kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan atas hipotesis, diketahui bahwa nilai F adalah 32,179 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu transaksi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan manajemen laba
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
a. Pengaruh Transaksi Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
terhadap Kinerja Keuangan
Hasil pengujian transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai
t
hitung
0,069 dari nilai t
tabel
sebesar 1,67591 dengan tingkat signifikan 0,945 lebih besar dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa variabel transaksi pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liavani Kuan,et al 2010 menunjukkan bahwa transaksi pihak yang mempunyai
hubungan istimewa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan.
b. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil penelitian manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai t
hitung
-8,022 dari nilai t
tabel
sebesar
Universita Sumatera Utara
1,67591 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel manajemen laba secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Sriwedri, 2009 menunjukkan bahwa secara parsial pengaruh manajemen laba
berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaaan. Hasil penelitian juga dilakukan Dian and vidi, 2010 juga menghasilkan bahwa Ukuran perusahaan
memiliki dampak yang signifikan pada pendapatan pengelolaan. Hasil penelitian juga dilakukan oleh Ujiyanto dan Bambang, 2007 mengemukakan bahwa
manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan peerusahaan.
c. Pengaruh Good Coorporate Governance Dewan Komisaris Independen
dan Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Setelah dilakukan pengujian hipotesis pertama, maka dilakukan pengujian kembali menggunakan variabel pemoderasi yaitu good corporate
governance Z. Pengujian hipotesis kedua yang menggukan uji residual
menghasilkan nilai variabel GCG Z signifikan karena 0,000 0,05, tetapi nilai koefisien parameternya positif sebesar 0,655 dan berpengaruh signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel good corporate governance dewan komisaris independen dan komite audit sangat signifikan merupakan variabel
pemoderasi tetapi tidak sepenuhnya mampu memoderasi hubungan antara transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan manajemen laba dengan
kinerja keuangan.
Universita Sumatera Utara
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Ujianto dan Bambang, 2007 menunjukkan GCG tidak berpengaruh sebagai variabel moderating
terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan Penelitian juga dilakukan oleh Vinola Herawaty, 2008 menunjukkan tidak sepenuhnya praktek GCG dapat
memperlemah hubungan justru secara signifikan memperkuat hubungan tersebut walaupun tidak signifikan.
Struktur GCG dalam perusahaan bisa jadi dapat menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan. Dengan digunakan penerapan sistem Good Corporate
Governance , diharapkan kinerja perusahaan akan meningkat dan prediksi
kebangkrutan tidak akan terjadi di tahun- tahun berikut. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajemen dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya
kesamaan kepentingan anata menajemen dan pemengan saham.
Universita Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan