Webcam Citra DASAR TEORI

d. Antara jeda dengan karakter yang lain atau antara huruf adalah 3 unit. Misalnya: U S A e. Jeda antara kata pertama dan kata kedua adalah 7 unit. Misalnya: KODE MORSE Kelima ketentuan tersebut di atas merupakan pewaktuan yang dipergunakan dalam pembuatan pembaca kodemorse agar dapat menjadi sebuah huruf atau angka atau menjadi sederetan kata [7].

2.2. Webcam

Webcam adalah sebuah kamera video digital kecil yang dihubungkan ke komputer melalui port USB. Sebuah webcam yang sederhana terdiri dari sebuah lensa standar, dipasang di sebuah papan sirkuit untuk menangkap sinyal gambar; casing cover, termasuk casing depan dan casing samping untuk menutupi lensa standar dan memiliki sebuah lubang lensa di casing depan yang berguna untuk memasukkan gambar, video, kabel support, yang dibuat dari bahan yang fleksibel. Salah satu ujungnya dihubungkan dengan papan sirkuit dan ujung lainnya memiliki connector, kabel ini dikontrol untuk menyesuaikan ketinggian, arah dan sudut pandang webcam. Sebuah webcam biasanya dilengkapi dengan software, software ini mengambil gambar dari kamera digital secara terus menerus atau pun dalam interval waktu tertentu dan menyiarkannya melalui koneksi internet [8]. Contoh gambar webcam dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Webcam Logitech c170

