KonsepPenilaiandalamPembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri Kelas X Penilaian Pengetahuan

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 27 2. objekif, berari penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, idak dipengaruhi subjekivitas penilai. 3. adil, berari penilaian idak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat isiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. terpadu, berari penilaian merupakan salah satu komponen yang idak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5. terbuka, berari prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepeningan. 6. menyeluruh dan berkesinambungan, berari penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. sistemais, berari penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan mengikui langkah-langkah baku. 8. beracuan kriteria, berari penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. dan 9. akuntabel, berari penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

E. KonsepPenilaiandalamPembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri Kelas X

Penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri Kelas Xadalah, penilaian yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan oleh pendidik dan satuan pendidikan, untuk mengukur ingkat penguasaan dan pencapaian Kompetensi Dasar yang mencakup aspek Al-Qur’an, Aqidah, Akhlaq, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam, pada Kompetensi Ini KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. Hasil penilaian seorang peserta didik, baik formaif maupun sumaif, idak dibandingkan dengan hasil peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar minimal yang disebut juga dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan pendidik idak hanya penilaian atas pembelajaran assessment of learning, yaitu, penilaian yangdilakukan untuk mengukur capaian peserta didik terhadap kompetensi yang telahditetapkan. melainkan juga penilaian untuk pembelajaran assessment for learning, yaitu penilaian yang memungkinkan pendidik menggunakaninformasi kondisi peserta didik untuk memperbaiki pembelajaran, danpenilaian sebagai pembelajaran assessment as learning yaitu, penilaian yang memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuanbelajarnya untuk menentukan target belajar. 28 Kelas X SMAMASMKMAK

F. Karakterisik Penilaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri Kelas X.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan sehingga menjadi sebuah informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu penilaian ini sangat menekankan pada pencapaian seluruh aspek; aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian harus berdasarkan pada: a. Penilaian authenic, yangdiarahkan pada seluruh pencapaian Kompetensi Dasar pada Kompetensi Ini KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. b. Sisim penilaian disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Jika pembelajaran dengan prakik maka evaluasi harus prakik c. Adanya acuan kreteria yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, d. Hasil penilaian harus dianalisis untuk menentukan indak lanjut, apakah peserta didik itu remedial atau pengayaan.

1. Teknik dan Instrumen Penilaian. A. Penilaian Sikap

Penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakterisik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekeri peserta didik sesuai buir-buir sikap dalam Kompetensi Dasar KD pada Kompetensi Ini Sikap Spiritual KI-1 dan Kompetensi Ini Sikap Sosial KI-2. disusun secarakoheren dan linier dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari seiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada seiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri selfassessment dan penilaian antarteman peer assessment dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konirmasi hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 29 Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan melalui observasi yang dicatat dalam jurnal. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada skema berikut: Penilaian Sikap Observasi oleh guru PAI dan BP selama 1 semester Observasi oleh BK dan wali kelas selama 1 semester Dilaksanakan selama proses pembelajaran dan diluar pembelajaran Dilaksanakan di luar jam pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung Penunjang Utama Penilaian Diri dan penilaian antar teman Dilaksanakan Sekurang- kurangnya 1 kali dalam 1 semester

a. Observasi

Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya seiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baikposiif atau kurang baik negaif yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Catatan hal-hal posiif dan menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku posiif, sedangkan perilaku negaif digunakan untuk pembinaan. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan buir-buir sikap. Berdasarkan catatan tersebut pendidik membuat deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu semester. Beberapa hal yang perlu diperhaikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi: 1 Jurnal digunakan selama periode satu semester. 2 Jurnal dibuat untuk seluruh peserta didik yang mengikui mata pelajarannya. 3 Hasil observasi sikap, untuk diolah lebih lanjut ke dalam penilaian sikap. 30 Kelas X SMAMASMKMAK 4 Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal idak terbatas pada buir-buir sikap perilaku yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup buir-buir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu, jika buir-buirsikap tersebut muncul ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya. 5 Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik danatau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau idak muncul sama sekali. 6 Perilaku peserta didik yang idak menonjol sangat baik atau kurang baik idak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan norma yang diharapkan. Tabel 2.1: Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran Nama Satuan pendidikan : SMAN 87 Jakarta Tahun pelajaran : 20142015 KelasSemester : X Semester I Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri No Waktu Nama Kejadian Perilaku Buir Sikap Pos Neg Tindak Lanjut 1 058 2015 Naila Tidak mengumpulkan tugas Q.S. al- Hujurat 4910. Disiplin - Ditanya apa alasannya idak mengumpulkan tugas, agar selanjutnya selalu mengumpulkan tugas 2 258 2015 Priyan Menyajikan hasil diskusi kelompok dan menjawab sanggahan kelompok lain dengan tegas menggunakan argumentasi yang logis dan relevan. Percaya diri + Diberi apresiasi pujian dst Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 31 Jika seorang peserta didik menunjukkan perilaku yang kurang baik, pendidik harus segera menindaklanjui dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, secara bertahap peserta didik tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya sehingga menjadi lebih baik. Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas danatau guru BK. Satu jurnal digunakan untuk satu kelas jangka waktu satu semester. Tabel 2.2 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali kelas. Nama Satuan pendidikan : SMA X, Jakarta KelasSemester : XSemester I Tahun pelajaran : 20142015 No Waktu Nama KejadianPerilaku Buir Sikap PosNeg 1 0592015 Anisa Tidak mengikui sholat Jum’at yang dilaksanakan di sekolah Ketakwaan - 2 2592015 Fauzan Mengingatkan teman untuk sholat dzuhur di musholla sekolah Ketaqwaan + dst Tabel 2.3 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial yang dibuat guru BK atau wali kelas. Nama Satuan pendidikan : SMA X, Jakarta KelasSemester : X Semester I Tahun pelajaran : 2014 2015 No Waktu Nama KejadianPerilaku Buir Sikap PosNeg 1 0592015 Fauziah Tidak mau menolong seorang lanjut usia menyeberang jalan di depan sekolah. Santun - 2 2592015 Farhan Menjadi pemimpin upacara HUT RI di sekolah Percaya diri + dst 32 Kelas X SMAMASMKMAK

