Kerangka Konsep Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep untuk menggambarkan pengaruh good corporate governance, manajemen laba terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia, dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar : 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep menunjukan hubungan antara variable Independen dengan variable dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Y sedangkan variable independen terdiri dari Transaksi Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa X1, dan Manajemen Laba X2, sedangkan variabel moderating dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance terdiri dari: Dewan komisaris dan Komite audit. Hubungan antara variabel independen terhadap dependen dan pemoderasi sebagai variabel penghubung adalah sebagai berikut: Manajemen Laba X2 Kinerja keuangan Y Transaksi Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa X1 Good Corporate GovernanceZ - Dewan Komisaris Independen - Komite Audit Universita Sumatera Utara 1. Transaksi Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, Manajemen Laba, Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan. Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan. Dalam PSAK No. 7 par.4 2009, laporan keuangan harus mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Vafeas 2000 mengatakan bahwa selain kepemilikan manajerial, peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba earnings management dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Klein 2002 memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit independen melaporkan laba dengan kandungan akrual diskresioner yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite audit independen. Kandungan discretionary accruals tersebut berkaitan dengan kualitas laba perusahaan. Universita Sumatera Utara Dalam hal ini komite audit dapat mengurangi aktivitas earning management yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah kualitas laba. Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola laba. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Manajemen laba merupakan suatu intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi Wolk et.al 2001. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi kinerja saham. 2. Peranan Moderating Good corporate Governance Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit dalam hubungan antara Transaksi Pihak- pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Karaksteristik Dewan Komisaris secara umum dan khususnya komposisi dewan dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen, dewan komisaris dapat Universita Sumatera Utara memberikan kontrobusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan. Dewan komisaris yang keanggotaan berasal dari luar perusahaan mempunyai kecenderungan mempengaruhi manajemen laba dan kinerja keuangan yang dihasilkan dalam akhir periode. Fama dan Jensen 1983 menyatakan bahwa non-executive director komisaris independendapat bertindak sebagai penegah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada manajemen. Kepemilikan atas saham perusahaan secara mayoritas memang bukan satu-satunya cara agar mereka tidak kehilangan kontrol atas perusahaan. Untuk bisa tetap mengendalikanperusahaan, perusahaan harus bertumbuh dengan baik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik akan semakin jauh dari kemungkinan pengambilalihan oleh saingan mereka. Dengan struktur kepemilikan yang sangat terkonsentrasi pada satu keluarga pendiri karena lemahnya hukum hak milik dan manajer yang merupakan bagian dari keluarga pendiri perusahaan, maka dapat diduga bahwa manajer perusahaan akan berusaha untuk tidak kehilangan kendali atas perusahaan mereka. Tujuan dari Transaksi yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan entitas berisi pengungkapan yang diperlukan untuk dijadikan perhatian terhadap kemungkinan bahwa laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi telah dipengaruhi oleh keberadaan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan oleh transaksi dan saldo outstanding balances , termasuk komitmen dengan pihak-pihak tersebut. Universita Sumatera Utara

3.2 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KADAR KOLESTROL HDL DENGAN KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT

0 3 83

HUBUNGAN KADAR LDL DENGAN KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT

0 4 71

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI) DAN NON-ST Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Penderita St Elevasi Miokard Infark (Stemi) Dan Non-St Elevasi Miokard Infark (Nstemi) Di Rsud Dr. Moewardi.

0 2 18

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI) DAN NON-ST Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Penderita St Elevasi Miokard Infark (Stemi) Dan Non-St Elevasi Miokard Infark (Nstemi) Di Rsud Dr. Moewardi.

0 2 13

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Penderita St Elevasi Miokard Infark (Stemi) Dan Non-St Elevasi Miokard Infark (Nstemi) Di Rsud Dr. Moewardi.

1 5 6

GAMBARAN KADAR TROPONIN T DAN CREATININ KINASE MYOCARDIAL BAND PADA INFARK MIOKARD AKUT.

0 0 8

Asam Urat Dan Troponin-I Sebagai Marker Prognostik Dalam Menilai Kejadian Payah Jantung Akut Studi Penelitian Pada Pasien Infark Miokard Akut.

0 1 2

Perbandingan Validitas Nilai Prediksi Malondialdehyde dan Troponin I Terhadap Kontraktilitas Miokard Pada Pasien Infark Miokard Akut Dengan Elevasi Segmen ST.

2 16 63

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Luas Infark Miokard yang Diukur dengan Menggunakan Metode Skoring QRS Selvester pada Pasien Infark Miokard Akut

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA KADAR HISTAMIN DAN TRYPTASE PLASMA DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT ST ELEVASI PADA PASIEN DENGAN SINDROMA KORONER AKUT

0 0 13