2.3. Citra

2.3.1. Definisi Citra Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinus menjadi gambar diskrit melalui proses sampling. Gambar analog dibagi menjadi N baris dan M kolom sehingga menjadi gambar diskrit. Persilangan antara baris dan kolom tertentu disebut juga dengan piksel. Contohnya adalah gambartitik diskrit pada baris n dan kolom m disebut dengan piksel [n,m] [9]. Definisi lain dari citra menurut kamus Webster adalah “suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek ata u benda”. Secara harafiah, citra image adalah gambar pada bidang dwimatra dua dimensi. Sedangkan ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus continue dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera pemindai scanner, dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut citra tersebut terekam [10]. 2.3.2. Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusiamesin komputer. Inputannya adalah citra dan keluarannya juga citra tapi dengan kualitas lebih baik dari pada citra masukan. Misal citra warnanya kurang tajam, kabur blurr, mengandung noise misal bintik-bintik putih, dll sehingga perlu ada pemrosesan untuk memperbaiki citra karena citra tersebut menjadi sulit diinterpretasikan karena informasi yang disampaikan menjadi berkurang. Teknik-teknik pengolahan citra mentrasformasikan citra menjadi citra lain. Jadi, masukkannya adalah suatu citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik dari pada citra masukkan [10]. 2.3.3. Citra Digital Citra image merupakan fungsi continue dari intensitas cahaya bidang dua dimensi. Secara matematis fungsi intensitas cahaya pada bidang dua dimensi dinotasikan sebagai fx,y, dimana x,y merupakan koordinat pada bidang dua dimensi dan fx,y merupakan intensitas cahaya pada bidang dua dimensi [11]. Sedangkan menurut Darma [12] citra digital adalah citra kontinu yang diubah dalam bentuk diskrit, baik koordinat ruang maupun itensitas cahayanya. Pengolahan digitalisasi terdiri dari dua proses, yaitu pencuplikan sampling posisi, dan kuantisasi intensitas. Citra digital dapat dinyatakan dalam matriks dua dimensi fx,y dimana ‘x’ dan ‘y’ merupakan koordinat piksel dalam matriks dan ‘f’ merupakan derajat intensitas piksel tersebut. Citra digital berbentuk matriks dengan ukuran M × N akan tersusun sebagai berikut: � , = [ � , � , � . … � , − � , � , � , … � , − � , � , � , … � , − . . . . . : ∶ ∶ ∶ ∶ � − , � − , � − , … � − , − ] 2.1 Suatu citra fx,y dalam fungsi matematis dapat dituliskan sebagai berikut: 0≤x≤M-1 0≤y≤N-1 0≤fx,y≤G-1 Dimana : M= banyaknya baris pada array citra N= banyaknya kolom pada array citra G= banyaknya skala keabuan graylevel Interval 0,G disebut skala keabuan grayscale. Besar G tergantung pada proses digitalisasinya. Biasanya keabuan 0 nol menyatakan intensitas hitam dan G menyatakan intensitas putih untuk citra 8 bit, nilai G sama dengan 8 = warna derajat keabuan [12]. a. RGB Suatu citra biasanya mengacu ke citra RGB. Sebenarnya bagaimana citra disimpan dan dimanipulasi dalam komputer diturunkan dari teknologi televisi, yang pertama kali mengaplikasikannya untuk tampilan grafis komputer. Jika dilihat dengan kaca pembesar, tampilan monitor komputer akan terdiri dari sejumlah triplet titik warna merah RED, hijau GREEN dan biru BLUE. Tergantung pada pabrik monitornya untuk menentukan apakah titik tersebut merupakan titik bulat atau kotak kecil, tetapi akan selalu terdiri dari 3 triplet red, green dan blue. Citra dalam komputer tidak lebih dari sekumpulan sejumlah triplet dimana setiap triplet terdiri atas variasi tingkat keterangan brightness dari elemen red, green dan blue. Representasinya dalam citra, triplet akan terdiri dari 3 angka yang mengatur intensitas dari Red R, Green G dan Blue B dari suatu triplet. Setiap triplet akan merepresentasikan 1 pixel picture element dari suatu triplet. Setiap triplet dengan nilai 67, 228 dan 180 berarti akan mengeset nilai R ke nilai 67, G ke nilai 228 dan B ke nilai 180. Angka- angka RGB ini yang seringkali disebut dengan color values. Pada format bmp, citra pixel pada citra direpresentasikan dengan 24 bit, 8 bit untuk R, 8 bit untuk G dan 8 bit untuk B [13]. Pengaturan citra RGB dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Pengaturan Citra RGB [13] b. Citra Grayscale Citra dikatakan sebagai citra grayscale apabila sebuah citra tidak memiliki warna RGB atau dapat dikatakan sebuah citra yang memiliki mulai dari putih yang memiliki intensitas paling besar sampai hitam yang memiliki intensitas paling rendah seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.3. Citra Grayscale terdiri dari x dan y dalam spesial koordinat dan memiliki nilai intensitasnya masing-masing. Pada citra grayscale setiap gambar memiliki intensitas antara 0 hitam hingga 255 putih dalam citra bitnya [14]. Gambar 2.3.Intensitas Grayscale [14] Gambar 2.4.Citra grayscale yang diubah menjadi nilai matriks [15] Dengan algoritma perhitungan tingkat keabuan, piksel dari suatu citra yang mengandung warna-warna RGB red, green dan blue kemudian dibagi tiga sehingga didaptkan nilai rata-rata dari ketiga warna [14]. � = �+�+� 3 2.2 c. Citra Biner Binary Images Dalam sebuah citra biner, setiap pixel hanya mempunyai dua kemungkinan nilai, seperti on dan off . Sebuah citra biner disimpan dalam matriks dengan nilai 0 off dan 1 on. Sebuah citra biner dapat dianggap sebagai tipe khusus dari citra intensitas yang hanya berisi hitam dan putih. Selain itu, kita juga dapat menyatakan sebagai citra ber-indeks dengan hanya dua warna. Sebuah citra biner dapat disimpen dengan tipe double atau unit8 kakas pengolahan citra pada matlab tidak mendukug citra biner bertipe unit 16. Sebuah array bertipe unit8 menggunakan lebih sedikit memori [16]. Di bawah ini adalah Gambar 2.5. Contoh citra biner. Gambar 2.5.Contoh Gambar Citra Biner [16] 12

BAB III PERANCANGAN PEMBANGKIT DAN PENGENAL