Untuk pengukuran nilai variabel proses di atas dapat digunakan sebuah penganalisis analyzer.
SET POINT ELEMEN
PENGENDALI ELEMEN
PENGUKURAN ELEMEN
PRIMER
Gambar 6.2 Sebuah loop Pengendalian
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam proses terdapat variabel proses yang diantisipasi oleh elemen primer sebagai nilai perubahan proses misalnya
naik turunnya level suatu tangki, tinggi rendahnya temperatur, cepat lambatnya aliran fluida, dan tinggi rendahnya tekanan dalam suatu tangki. Variabel proses ini bersifat
relatif atau dalam kondisi berubah-ubah. Sensor diterjemahkan sebagai harga pengukuran. Untuk lebih jelasnya, gambar di bawah ini merupakan suatu contoh
aktual dari suatu proses yang terkendali.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari Considine,1985 :
a. Elemen Primer Primary Element
Elemen Primer berfungsi untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas suatu variabel proses dan menerjemahkan nilai itu dalam bentuk sinyal dengan
menggunakan transducer sebagai sensor. Ada banyak sensor yang digunakan tergantung variabel proses yang ada.
− Sensor untuk temperatur, yaitu bimetal, thermocouple, termal mekanik, dll. − Sensor untuk tekanan, yaitu diafragma, cincin keseimbangan, dll.
− Sensor untuk level, yaitu pelampung, elemen radioaktif, perbedaan tekanan, dll. − Sensor untuk aliran atau flow, yaitu orifice meter, nozzle dll.
PROSES ELEMEN
PENGENDALI AKHIR
GANGGUAN
Universitas Sumatera Utara
b. Elemen Pengukuran Measuring Element
Elemen Pengukuran berfungsi mengonversikan segala perubahan nilai yang dihasilkan elemen primer yang berupa sinyal ke dalam sebuah harga pengukuran
yang dikirimkan transmitter ke elemen pengendali. − Tipe Konvensional
Tipe ini menggunakan prinsip perbedaan kapasitansi. − Tipe Smart
Tipe smart menggunakan microprocessor elektronic sebagai pemroses sinyal.
c. Elemen Pengendali Controlling Element
Elemen pengendali berfungsi menerima sinyal dari elemen pengukur yang kemudian dibandingkan dengan set point di dalam pengendali controller. Hasilnya
berupa sinyal koreksi yang akan dikirim ke elemen pengendali menggunakan processor computer, microprocessor sebagai pemroses sinyal pengendalian. Jenis
elemen pengendali yang digunakan tergantung pada variabel prosesnya. Untuk variabel proses yang lain misalnya :
a. Temperatur menggunakan Temperature Controller TC
b. Tekanan menggunakan Pressure Controller PC
c. Aliranflow menggunakan Flow Controller FC
d. Level menggunakan Level Controller LC
e. pH menggunakan pH Controller pHC
d. Elemen Pengendali Akhir
Elemen pengendali akhir berperan mengonversikan sinyal yang diterimanya menjadi sebuah tindakan korektif terhadap proses. Umumnya industri menggunakan
control valve dan pompa sebagai elemen pengendali akhir. 1.
Control valve Control valve mempunyai tiga elemen penyusun, yaitu:
− Positioner yang berfungsi untuk mengatur posisi actuator. − Actuator Valve berfungsi mengaktualisasikan sinyal pengendali valve.
Ada dua jenis actuator valve berdasarkan prinsip kerjanya yaitu : a.
Actuator springper.
Universitas Sumatera Utara
Actuator ini menggunakan springper sebagai penggerak piston actuator.
b. Actuator aksi ganda double acting
Untuk menggerakkan
piston, actuator ini menggunakan tekanan udara
yang dimasukkan ke rumah actuator. − Valve, merupakan elemen pengendali proses. Ada banyak tipe valve
berdasarkan bentuknya seperti butterfly valve, valve bola, dan valve segmen.
2. Pompa Listrik
Elemen pompa terdiri dari dua bagian, yaitu : − Actuator Pompa.
