Perancangan Tampilan GUI Matlab Perancangan Alur Program

3.5.4. Decoding Proses decoding bertujuan untuk mengubah kode morse yang direkam melalui webcam sebelumnya. Hasil dari proses decoding ini adalah katateksyang merupakan hasil akhir dari proses pengenalan kode morse. Proses decoding dapat dilihat pada Gambar 3.7, sedangkan untuk proses decoding yang lebih terperinci dapat dilihat pada Gambar 3.13. Gambar 3.7. Blok diagram proses decoding 3.5.5. Kata teks Kata teks merupakan hasil terakhir pada proses pengenal kode morse. Pada tahap ini hasil dari proses decoding kode morse akan ditentukan berdasarkan look up table lampiran 1.

3.6. Perancangan Tampilan GUI Matlab

Tampilan utama untuk program pengenal kode morse dibuat dengan menggunakan GUI Matlab. Tampilan utama program pada GUI Matlab yang digunakan dalam penilitian ini ditunjukkan Gambar 3.8. Gambar 3.8. Tampilan utama sistem pengenal kode morse Tampilan utama program dibuat agar user dapat menggunakan sistem ini dengan mudah dan dapat mengerti hasil dari pengenal kode morse. Keterangan tampilan utama sistem pengenal kode morse ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.2. Keterangan tampilan utama sistem Nama Bagian Deskripsi Tombol Terima Tombol ini digunnakan untuk memulai perekaman citra dari webcam Tombol Selesai Tombol ini digunakan untuk mengakhiri program Tombol Reset Tombol ini digunakan mengembalikan ketampilan awal program Plot Camera Untuk menampilkan plot rekaman cahaya kedap-kedip kode morse pada webcam Plot Sinyal Biner Untuk menampilkan plot hasil sinyal kotak dari perekaman citra kode morse Hasil Kode Morse Untuk menampilkan hasil pengenal kode morse

3.7. Perancangan Alur Program

Tahap perancangan program pembangkit dan pengenalan kode morse berbasis citra ini dilakukan secara realtime yang akan dieksekusi pada user yang menjalankan program ini. Saat tampilan utama sudah terlihat, maka proses pembangkit dan pengenalan dapat dilakukan. Ketika program dijalankan maka akan mulai melakukan proses pembangkit cahaya kedap-kedip yang diproses melalui laptop 1. Setelah itu, pengenalan kode morse diproses melalui laptop 2 dengan melakukan proses perekaman dari webcam. Pembangkit kode morse di proses pada laptop 1. Pada saat memasukkan kata teks maka program akan secara otomatis menyesuaikan dengan look up table lampiran 1 sebagai kode karakter kode morse. Setelah mendapatkan huruf pada kata yang telah dimasukkan, maka program akan memproses huruf sesuai dengan kode karakter untuk menampilkan citra berupa cahaya hitam dan putih secara kedap-kedip sesuai dengan kode karakter pada huruf. Citra berupa cahaya hitam dan putih ini berupa matriks 0 dan matriks 1. Citra berupa cahaya putih ini diproses melalui kode karakter tiap huruf sedangkan citra berupa cahaya hitam ini diproses dengan spasi sinyal pada kode karakter tiap huruf, spasi antar huruf, dan spasi antar kata. Tampilan citra berupa cahaya putih dan hitam ini berupa kode biner 1 dan 0. Tampilan citra berupa cahaya putih berisi kode biner 1 dan cahaya hitam sendiri berisi kode biner 0. Proses pembangkit citra berupa cahaya kode morse ini juga berupa pemberian kode karakter kode morse untuk ditampilkan dalam cahaya kedap-kedip. Tahap pemberian kode karakter ini menggunakan look up table lampiran 1. Tahap ini memiliki tujuan untuk tampilan pembangkit kode morse dengan display pada cahaya hitam dan putih agar selanjutnya dapat mengirim untuk proses pengenalan kode morse selanjutnya. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah pengiriman kode morse untuk proses pengenalannya. Karakter yang terdapat pada look up table lampiran 1 ini adalah huruf berupa karakter yang terdiri dari pj sebagai panjang, pd sebagai pendek, ss sebagai spasi sinyal, sh sebagai spasi huruf, dan sk sebagai spasi kata. Adapun ketentuan perimbangan waktu yang dimaksudkan itu adalah “TITIK” atau “PENDEK” adalah 1 detik, “GARIS” atau “PANJANG” adalah 3 detik, antara “ TITIK” dan “GARIS” atau antara karakter morse adalah 1 detik. Antara jeda dengan karakter yang lain atau antara huruf adalah 3 detik. Jeda antara kata pertama dan kata kedua adalah 7 detik. Dalam look up table berupa kode morse pada huruf. Proses ini juga berupa simbol kode morse, dimana pj sebagai panjang berupa cahaya putih, pd sebagai pendek juga berupa cahaya putih, ss sebagai spasi sinyal berupa cahaya hitam, sh sebagai spasi huruf berupa cahaya hitam, dan sk sebagai spasi kata berupa cahaya hitam. Alur program pembangkit kode morse ini dapat dilihat pada gambar 3.9. Gambar 3.9. Diagram alir utama pembangkit kode morse Pengenal kode morse ini diproses pada laptop 2. Alur pembuatan program pengenal kode morse ini melalui beberapa proses yaitu rekaman, preprocessing, dan decoding yang dapat dilihat pada gambar 3.10. Pada tahap perekaman atau pengambilan citra kode morse menggunakan webcam. Setelah proses record citra selesai dilakukan, selanjutnya citra yang didapat akan diproses melalui pemrosesan citra preprocessing, dan citra tersebut akan di decoding. Pada proses decoding ini akan dilakukan pemrosesan kode biner ke kode karakter dengan mendeteksi jumlah nol dan deteksi jumlah satu. Decoding pada tahap pertama akan mendapatkan hasil kode karaktek. Proses selanjutnya akan di decoding tahap Start Pembangkit citra Kode morse Stop Masukan: Kata teks Keluaran: citra berupa cahaya kedap-kedip ke dua dengan kode karakter ke katateks. Setelah hasil dari proses decoding pengenalan kode morse diperoleh, maka proses pengenalan kode morse selesai. Gambar 3.10. Diagram Alir utama pengenal kode morse Setelah proses pembangkit kode morse pada laptop 1, laptop 2 akan melakukan proses perekaman dan pengambilan citra kode morse yang dapat dilihat pada gambar 3.11. Saat menjalankan program maka webcam secara otomatis akan berstatus hidup atau sudah terkoneksi terhubung dengan program. Setelah camera hidup maka citra berupa cahaya kedap-kedip pada laptop 1 direkam untuk proses pengambilan citra. Untuk dapat Start Stop Masukan: Citra berupa cahaya kedap-kedip Keluaran: Kata teks Rekaman Preprocessing Decoding mengambil citra pada laptop 1, User menjalankan proses rekaman. Proses pengambilan kode morse menggunakan webcam dilakukan dengan jarak. Jarak yang digunakan ini akan menghasilkan gambar yang fokus. Fokus yang digunakan pada webcam menggunakan fokus normal artinya pengaturan default yang sudah terpasang pada webcam. Sebelum proses pengambilan kode morse menggunakan webcam, webcam harus dikomunikasikan dan diinisialisasi terlebih dahulu ke dalam program matlab yang dibuat. Proses inisialisasi dan komunikasi tersebut bertujuan untuk mengetahui nama adaptor dalam webcam tersebut. Setelah inisialisasi dilakukan sesuai nama adaptornya yaitu dengan resolusi kamera yang digunakan yaitu 320x240, proses komunikasi dan inisialisasi pada webcam pun selesai. Selanjutnya, dilakukan record untuk merekam. Gambar 3.11. Diagram alir rekaman Start Camera ON Rekaman Stop Masukan: Citra berupa cahaya kedap-kedip Keluaran: File avi Setelah semua tahap dalam melakukan proses pengambilan citra record terlaksana, citra yang didapat pada proses pengambilan gambaran memasuki tahap pemrosesan citra preprocessing. Tahap preprocessing yang dilakukan meliputi proses penentuan koordinat autocropping, ekstrak frame, cropping, RGB ke Gray, histogram proyeksi vertikal, average filtering, downsampling dan thresholding. Penentuan koordinat autocropping merupakan suatu proses penentuan cropping untuk menggambil bagian tertentu untuk dilakukan proses selanjutnya. Ekstrak frame dilakukan agar citra berupa cahaya kedap-kedip yang telah direkam menggunakan webcam menjadi jumlah frame untuk nomor framenya. Frame diambil hanya beberapa dari sejumlah frame yang terdapat pada hasil perekaman cahaya kedap- kedip. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengenalan kode morse lampiran 2. Cropping merupakan suatu proses pemotongan bagian-bagian dari citra yang diperlukan dalam suatu proses pengenalan kode morse, seperti background template. Dari percobaan tersebut didapatkan nilai 10 ×10 piksel yang sesuai untuk dapat dilakukan proses cropping lampiran 2. RGB ke Gray merupakan suatu proses perbaikan citra digital, citra digital yang diambil berupa citra RGB red, green, blue yang kemudian dikonversi kedalam bentuk citra grayscale. Citra digital yang sebelumnya berwarna harus diubah terlebih dahulu dalam format grayscale karena yang difilter adalah intensitas warna dari warna hitam dan putih pada citra digital. Histogram proyeksi vertikal merupakan suatu tahap yang dilakukan untuk suatu citra yang akan diproses dalam rangka penyimpanan dari citra grayscale. Hal ini dilakukan agar dapat menyimpan citra untuk proses selanjutnya untuk kode biner pada pengolahan citra dalam proses ekstrak frame lampiran 2. Average filtering suatu tahap yang dilakukan untuk suatu gambar yang akan diproses untuk meratakan sinyal yang telah diproses dari histogram proyeksi vertikal. Proses tersebut bertujuan untuk memudahkan meratakan sinyal yang masih runcing. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya. Downsampling dilakukan untuk proses histogram proyeksi vertikal yang telah disimpan dari proses RGB ke gray dan telah melalui proses average filtering. Proses downsampling ini bertujuan untuk memproses sinyal kotak yang tertangkap. Proses tersebut bertujuan pula untuk mengurangi sinyal dan tetap mempertahankan periodenya. Downsampling menghasilkan sinyal kotak yang lebih rapat lampiran 2. Thresholding merupakan suatu proses untuk menentukan kode biner 1 dan 0 dari sinyal kotak dengan mengatur nilai amplitudo semua sinyal kotak yang lebih besar dari nilai threshold sebagai latar depan dan lebih kecil dari nilai threshold. Proses thresholding ini bertujuan untuk menghasilkan kode biner yang diinginkan lampiran 2. Diagram alir pemrosesan citra dapat dilihat pada gambar 3.12. Gambar 3.12. Diagram alir pemrosesan citra preprocessing Start Ekstrak frame Cropping RGB ke Gray Masukan: file avi Keluaran: Kode biner Histogram proyeksi vertikal Stop Thresholding Downsampling Average filtering Penentuan koordinat autocropping Setelah selesai melakukan pemrosesan citra preprocessing, langkah selanjutnya adalah proses decoding yang ditujukan untuk mengubah kode biner menjadi keluaran kata teks yang direkam dalam proses preprocessing. Proses decoding bertujuan untuk mengetahui kode biner dan kode karakter pada cahaya kedap-kedip. Secara keseluruhan, proses decoding ini terdiri dari dua tahap. Tahap yang pertama adalah mengubah kode biner menjadi kode karakter. Tahap pertama ini bertujuan untuk mengetahui kode biner yang terdapat pada cahaya kedap-kedip yang kemudian akan diproses menjadi kode karakter, sedangkan tahap yang kedua, program akan memproses kode karakter yang telah dihasilkan dari proses tahap pertama menjadi kata teks. Pada tahap kedua, kode karakter akan diproses terlebi h dahulu dengan menyamakan kode karakter pada laptop 1 dengan menggunakan proses look up table lampiran 1. Hal ini dilakukan untuk menggetahui huruf pada kode karakter. Lalu hasil dari decoding tahap kedua tersebut akan berupa kata teks. Secara lebih rinci, proses decoding dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap decoding yang pertama adalah melakukan proses deteksi jumlah nol dengan tujuan menentukan jumlah nol dari kode biner sebagai spasi berdasar jumlah nol tabel3.4. Tabel 3.3. Look up table deteksi jumlah nol Jumlah nol n Kode n n 1 ss n 1 ≤nn 2 sh n ≥n 2 sk Proses dilanjutkan dengan mendeteksi jumlah satu dengan tujuan menentukan jumlah satu dari kode biner sebagai kode karakter pd dan pj berdasar jumlah satu tabel3.5. Nilai n dan s akan dibahas lebih lanjut di BAB IV. Berikut look up table deteksi jumlah satu. Tabel 3.4.Look up table deteksi jumlah satu Jumlah satu s Kode s s 1 pd s s 1 pj Setelah itu, dilanjutkan dengan pengolahan “data masih” untuk menentukan keluaran kode karakter. Tahap decoding yang kedua adalah melakukan proses deteksi spasi antar huruf. Selanjutnya proses decoding huruf yang bertujuan untuk mendeteksi huruf dengan menggunakan look up table lampiran 1. Setelah itu, proses menyimpan huruf di array dan dilanjutkan dengan pengolahan “data masih” untuk menentukan keluaran kata teks. Alur program decoding dapat di lihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13. Diagram Alir Decoding Gambar 3.13. Lanjutan Diagram alir Decoding 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil uji coba sistem yang telah dirancang dan dibuat. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat bekerja dengan sesuai dengan perancangan. Hasil pengujian berupa data-data yang menunjukkan bahwa sistem yang telah dirancang dapat bekerja dengan baik.

4.1. Pengujian Program dan Tampilan Program Pembangkit dan