11
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi.
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar
pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu dihadapkan pada pengalamanpemikiran yang bersifat
profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
Kesepuluh faktor carative di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan
profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor carative ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum
memahami orang lain Nurachmah, 2006.
2.4 Konsep Implementasi Perilaku Caring Perawat
Implementasi perilaku caring perawat digambarkan dalam sepuluh perilaku caring perawat yang terdiri dari :
1. Mendengar dengan perhatian
2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata jujur
4. Memiliki kesabaran
12
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitifitas
9. Menunjukkan rasa hormat pada klien
10. Memanggil klien dengan namanya
Bidang Keperawatan RSUP Sanglah Denpasar, 2011
2.5 Pengertian Kepuasan Pasien
Kepuasan merupakan persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapan dari konsumenpasien. Karena itu, pasien tidak akan puas
apabila mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi. Sebaliknya, rasa puas akan diperoleh jika persepsi pasien sama atau lebih dari yang diharapkan
Irawan, 2009. Pohan 2007 menyatakan kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan
pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.
Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan terbentuk adalah The Expectancy Disconfirmation Model. Teori ini
mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen atau pasien, merupakan dampak dari perbandingan antara harapan pasien sebelum pembelian
dengan yang sesungguhnya diperoleh pasien dari produk atau jasa yang dibeli
13
tersebut. Produk atau jasa yang dibeli akan berfungsi sebagai berikut Sumarwan, 2004:
1. Produk atau jasa berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, hal ini disebut
diskonfirmasi positif positive disconfirmation. Jika ini terjadi maka konsumen akan merasa puas.
2. Produk atau jasa berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut
sebagai konfirmasi sederhana simple confirmation. Produk atau jasa tersebut tidak memberikan rasa puas, dan produk tersebut pun tidak mengecewakan
konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral. 3.
Produk atau jasa berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negative negative disconfirmation. Produk
yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen merasa tidak puas.
2.6 Prinsip-prinsip Kepuasan Pasien