Biaya Tetap Fixed Cost = FC

Modal ini berasal dari: - Modal sendiri = 60 dari total modal investasi = 0,6 × Rp 740.163.390.102,- = Rp 444.098.034.061,- - Pinjaman dari Bank = 40 dari total modal investasi = 0,4 × Rp 740.163.390.102,- = Rp 296.065.356.041,-

3. Biaya Produksi Total

3.1 Biaya Tetap Fixed Cost = FC

3.1.1 Gaji Tetap Karyawan

Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 2 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan, sehingga P Gaji total = 12 + 2 × Rp 606.577.746,- = Rp 8.492.088.439,-

3.1.2 Bunga Pinjaman Bank

Bunga pinjaman bank adalah 13,5 dari total pinjaman Bank Mandiri, 2011. Bunga bank Q = 0,135 × Rp 296.065.356.041,- = Rp 39.968.823.066,-

3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi

Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan Rusdji,2004. Pada perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight line method. Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel LE.9 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Kelompok Harta Berwujud Masa tahun Tarif Beberapa Jenis Harta I. Bukan Bangunan 1.Kelompok 1 2. Kelompok 2 3. Kelompok 3 4 8 16 25 12,5 6,25 Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat tools industri. Mobil, truk kerja Mesin industri kimia, mesin industri mesin II. Bangunan Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang Sumber : Waluyo, 2000 dan Rusdji,2004 Depresiasi dihitung berdasarkan tarif penyusutan untuk setiap kelompok harta berwujud sesuai dengan umur peralatan. D x P = dimana: D = Depresiasi per tahun P = Harga peralatan = Tarif penyusutan Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000 Komponen Biaya Rp Umur tahun Depresiasi Rp Bangunan 29.187.500.000 20 1.459.375.000 Peralatan proses dan utilitas 72.265.774.027 17 4.516.610.877 Instrumentrasi dan pengendalian proses 13.517.339.027 5 1.689.667.378 Perpipaan 31.193.859.292 5 3.899.232.412 Instalasi listrik 10.397.953.097 5 1.299.744.137 Insulasi 10.397.953.097 5 1.299.744.137 Inventaris kantor 1.559.692.965 4 389.923.241 Perlengkapan keamanan dan kebakaran 1.039.795.310 5 129.974.414 Sarana transportasi 23.571.700.000 10 2.946.462.500 TOTAL 17.630.734.096 Semua modal investasi tetap langsung MITL kecuali tanah mengalami penyusutan yang disebut depresiasi, sedangkan modal investasi tetap tidak langsung MITTL juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi. Universitas Sumatera Utara Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan menerapkan taat azas UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000. Para Wajib Pajak menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa manfaat kelompok masa 4 empat tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak berwujud yang dimaksud Rusdji, 2004. Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 25 dari MITTL. sehingga : Biaya amortisasi = 0,25 × Rp 50.430.072.523,- = Rp 12.607.518.131,- Total biaya depresiasi dan amortisasi R = Rp 17.630.734.096 + Rp 12.607.518.131,- = Rp 30.238.252.227,-