Sebagai actuator pompa adalah motor listrik. Motor listrik mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Prinsip kerjanya berdasarkan
induksi elektromagnetik yang menggerakkan motor. − Pompa listrik berfungsi memindahkanmenggerakkan fluida baik itu zat
cair, gas dan padat. Secara garis besar, fungsi instrumentasi adalah sebagai berikut :
1. Penunjuk indicator
2. Pencatat recorder
3. Pengontrol regulator
4. Pemberi tanda bahaya alarm
Adapun instrumentasi yang digunakan di pabrik pembuatan asam benzoat dari toluena dan oksigen ini mencakup :
1. Temperatur Controller TC
Adalah alatinstrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkandikeluarkan dari dalam suatu proses yang sedang bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip kerja : Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur
suhu sistem pada set point. 2.
Pressure Controller PC Adalah alatinstrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uapgas
yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi. Prinsip kerja :
Pressure control PC akibat tekanan uap keluar akan membukamenutup diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk
mengukur dan mendeteksi tekanan pada set point. 3.
Flow Controller FC Adalah alatinstrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line. Prinsip kerja :
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaantutupan
valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point.
4. Level Controller LC
Adalah alatinstrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian level cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan
cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja : Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui valve
ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan pada set point.
Universitas Sumatera Utara
Alat sensor yang digunakan umumnya pelampung atau transduser diafragma untuk mendeteksi dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam alat dimana
cairan bekerja. Proses pengendalian pada pabrik ini menggunakan feedback control
configuration karena selain biayanya relatif lebih murah, pengaturan sistem pengendaliannya menjadi lebih sederhana. Konfigurasi ini mengukur secara langsung
variabel yang ingin dikendalikan untuk mengatur harga variabel yang dimanipulasi. Tujuan pengendalian ini adalah untuk mempertahankan variabel yang dikendalikan
pada level yang diinginkan set point. Sinyal output yang dihasilkan oleh pengendali oleh pengendali feedback ini
berupa pneumatic signal yaitu dengan menggunakan udara tekan. Tipe pengendali feedback yang digunakan pada perancangan ini, yaitu :
1. Jenis – P Proportional, digunakan untuk mengendalikan tekanan gas.
2. Jenis – PI Proportional Integral, digunakan untuk mengendalikan laju alir
flow, ketinggian level cairan, dan tekanan zat cair. 3.
Jenis – PID Proportional Integral Derivative, digunakan untuk mengendalikan temperatur.
6.1.3 Variabel-variabel Proses dalam Sistem Pengendalian 1. Tekanan
Peralatan untuk mengukur tekanan fluida adalah kombinasi silikon oil dalam membranplat tipis dengan pengukur kuat arus listrik. Prinsipnya adalah perubahan
kuat arus listrik akibat perubahan tekanan. Instrumen ini digunakan antara lain untuk mengukur tekanan pada reaktor, dan tekanan keluaran compressor.
2. Temperatur
Peralatan untuk mengukur temperatur adalah thermocouple. Instrumen ini digunakan antara lain dalam pengukuran temperatur dalam reaktor, heat
exchanger,dan crystallizer .
3. Laju Alir
Peralatan yang digunakan untuk mengukur laju alir fluida adalah venturimeter. Instrumen ini digunakan antara lain dalam pengukuran laju alir zat masukan
reaktor.
Universitas Sumatera Utara
4. Perbandingan Laju Alir
Peralatan yang digunakan adalah sambungan mekanik mechanical linkage yang dapat disesuaikan adjustable, pneumatik, atau elektronik. Hasil pengukuran laju
alir aliran yang satu menentukan set point laju alir aliran lainnya. Instrumen ini digunakan pada pengukuran laju alir umpan reaktor
5. Permukaan Cairan
Peralatan untuk mengukur level permukaan cairan adalah pelampung dan lengan gaya. Prinsipnya adalah perubahan gaya apung yang dialami pelampung akibat
perubahan level cairan. Pelampung yang mengapung pada permukaan cairan selalu mengikuti tinggi permukaan cairan sehingga gaya apung pelampung dapat
diteruskan ke lengan gaya, sehingga dapat diketahui tinggi cairan. Penggunaannya adalah untuk mengukur level permukaan fluida seperti pada mixer, dan tangki.
6.1.4 Syarat Perancangan Pengendalian
Beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam perancangan pabrik antara lain :
1. Tidak boleh terjadi konflik antar unit, di mana terdapat dua pengendali pada
satu aliran. 2.
Penggunaan supervisory computer control untuk mengkoordinasikan tiap unit pengendali.
3. Control valve yang digunakan sebagai elemen pengendali akhir memiliki
opening position 70 . 4.
Dilakukan pemasangan check valve pada mixer dan pompa dengan tujuan untuk menghindari fluida kembali ke aliran sebelumnya. Check valve yang
dipasangkan pada pipa tidak boleh lebih dari satu dalam one dependent line. Pemasangan check valve diletakkan setelah pompa.
5. Seluruh pompa yang digunakan dalam proses diletakkan di permukaan tanah
dengan pertimbangan syarat safety dari kebocoran. 6.
Pada perpipaan yang dekat dengan alat utama dipasang flange dengan tujuan untuk mempermudah pada saat maintenance.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Benzoat dari Toluena dan oksigen dengan proses oksidasi
No Nama alat
Jenis instrumen
Kegunaan
1 Tangki Penyimpanan
LI Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki
2 Tangki gas
PI Menunjukkan tekanan dalam tangki
TC Mengontrol temperatur dalam tangki
3 Reaktor
PC Mengontrol tekanan dalam reaktor
TC Mengontrol temperatur dalam reaktor
TI Menunjukkan temperatur dalam reaktor
4 Flash Drum
PC Mengontrol tekanan
dalam flash drum
PI Menunjukkan tekanan cairan dalam flash drum
TC Mengontrol temperatur
dalam flash drum
5 Pompa FC
Mengontrol laju
alir gas dalam pipa 6
Kondensor TC
Mengontrol temperatur dalam kondensor PI
Menunjukkan tekanan dalam kondensor 7
Heater, Reboiler, TC Mengontrol
temperatur dalam
heater PI
Menunjukkan tekanan dalam heater 8
Vaporizer TC Mengontrol
temperatur dalam
vaporizer PI
Menunjukkan tekanan dalam vaporizer 9
Akumulator LC Mengontrol
tinggi cairan dalam Akumulator 10 Kolom Destilasi
TC Mengontrol temperatur dalam kolom destilasi
PI Menunjukkan tekanan dalam kolom destilasi
PC Mengontrol tekanan
dalam kolom destilasi 11 Kompresor
PC Mengontrol tekanan dalam pipa
FC Mengontrol laju alir dalam pipa
12 Cooler TC
Mengontrol tekanan dalam pipa PI
Menunjukkan tekanan dalam cooler 13 Crystallizer
TC Mengontrol temperatur
dalam crystallizer
14 Drum Drier TC
Mengontrol temperatur dalam Drum Drier 15 Mixer
TI Menunjukkan temperatur dalam Mixer
LC Mengontrol tinggi cairan dalam Mixer
Universitas Sumatera Utara
1. Tangki cairan
Gambar 6.3 Instrumentasi Tangki Cairan Instrumentasi pada tangki cairan mencakup level indicator LI yang
berfungsi untuk menunjukkan tinggi cairan didalam tangki.
2. Tangki gas
Gambar 6.4 Instrumentasi Tangki Gas Instrumentasi pada tangki gas mencakup pressure indicator PI yang
berfungsi untuk menunjukkan tekanan didalam tangki dan temperature controller TC yang berfungsi untuk mengontrol temperatur dalam tangki gas.
3. Reaktor
TI PI
FC FC
Gambar 6.5 Instrumentasi Reaktor
Instrumentasi pada reaktor mencakup pressure indicator PI yang berfungsi untuk menunjukkan tekanan di dalam reaktor, temperature indicator TI yang
Universitas Sumatera Utara
berfungsi untuk menunjukkan temperatur di dalam reaktor dan flow control FC yang berfungsi untuk mengontrol laju alir dalam reaktor.
4. Kolom distilasi
Gambar 6.6 Instrumentasi Kolom Distilasi Instrumentasi pada kolom distilasi mencakup temperature indicator TI dan
pressure controller PC. Temperature indicator TI berfungsi untuk menunjukkan temperatur dalam kolom distilasi dimana pengontrolan temperaturnya dilakukan
pada reboiler dan kondensor. Pressure controller PC berfungsi untuk mengontrol tekanan dalam kolom distilasi dengan mengatur bukaan katup uap keluar dari kolom
distilasi.
5. Vaporizer
TC
Gambar 6.7 Instrumentasi pada Vaporizer
Instrumentasi pada vaporizer mencakup temperature controller TC yang berfungsi untuk mengatur temperatur bahan keluaran vaporizer dengan mengatur
bukaan katup steam masuk.
Universitas Sumatera Utara
6. Heater, Kondensor, Reboiler, dan Cooler
Gambar 6.8 Instrumentasi Heat Exchanger Instrumentasi pada heater, kondenser, reboiler, dan cooler mencakup
temperature controller TC yang berfungsi untuk mengatur temperatur bahan keluaran heater, kondenser, reboiler, dan cooler dengan mengatur bukaan katup
steam atau air pendingin masuk.
7. Pompa
Gambar 6.9 Instrumentasi Pompa Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran flow rate. Untuk
mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow control FC. Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali
control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup.
8. Kompresor
Gambar 6.10 Instrumentasi Kompresor Instrumentasi pada kompresor mencakup flow controller FC dan
temperature controller TC. Flow controller FC berfungsi untuk mengatur laju alir
Universitas Sumatera Utara
bahan dalam pipa dengan mengatur bukaan katup aliran bahan. Temperature controller TC berfungsi untuk mengatur suhu bahan dalam pipa dengan mengatur
bukaan katup aliran bahan.
9. Flash Drum
Gambar 6.11 Instrumentasi flash drum Instrumentasi pada flash drum mencakup temperature controller TC yang
berfungsi untuk mengatur temperatur operasi pada flash drum dan pressure controller PC yang berfungsi untuk mengatur tekanan operasi pada flash drum serta pressure
indicator PI yang menunjukkan tekanan operasi pada flash drum.
10. Tangki akumulator
Gambar 6.12 Instrumentasi Tangki Akumulator Instrumentasi pada tangki akumulator mencakup Level Controller LC untuk
mengatur ketinggian level fluida yang berada dalam tangki akumulator.
Universitas Sumatera Utara
11. Crystallizer dan Drier
Gambar 6.13 Instrumentasi Crystallizer dan drier Instrumentasi pada Crystallizer dan drier mencakup temperature controller
TC yang berfungsi untuk mengatur temperatur bahan keluaran dengan mengatur bukaan katup steam atau air pendingin masuk.
12. Mixer
Gambar 6.14 Instrumentasi Mixer Instrumentasi pada mixer mencakup Level Controller LC untuk mengatur
ketinggian level fluida yang berada dalam tangki akumulator dan Temperature Indicator TI yang berfungsi untuk menunjukkan temperatur di dalam mixer.
6.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan, cacat ataupun kematian. Aktivitas masyarakat umumnya berhubungan dengan resiko
yang dapat mengakibatkan kerugian pada badan atau usaha. Karena itu usaha-usaha keselamatan merupakan tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh seluruh
karyawan. Keselamatan kerja dan keamanan pabrik merupakan faktor yang perlu diperhatikan secara serius. Dalam hubungan ini bahaya yang dapat timbul dari mesin,
bahan baku dan produk, sifat zat, serta keadaan tempat kerja harus mendapat perhatian yang serius sehingga dapat dikendalikan dengan baik untuk menjamin
kesehatan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Statistik menunjukkan bahwa angka kecelakan rata-rata dalam pabrik kimia relatif tidak begitu tinggi. Tetapi situasi beresiko memiliki bentuk khusus, misalnya
reaksi kimia yang berlangsung tanpa terlihat dan hanya dapat diamati dan dikendalikan berdasarkan akibat yang akan ditimbulkannya. Kesalahan-kesalahan
dalam hal ini dapat mengakibatkan kejadian yang fatal. Bernasconi, 1995 Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja,
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada tanggal No 1 tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat
keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan
suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban
para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai
berikut: - Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin.
- Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. - Jarak antar mesin dan peralatan lain cukup luas.
- Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin. - Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran.
- Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. - Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
Pada pra rancangan pabrik pembuatan asam benzoat dari toluena dan oksigen, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan
dengan cara : 1.