b. Penilaian diri

Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Selain itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konirmasi. Penilaian diri dapat memberi dampak posiif terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, antara lain: 1 Menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk menilai diri sendiri. 2 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri, karena keika melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. 3 Mendorong, membiasakan, dan melaih peserta didik untuk berbuat jujur, karena dituntut untuk jujur dan objekif dalam melakukan penilaian. 4 Membentuk sikap terhadap mata pelajaranpengetahuan. Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan idak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyatasebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik mengideniikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai dirinya secara subjekif. Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b Menentukan indikator yang akan dinilai. c Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d Merumuskan format penilaian, berupa datar cek checklist atau skala penilaian raing scale, atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta didik mengenali diri dan potensinya. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 33 Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan datar cek checklist pada waktu kegiatan kelompok. Nama : ............................................... KelasSemester : .............................................. Petunjuk: 1. Bacalah baik-baik seiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. 2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapakibu guru. NO Pernyataan YA TIDAK Selama kegiatan kelompok, saya: 1. Mengusulkan ide kepada kelompok 2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri 3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan. 4. Menertawakan pendapat teman. 5. Akif mengajukan pertanyaan dengan sopan 6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun idak sesuai dengan pendapat saya Penilain diri idak hanya digunakan untuk menilai sikap tetapi juga dapat digunakan untuk menilai sikap terhadap pengetahuan dan keterampilan serta kesulitan belajar peserta didik.

c. Penilaian antarteman

Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: a. objekiitas peserta didik, b. empai, c. mengapresiasi keragamanperbedaan, dan d. releksi diri. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman. Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai berikut. 1 Sesuai dengan indikator yang akan diukur. 2 Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik. 3 Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan idak berpotensi munculnya penafsiran makna gandaberbeda. 4 Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik. 5 Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik. 6 Indikator menunjukkan sikapperilaku peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur. 34 Kelas X SMAMASMKMAK Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan kelompok, misalnya seiap peserta didik diminta mengamaimenilai dua orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut. A B E D C Gambar 2.2 Diagram penilaian antarteman Diagram pada Gambar 2.2 di atas menggambarkan akivitas saling menilai sikapperilaku antarteman. • Peserta didik A mengamai dan menilai B dan E. A juga dinilai oleh B dan E • Peserta didik B mengamai dan menilai A dan C. B juga dinilai oleh A dan C • Peserta didik C mengamai dan menilai B dan D. C juga dinilai oleh B dan D • Peserta didik D mengamai dan menilai C dan E. D juga dinilai oleh C dan E • Peserta didik E mengamai dan menilai D dan A. E juga dinilai oleh D danA Contoh instrumen penilaian lembar pengamatan antarteman peer assessment menggunakan datar cek checklist pada waktu kerja kelompok. Petunjuk: 1. Amai perilaku 2 orang temanmu selama mengikui kegiatan kelompok. 2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek  jika temanmu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amai atau tanda strip - jika temanmu idak menunjukkan perilaku tersebut. 3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapakibu pendidik. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 35 Nama Teman : 1. …………………. 2. ………………. Nama Penilai : …………………………………. KelasSemester : …………………………………. No. Pernyataan Indikator Pengamatan 1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan 2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pemba- gian tugas dalam kelompok 3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyele- saikan masalah. 4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya 5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok 6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain 7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh 8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun idak sesuai dengan pendapatnya Pernyataan-pernyataan untuk indikator yang diamai pada format di atas merupakan contoh. Pernyataan tersebut bersifat posiif nomor 1, 2, 3, 6, 8 dan bersifat negaif nomor 4, 5, dan 7. Pendidik dapat berkreasi membuat sendiri pernyataan atau pertanyaan dengan memperhaikan kriteria instrumen penilaian antarteman. Lembar penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi dikumpulkan kepada pendidik, selanjutnya dipilah dan direkapitulasi sebagai bahan indak lanjut. Pendidik dapat menganalisis jurnal atau datainformasi hasil observasi penilaian sikap dengan datainformasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman sebagai bahan pembinaan. Hasil analisis dinyatakan dalam deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial yang perlusegera diindaklanjui. Peserta didik yang menunjukkan banyak perilaku posiif diberiapresiasipujian dan peserta didik yang menunjukkan banyak perilaku negaif diberimoivasi pembinaan sehingga peserta didik tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik posiif. 36 Kelas X SMAMASMKMAK

B. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakogniif, serta kecakapan berpikir ingkat rendah sampai inggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakterisik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP denganmengacu pada silabus. Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapaike tuntasan belajar, juga untuk mengideniikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran diagnosic. Oleh karena itu, pemberian umpan balik feedback kepada peserta didik oleh pendidik merupakan hal yang sangat pening, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan pendidikan dengan memperimbangkan batas standar minimal nilai Ujian Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan memperimbangkan potensi dan karakterisik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar. Teknik Penilaian Pengetahuan Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakterisikmasing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Namun idak menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai, misalnya portofolio dan observasi. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 37 Penilaian Pengetahuan Tes Tertulis Tes Tertulis Penugasan Teknik lain, misalnya: portopolio, observasi Benar-salah, Pilihan Ganda, Tes Tertulis, Menjodohkan, Isian Melengkapi, Uraian Kuis dan Tanya Jawab Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok Di Satuan Pendidikan dan atau di luar sekolah Gambar 2.3 Skema penilaian pengetahuan Berikut penjelasan Gambar 2.3 a. Tes Tertulis Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikui langkah-langkah sebagai berikut. 1 Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnosik, formaif, atau sumaif. 2 Menyusun kisi-kisi, yaitu spesiikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, melipui KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsisoal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat. 3 Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal. 4 Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objekif. Sedangkan untuk soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternaif jawaban dan rubrik dengan rentang skor. 5 Melakukan analisis kualitaif telaah soal sebelum soal diujikan. 38 Kelas X SMAMASMKMAK Kaidah penulisan buir soal melipui substansimateri, konstruksi, dan bahasa. 1 Tes tulis bentuk pilihan ganda. Buir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal stem dan pilihan jawaban opion. Untuk ingkat SMA biasanya digunakan 5 lima pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci key yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh distractor. Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut. a SubstansiMateri • Soal sesuai dengan indikator menuntut tes bentuk PG. • Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi UKRK: urgensi, keberlanjutan, relevansi, dan keterpakaian. • Pilihan jawaban homogen dan logis. • Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat. b Konstruksi • Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. • Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. • Pokok soal idak memberi petunjuk kunci jawaban. • Pokok soal idak menggunakan pernyataan negaif ganda. • Gambargraiktabeldiagram dan sebagainya jelas dan berfungsi. • Panjang rumusan pilihan jawaban relaif sama. • Pilihan jawaban idak menggunakan pernyataan ”semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”. • Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian. • Buir soal idak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. c Bahasa • Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. • Menggunakan bahasa yang komunikaif. • Pilihan jawaban idak mengulang katakelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengerian. • Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempattabu. 2 Tes tulis bentuk uraian Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut. a Substansimateri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 39 • Soal sesuai dengan indikator menuntut tes bentuk uraian • Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai • Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi UKRK • Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis satuan pendidikan, dan ingkat kelas b Konstruksi • Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal • Rumusan kalimat soalpertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai • Gambargraiktabeldiagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi • Ada pedoman penskoran c Bahasa • Rumusan kalimat soalpertanyaan komunikaif • Buir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku • Tidak mengandung kata-katakalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengerian. • Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan. • Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempattabu.

b. Tes lisan

Tes lisan merupakan pemberian soalpertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal keika pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat. Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut. 1 Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai assessment of learning dan dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnosik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran assessment for learning. 2 Pertanyaan harus sesuai dengan ingkat kompetensi dan lingkup materi pada kompetensi dasar yang dinilai. 3 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi jawaban sendiri. 4 Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.

c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur danatau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan assessment of learning dapat dilakukan setelah proses 40 Kelas X SMAMASMKMAK pembelajaran sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan assessment for learning diberikan sebelum danatau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah danatau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakterisik tugas. Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produkif lainnya. Rambu-rambu penugasan. 1 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. 2 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. 3 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. 4 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. 5 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. 6 Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas seiap anggota kelompok. 7 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. 8 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. d. Observasi Observasi selama proses pembelajaran selain dilakukan untuk penilaian sikap, juga dapat dilakukan untuk penilaian pengetahuan, misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan kelompok. Teknik ini merupakan cerminan dari penilaian autenik. Contoh format observasi terhadap diskusi kelompok. Nama Pernyataan Indikator Penggunaan al- Qur’ān dan Hadis Gagasan Kebenaran konsep Ketepatan I silah Y T Y T Y T Y T Ahmad     Nabila     Musthofa     Keterangan: Diisi tanda cek  : Y = yabenartepat. T = idak tepat Hasil observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahankekuatan penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses pembelajaran khususnya pada indikator yang belum muncul. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 41

C. Penilaian Keterampilan