Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC Total Penjualan Total Sales Bonus Perusahaan Perkiraan RugiLaba Usaha Analisa Aspek Ekonomi

- Pinjaman dari bank sebanyak 40 dari modal investai total Dari Lampiran E diperoleh pinjaman bank = Rp 296.065.356.041,-

10.2 Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC

Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi:

10.2.1 Biaya Tetap BT Fixed Cost FC

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi: - Gaji tetap karyawan - Depresiasi dan amortisasi - Pajak bumi dan bangunan - Bunga pinjaman bank - Biaya tetap perawatan - Biaya tambahan industri - Biaya administrasi umum - Biaya pemasaran dan distribusi - Biaya Laboratorium, Penelitian dan Pengembangan - Hak paten dan royalti - Biaya asuransi Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap, BT sebesar = Rp 165.188.618.845,-

10.2.2 Biaya Variabel BV Variable Cost VC

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel meliputi: - Biaya bahan baku proses dan utilitas - Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan lingkungan, pemasaran dan distribusi. - Biaya variabel lainnya Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel, BV sebesar = Rp 2.483.640.457.993,- Maka, biaya produksi total = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 165.188.618.845,- + Rp 2.483.640.457.993,- = Rp 2.648.829.076.838,-

10.3 Total Penjualan Total Sales

Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk Asam Benzoat, by-product Benzaldehide dan Benzil Alkohol yaitu sebesar Rp. 3.120.796.416.222,-

10.4 Bonus Perusahaan

Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan asam benzoat, maka perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar Rp 2.359.836.697,-

10.5 Perkiraan RugiLaba Usaha

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1. Laba sebelum pajak = Rp 469.607.502.687,- 2. Pajak penghasilan = Rp 140.864.750.806,- 3. Laba setelah pajak = Rp 328.742.751.881,-

10.6 Analisa Aspek Ekonomi

10.6.1 Profit Margin PM

Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. PM = penjualan total pajak sebelum Laba × 100 PM = Rp 469.607.502.687,- x 100 Rp 3.120.796.416.222,- = 15,05 Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 15,05 maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan. Universitas Sumatera Utara

10.6.2 Break Even Point BEP

Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi. BEP = Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya − × 100 BEP = Rp 165.188.618.845,- x 100 Rp 3.120.796.416.222,- - Rp 2.483.640.457.993,- = 40,29 Kapasitas produksi pada titik BEP = 2.417,40 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = Rp 1.257.368.876.096,- Dari perhitungan diperoleh BEP = 40,29, maka pra rancangan pabrik ini layak untuk didirikan.

10.6.3 Return on Investment ROI

Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih. ROI = investasi modal Total pajak setelah Laba × 100 ROI = Rp 328.742.751.881,- x 100 Rp 740.163.390.102,- = 44,41 Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah: • ROI ≤ 15 resiko pengembalian modal rendah • 15 ≤ ROI ≤ 45 resiko pengembalian modal rata-rata • ROI ≥ 45 resiko pengembalian modal tinggi Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 44,41, sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata. Universitas Sumatera Utara X-7

10.6.4 Pay Out Time POT

Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun. POT = 1 x 1 tahun 0,4441 POT = 2,25 tahun Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 2,25 tahun operasi.

10.6.5 Return on Network RON

Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri. RON = sendiri Modal pajak setelah Laba × 100 RON = Rp 132.742.751.881,- x 100 Rp 469.512.925.569,- RON = 29,31

10.6.6 Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 56,43 , sehingga pabrik akan menguntungkan karena, IRR yang diperoleh lebih besar dari bunga pinjaman bank saat ini, sebesar 13,5 Bank Mandiri, 2011. Universitas Sumatera Utara

BAB XI KESIMPULAN