3.1.4 Biaya Tetap Perawatan

1. Perawatan mesin dan alat-alat proses Perawatan mesin dan peralatan dalam industri proses berkisar 2 sampai 20, diambil 10 dari harga peralatan terpasang di pabrik Timmerhaus et al,2004. Biaya perawatan mesin = 0,1 × Rp 72.265.774.027,- = Rp 7.226.577.403,- 2. Perawatan bangunan Diperkirakan 10 dari harga bangunan Timmerhaus et al, 2004. Perawatan bangunan = 0,1 × Rp 29.187.500.000,- = Rp 2.918.750.000,- 3. Perawatan kendaraan Diperkirakan 10 dari harga kendaraan Timmerhaus et al, 2004. Perawatan kendaraan = 0,1 × Rp 23.571.700.000,- = Rp 2.357.170.000,- 4. Perawatan instrumentasi dan alat kontrol Diperkirakan 10 dari harga instrumentasi dan alat control. Timmerhaus et al, 2004. Universitas Sumatera Utara Perawatan instrumen = 0,1 × Rp. 13.517.339.027,- = Rp 1.351.733.903,- 5. Perawatan perpipaan Diperkirakan 10 dari harga perpipaan Timmerhaus et al, 2004. Perawatan perpipaan = 0,1 × Rp. 31.193.859.292,- = Rp 3.119.385.929,- 6. Perawatan instalasi listrik Diperkirakan 10 dari harga instalasi listrik Timmerhaus et al, 2004. Perawatan listrik = 0.1 × Rp 10.397.953.097,- = Rp 1.039.795.310,- 7. Perawatan insulasi Diperkirakan 10 dari harga insulasi Timmerhaus et al, 2004. Perawatan insulasi = 0.1 × Rp 10.397.953.097,- = Rp 1.039.795.310,- 8. Perawatan inventaris kantor Diperkirakan 10 dari harga inventaris kantor Timmerhaus et al, 2004. Perawatan inventaris kantor = 0,1 × Rp 1.559.692.965,- = Rp 155.969.296,- 9. Perawatan perlengkapan kebakaran Diperkirakan 10 dari harga perlengkapan kebakaran Timmerhaus et al, 2004. Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,1 × Rp 1.039.795.310,- = Rp 103.979.531,- Total biaya perawatan S = Rp 19.313.156.682,-

3.1.5 Biaya Tambahan Industri Plant Overhead Cost

Biaya tambahan industri ini diperkirakan 20 dari modal investasi tetap. Plant Overhead Cost T = 0,2 x Rp 271.951.539.339,- = Rp 54.390.307.868,-

3.1.6 Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum selama 1 tahun U = Rp. 1.455.786.590,- Universitas Sumatera Utara

3.1.7 Biaya Pemasaran dan Distribusi

Biaya pemasaran selama 1 tahun = Rp 1.455.786.590,- Biaya distribusi diperkirakan 50 dari biaya pemasaran, sehingga : Biaya distribusi = 0,5 x Rp 1.455.786.590 = Rp 727.893.295,- Biaya pemasaran dan distribusi V = Rp 2.183.679.884,-

3.1.8 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan

Diperkirakan 5 dari biaya tambahan industri Timmerhaus et al, 2004. Biaya laboratorium W = 0,05 x Rp 54.390.307.868,- = Rp 2.719.515.393,-

3.1.9 Hak Paten dan Royalti

Diperkirakan 1 dari modal investasi tetap Timmerhaus et al, 2004. Biaya hak paten dan royalti X = 0,01 x Rp 271.951.539.339,- = Rp 2.719.515.393,-

3.1.10 Biaya Asuransi

1. Biaya asuransi pabrik. Biaya asuransi pabrik adalah 3,1 permil dari modal investasi tetap langsung. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI, 2009. = 0,0031 × Rp 271.951.539.339,- = Rp 686.716.547,- 2. Biaya asuransi karyawan. Biaya asuransi karyawan adalah 4,24 dari gaji PT. Jamsostek, 2007. Maka biaya asuransi karyawan = 0,0424 x Rp 7.278.932.948,- = Rp 308.626.757,- Total biaya asuransi Y = Rp 995.343.304,- Universitas Sumatera Utara

3.1.11 Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan PBB mengacu kepada Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000 Jo UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai berikut: ƒ Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atas bangunan Pasal 2 ayat 1 UU No.2000. ƒ Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak Pasal 6 ayat 1 UU No.2000. ƒ Tarif pajak ditetapkan sebesar 5 Pasal 5 UU No.2197. ƒ Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. 30.000.000,- Pasal 7 ayat 1 UU No.2197. ƒ Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikkan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Objek Kena Pajak Pasal 8 ayat 2 UU No.2197. Maka berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PBB ditetapkan sebagai berikut : Wajib Pajak Pabrik Pembuatan Asam Benzoat Nilai Perolehan Objek Pajak • Tanah Rp 27.038.000.000,- • Bangunan Rp 27.175.000.000,- Total NJOP Rp 54.213.000.000,- Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp. 30.000.000,- Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 54.243.000.000,- Pajak yang Terutang 5 x NPOPKP Z Rp 2.712.150.000,- Total Biaya Tetap = P + Q + R + S + T + U +V + W + X + Y +Z = Rp 165.188.618.845,- Universitas Sumatera Utara

3.2 Biaya Variabel