e. Proses Banding, proses gugatan, dan peninjauan kembali.
f. Bimbingan dan Penyelesaian pengurangan atas pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar. Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding terdiri dari:
a. Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding I
b. Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding II
c. Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding III
d. Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.4. Gambaran Data Pegawai Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I
1. Jumlah Pegawai pada Kantor Wilayah DJP Sumatera utara I
Adapun jumlah pegawai pada Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I adalah berjumlah sebanyak 111 Orang
2. Penggolongan Pegawai menurut struktur organisasi dan tingkat
kepangkatan pada Kantor wilayah DJP Sumatera Utara I digolongkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I
No STRUKTUR ORGANISASI
JUMLAH PEGAWAI
1 Kepala Kantor
1 2
Bagian Umum 17
3 Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding
21 4
Bidang P2 Humas 8
5 Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi
10 6
Bidang P4 12
7 Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
9 8
Kelompok Jabatan Fungsional 12
Jumlah Pegawai Seluruhnya 90
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Data Pegawai Menurut Tingkat Kepangkatan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Sumatera Utara I
No Golongan
Jumlah 1
IV 7
2 III
52 3
II 31
4 I
-
Jumlah Pegawai 90
Sumber : Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK
3.1. Ketentuan
Dasar hukum yang mengatur mengenai tata cara pengajuan keberatan banding dapat dilihat berdasarkan ketetapan atau aturan yang berlaku antara lain.
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan KUP sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Keberatan diatur dalam pasal 25 ayat 1 yang berbunyi : Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194PMK.032007 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan
Universitas Sumatera Utara
3.2. Uraian Teoritis Tentang Pajak
3.2.1. Pengertian Pajak Menurut Prof.Dr.Rachmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar-dasar
Hukum Pajak Pendapatan mengatakan : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan
tidak mendapat jasa imbalan kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Prof. Dr. PJA.Adriani yang diterjemahkan oleh R.Santoso Brotodiarjo, SH dalam pengantar perpajakan “Pajak adalah iuran kepada
negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh wajib pajak yang membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
kontraprestasi langsung dapat ditunjuk yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubung dengan tugas
negara yang menyelenggarakan”. Sedangkan pengertian pajak itu sendiri adalah “Pajak adalah iuran rakyat
kepada negara yang berdasarkan Undang-Undang tanpa mendapat jasa timbal balik atau kontraprestasi secara langsung yang digunakan untuk
membayar pengeluaran-pengeluaran umu negara”
3.2.2. Subjek Pajak
Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-Undang untuk dikenakan pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau perolehannya dalam tahun pajak.
Universitas Sumatera Utara
Yang menjadi subjek pajak adalah :
a. Orang pribadi
Kedudukan orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia. Orang pribadi tidak melihat
batsan umur dan juga jenjang soasial ekonomi, dengan kata lain berlaku sama untuk semua nondiscrimination
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak