2.13 Perubahan patologi anatomi Klebsiella pneumoniae
Bakteri Klebsiella pneumonia ini menginfeksi saluran pernapasan terutama paru-paru serta dapat mengakibatkan pneumonia Janda dan Abbott, 2006.
Retnowati dan Nugroho 2015, menjelaskan bahwa gangguan pada paru-paru
salah satunya dapat disebabkan oleh infeksi penyakit dan akan menimbulkan manifestasi peradangan pada tiap lobusnya. Peradangan yang terjadi pada paru-
paru sering disebut dengan pneumonia. Manifestasi pneumonia pada sapi dapat
diakibatkan oleh virus, bakteri atau kombinasi keduanya, parasit metazoa dan agen-agen fisikkimia lainnya. Beberapa penyakit bakteri diketahui dapat
mengakibatkan perubahan patologi pada paru-paru sapi misalnya seperti penyakit ngorok sapi atau sering dikenal juga dengan Septicemia epizootica SE,
Tuberkulosis dan Klebsiellosis. Serta bisa juga akibat dari bakteri saluran pencernaan seperti golongan bakteri Enterobacteriaceae sp.
Terdapat beberapa bentuk pneumonia yang pernah dilakukan penelitian oleh Retnowati dan Nugroho 2015, yaitu : atelektasis, pneumoni intersisial,
pneumoni aspirasi, edema pada lobarpneumoni dan lobarpneumoni disertai adanya pus nanah.
2.14 Metode diagnostik untuk memeriksa adanya Klebsiella pneumoniae
Diagnosis infeksi Klebsiella dibuat atas dasar pemeriksaan klinis, isolasi dan identifikasi organisme. Identifikasi laboratorium biasanya dilakukan pada
kultur jaringan, pewarnaan gram dan serangkaian tes biokimia. Isolasi bakteri
membutuhkan waktu sampai 24 jam dan tes biokimia membutuhkan waktu sampai 48 jam Mansour et al., 2014.
Isolasi Klebsiella pneumoniae dapat dilakukan dengan mengkultur sampel pada beberapa media agar yaitu : SCAI agar koloni Kuning berbentuk kubah dan
berlendir, EMB agar koloni gelap tidak metalik dan Berlendir, BCP agar koloni kuning berlendir dan MacConkey Sharma et al., 2014. Media agar
MacConkey dengan koloni yang ditanam terlihat koloni berwarna merah muda dengan latar belakang agak kekuningan. Koloni yang terlihat kurang lebih
berbentuk kubah, berukuran 3-4 milimeter dengan aspek berlendir dan kadang- kadang lengket Brisse et al., 2006.
Pewarnaan gram menggunakan pewarnaan diferensial karena membedakan bakteri dalam dua kelompok Gram positif dan Gram negatif. Hans Christian
Gram memperkenalkan teknik ini pada tahun 1884. Pewarnaan gram sangat berguna untuk identifikasi mikroorganisme sebagai pembeda bakteri karena
adanya perbedaan zat kimia dan fisik pada dinding sel mereka. Kristal violet- iodine kompleks CVI terbentuk karena violet kristal dan yodium menembus sel
bakteri tidak larut pada penggunaan alkohol karena lapisan peptidoglikan yang tebal pada bakteri Gram-positif. Alkohol melarutkan lapisan lipopolisakarida luar.
Akibatnya, kompleks CVI larut melalui lapisan tipis peptidoglikan pada bakteri gram negatif. Pewarnaan Gram bakteri Klebsiella pneumonia menghasilkan sel
merah muda hal ini dikarenakan bakteri gram negatif mengandung lapisan lipopolisakarida sebagai bagian dari dinding sel mereka. Dalam proses pewarnaan,
langkah decolorizing mengganggu lapisan lipopolisakarida luar, dan CVI dicuci
melalui lapisan tipis peptidoglikan. Akibatnya, sel-sel muncul berwarna sampai pewarnaan counter dengan safranin, setelah itu bakteri muncul berwarna merah
muda Tiwari et al., 2009. Menurut Cowan 1974 dan Sharma et al., 2014, untuk mengidentifikasi
isolat yang dikultur maka dilakukan uji biokimia dan gula-gula disajikan seperti Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Klebsiella pneumonia dengan tes biokimia dan gula-gula
Uji Biokimia dan Gula-gula Hasil Pada Genus Klebsiella
Pneumonia Motilitas
- Sitrat
+ Gas dari Glukosa
+ Laktosa
+ Sukrosa
+ Methyl Red
+ Voges Proskauer
- Indol
- Urea
+ Triple Sugar Iron Agar
AcidAcid ; H
2
S - ; Gas + Oksidase
- Katalase
+
2.15 Faktor penyebaran Mycobacterium bovis dan Klebsiella pneumoniae