Pencegahan terhadap kebakaran -
Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti power station, laboratorium dan ruang proses.
- Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire
station. -
Fire hydrant ditempatkan di daerah storage, proses, dan perkantoran.
Universitas Sumatera Utara
- Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api
yang relatif kecil. -
Gas detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran
gas. -
Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi kebakaran melalui asapnya.
2. Memakai peralatan perlindungan diri
Di dalam pabrik disediakan peralatan perlindungan diri, seperti : -
Pakaian kerja Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan
asbes. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan keadaan badan atas terbuka.
- Sepatu pengaman
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya
terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.
- Topi pengaman
Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila
bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor.
- Sarung tangan
Dalam menangani beberapa bahan kimia, maka para operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. -
Masker Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang
berbahaya ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup. 3.
Pencegahan terhadap bahaya mekanis
Universitas Sumatera Utara
- Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat
kegiatan kerja karyawan. -
Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat. -
Peralatan yang berbahaya seperti ketel uap bertekanan tinggi dan tangki gas bertekanan tinggi, harus diberi pagar pengaman.
4. Pencegahan terhadap bahaya listrik
- Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian
sekering atau pemutus hubungan arus listrik secara otomatis lainnya. -
Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah.
- Memasang papan tanda bahaya yang jelas pada daerah sumber tegangan
tinggi. -
Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang beroperasi pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.
- Setiap peralatan atau bangunan yang menjulang tinggi harus dilengkapi
dengan penangkal petir yang dibumikan.
5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan
- Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan
dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan. -
Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke atasan.
- Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perbuatan yang dapat
menimbulkan bahaya. -
Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi.
6. Penyediaan poliklinik di lokasi pabrik
Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba, misalnya menghirup gas beracun, patah tulang, luka terbakar
pingsansyok dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik. • Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam
kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi, yaitu :
- Instalasi pemadam dengan air Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan berpijar seperti kayu, arang,
kertas, dan bahan berserat. Air ini dapat disemprotkan dalam bentuk kabut. Sebagai sumber air, biasanya digunakan air tanah yang dialirkan melalui
pipa-pipa yang dipasang pada instalasi-instalasi tertentu di sekitar areal pabrik. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan
instalasi listrik tersendiri, sehingga tidak terganggu apabila listrik pada pabrik dimatikan ketika kebakaran terjadi.
- Instalasi pemadam dengan CO
2
CO
2
yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung gas yang bertekanan yang disambung secara seri menuju nozel-nozel. Instalasi
ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti pada tempat
tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik.
Keselamatan kerja yang tinggi dapat dicapai dengan penambahan nilai-nilai disiplin bagi para karyawan, yaitu :
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.
2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan
yang ada. 4.
Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan.
5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya. 6.
Setiap kontrol secara priodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB VII UTILITAS
Utilitas dalam suatu pabrik adalah sarana penunjang utama di dalam kelancaran proses produksi. Agar proses produksi tersebut dapat terus
berkesinambungan, haruslah didukung oleh sarana dan prasarana utilitas yang baik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada “Pra–rancangan Pabrik Pembuatan Asam
Benzoat dari Toluena dan Oksigen menggunakan Mangan Asetat sebagai katalis” ini meliputi :
1. Kebutuhan steam uap
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia
4. Kebutuhan bahan bakar
5. Kebutuhan listrik
6. Sarana pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Steam uap
Pada pengoperasian pabrik dibutuhkan uap sebagai media pemanas. Adapun kebutuhan steam uap pada “Pra–rancangan Pabrik Pembuatan Asam Benzoat dari
Toluena dan Oksigen menggunakan Mangan Asetat sebagai katalis” ini adalah : Tabel 7.1 Kebutuhan Uap
Nama Alat Jumlah Uap kgjam
Heater E-101 412,333
Heater E-102 29,577
Heater E-103 131,213
Heater E-106 281,081
Reboiler I RB-201 24,400
Reboiler II RB-202 2,734
Heater E-205 63,576
Drum Drier DE-201 50,711
Vaporizer E-110 446,674
Total 1442,296
Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan temperatur 200
o
C dan
tekanan 15,33 atm. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 1442,296 kgjam.
Universitas Sumatera Utara