiatan itu sudah dijalankan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Perencanaan


(39)

penyusunan anggaran merupakan tindakan atau langkah-langkah pemikiran menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang sesuai dengan tujuan perusahaan yang diinginkan.

Anggaran dan realisasi merupakan komponen yang sangat berhubungan dengan biaya dalam bidangproduksi perusahaan. Anggaran dan realisasi sangat penting guna menghindari terjadinya penyimpangan biaya yang tidak diperlukan yang dapat menyebabkan biaya produksi perusahaan semakin besar. Suatu anggaran yang baik dan tepat dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan perencanaan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan pengawasannya. Jadi anggaran biaya produksi adalah suatu pernyataan dari rencana manajemen untuk membuat pedoman dalam pengambilan keputusan rencana anggaran biaya produksi dalam jangka waktu periode tetentu.

Pengertian anggaran sering kali diartikan kurang tepat, misalnya: Anggaran hanya diartikan terbatas pada perencanaan atau peramalan, tetapi ada juga yang mengartikan anggaran dengan menggunakan istilah lain seperti profit planning and control.

Nafarin(2000;9): “Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kualitatif dan umumnya dinyatakan dalam suatu uang untuk jangka waktu tertentu”.

Biaya produksi merupakan unsur biaya yang penting, sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisen dan efektif. Dalam mengawasi biaya produksi suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang


(40)

telah disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadipenyimpangan maka harus dianalisa, penyebab dari penyimpangan tersebut agar perusahaandapat memilih tindakan koreksi yang baik dan meminimalisasi penyimpangan biaya produksi di masa yang akan datang.

PT. Mopoli Raya adalah suatu perusahaan yang menjalankan usaha agrobisnis di bidang perkebunan kelapa sawit, karet dan getah, serta menghasilkan produk minyak sawit, karet dan getah yang berkualitas. Untuk mendorong kinerja perusahaan agar tetap berjalan, pihak perusahaan harus merencanakan dengan baik biaya produksi bagi produk agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Melihat begitu pentingnya anggaran dan pengawasan biaya produksi bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian yang khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebutdalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Analisis Anggaran Dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mopoli Raya”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penyusunan anggaranbiaya produksi pada PT. Mopoli Raya? 2. Bagaimana pengawasan biaya produksipada PT. Mopoli Raya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penyusunananggaran biaya produksi di PT. Mopoli Raya. 2. Mengetahui pengawasan biaya produksidi PT. Mopoli Raya.


(41)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian melalui Laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagi Penulis

Peneliti mampu memahami dan menyusun anggaran biaya produksi. 2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran dan pengawasan biaya produksi perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan dapat terus mengalami perkembangan.

3. Bagi Pendidikan

Dipakai sebagai perbandingan dan informasi bagi rekan-rekan yang akan melakukan penelitian pada masa yang akan datang.


(42)

ANALISIS ANGGARAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MOPOLI RAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

RAHMAT SALEH HASIBUAN 122101041

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(43)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RAHMAT SALEH HASIBUAN

NIM : 122101041

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS ANGGARAN DAN PENGAWASAN

BIAYA PRODUKSI PADA PT. MOPOLI RAYA MEDAN

Tanggal, 2015 Dosen Pembimbing

NIP. 19621204 198903 2 003 Dra. Nisrul Irawati, MBA

Tanggal, 2015 Ketua Program Studi

Diploma III Manajemen Keuangan

NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Tanggal, 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(44)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta selawat bertangkaikan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Anggaran dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mopoli Raya” ini dengan sebaik-baiknya. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Ramlan Sakti Hasibuandan Ibunda Dewi Kartika dengan segala usaha dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan kuliah hingga menyelesaikan program diploma ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima dukungan berupa moril dan materil. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac, AK, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(45)

4. Untuk saudara-saudaraku tercinta, kakak Rafika Anugerah Hasibuan, serta kedua adik penulis Marina Jasmine Hasibuan dan Elma Raisa Hasibuan,yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

5. Untuk seluruh teman-teman Jurusan Diploma III Manajemen Keuangan Stambuk 2012 khususnya Grup A, dan teman-teman Keuangan lainnya.

6. Untuk seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Keuangan.

7. Untuk seluruh keluarga besar HMI Komisariat PAAP USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2015 Penulis

Rahmat Saleh Hasibuan NIM: 122101041


(46)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Perusahaan ... 5

B. StrukturOrganisasi ... 7

C. Uraian Pekerjaan ... 9

D.Kinerja Terkini ... 18

BAB III PEMBAHASAN A.Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya ... 20

B. Pengertian Biaya Produksi ... 25

C. Anggaran Biaya Produksi ... 26

D.Perhitungan Biaya Produksi ... 31

E. Pengawasan Biaya Produksi ... 33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39


(47)

Tabel 3.1 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Kelapa


(48)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RAHMAT SALEH HASIBUAN

NIM : 122101041

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS ANGGARAN DAN PENGAWASAN

BIAYA PRODUKSI PADA PT. MOPOLI RAYA MEDAN

Tanggal, 2015 Dosen Pembimbing

NIP. 19621204 198903 2 003 Dra. Nisrul Irawati, MBA

Tanggal, 2015 Ketua Program Studi

Diploma III Manajemen Keuangan

NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Tanggal, 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta selawat bertangkaikan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Anggaran dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mopoli Raya” ini dengan sebaik-baiknya. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Ramlan Sakti Hasibuandan Ibunda Dewi Kartika dengan segala usaha dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan kuliah hingga menyelesaikan program diploma ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima dukungan berupa moril dan materil. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac, AK, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(3)

waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Untuk saudara-saudaraku tercinta, kakak Rafika Anugerah Hasibuan, serta kedua adik penulis Marina Jasmine Hasibuan dan Elma Raisa Hasibuan,yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

5. Untuk seluruh teman-teman Jurusan Diploma III Manajemen Keuangan Stambuk 2012 khususnya Grup A, dan teman-teman Keuangan lainnya.

6. Untuk seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Keuangan.

7. Untuk seluruh keluarga besar HMI Komisariat PAAP USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2015 Penulis

Rahmat Saleh Hasibuan NIM: 122101041


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Perusahaan ... 5

B. StrukturOrganisasi ... 7

C. Uraian Pekerjaan ... 9

D.Kinerja Terkini ... 18

BAB III PEMBAHASAN A.Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya ... 20

B. Pengertian Biaya Produksi ... 25

C. Anggaran Biaya Produksi ... 26

D.Perhitungan Biaya Produksi ... 31

E. Pengawasan Biaya Produksi ... 33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Kelapa


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya ... 9