3.2.4. Fungsi Pajak Sebagaimana telah diketauhui ciri-ciri yang melekat pada pengertian
pajak berbagai defenisi, terlihat ada 2 fungsi pajak yaitu: a.
Fungsi Penerimaan Budgetair Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri
b. Fungsi Mengatur Regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Contoh: pajak yang
tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
3.2.5. Asas Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan perlawanan atau hambatan , maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Adil dan Merata equality
Pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah.
Dalam hal ini, tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi diatara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama
wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda.
Universitas Sumatera Utara
b. Kepastian certainly
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi. Dalam asas ini kepastian hukum yang diutamakan adalah
mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya.
c. Kenyamanan convenience
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya dengan saat diterimanya
penghasilankeuntungan yang dikenakan pajak.
d. Ekonomi Economic
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari enerimaan pajak itu
sendiri. Karena tidak ada artinya pemungutan pajak kalau biaya yang
dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh 3.2.6. Pengelompokkan Pajak
Pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut: a.
Menurut Golongan 1.
pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung
wajib pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh : Pajak Penghasilan PPh
Universitas Sumatera Utara
2. pajak tidak langsung adalah wajib pajak yang pembebanannya
dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Sebagai contoh: Pajak Pertambahan Nilai PPN
b. Menurut Sifat
Pembagian pajak menurut sifat maksudnya perbedaan dan pembagiaannya berdasarkan ciri-ciri prinsip:
1. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objeknya, dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak. Contoh: Pajak
Penghasilan 2.
Pajak Objektif adalah pajak yag berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan wajib pajak.
Contoh : PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c.
Menurut Pemungut dan Pengelolanya 1.
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh :
PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan Bea
Materai. 2.
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang digunakan untuk mebiayai rumah tangga daerah.
Pajak daerah terdiri atas Pajak Provinsi dan Pajak KabupatenKota
Universitas Sumatera Utara
3.3. Pengertian Pajak Penghasilan PPh dan Tarif PPh